10

5.3K 173 2
                                    

malming up ah

sayang banyak-banyakk

»»--⍟--««

Menggunakan baju tidur yang terbalut kardigan, Kayla nekat pergi ke rumah sakit tengah malam. Pagi-pagi buta ia membangunkan pak supir untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit tempat Azka di rawat. Andrean dan Diana katanya mau menyusul nanti subuh.

Sesampainya disana, Kayla berjalan sendirian menyusuri lorong rumah sakit yang terbilang cukup sepi dan lampu-lampu redup.

Jujur takut, tapi rasa cemasnya kepada Azka mengalahkan rasa takut kali ini.

"Kak," seseorang memanggil.

Kayla berhenti. Belum membalikkan badan ia berpikir, ga ada siapa-siapa loh. Apa hanya halusinasi? Oke sekarang ia takut. Dengan gerakan lambat Kayla membalikkan badan, meremat kuat ponsel yang sedari tadi ia genggam.

"Kakak jam segini ngapain?" bocah perempuan berusia 9 tahun menghampiri Kayla. Gadis itu terus mundur seirama dengan langkah kaki bocah itu yang semakin maju.

"Gak usah takut kak, aku bukan hantu," ia terkekeh geli dan berhenti. Tau Kayla malah semakin menjauh.

"Itu Mama aku, disana sedang ngambil obat buat aku." Bocah perempuan berambut pirang itu menunjuk ruang farmasi yang tak jauh dari mereka berdiri.

Kayla menyengrit heran. Sejak kapan disitu ada yang menunggu? Perasaan tadi lewat nggak ada orang sama sekali. Apa terlalu cemas dengan Azka?

"Kakak mau kemana?" ulang bocah itu mengetahui Kayla hanya terdiam melamun.

"Oh anu dek, temen kakak ada yang sakit," Kayla lebih mendekat bocah tadi. Berniat menyentuhnya takut kalo itu hantu.

Dengan tangan bergetar, Kayla menyentuh pundak bocah tadi. Betapa terkejutnya saat tangan sudah menyentuh, bocah tadi seperti transparan tidak beraga.

Kaget. Kayla buru-buru menyimpan kembali kedua tangan di saku kardigan. "Nama aku Shila." Bocah itu tertawa menutup mulutnya kemudian memperkenalkan diri.

"Shi-sila?"

Shila mengangguk antusias. "Dan ini temen aku namanya Sisil," Shila memandang samping kirinya.

Dan Kayla baru sadar, Shila nampak menggenggam sesuatu melihat tangan bocah itu seperti berpautan dengan tangan orang lain. Tapi tidak ada, hanya bocah itu sendirian. Tangan kanan menggendong boneka bayi.

"Mana?"

"Ini lho kak, masa kakak gak tau sih!" Shila mencebikkan bibir lucu. Tetap memandangi sisi kirinya.

Kayla menelan ludah susah payah. Ada yang tak beres nih, pikirnya.

"Kakak pergi dulu ya?" pamit Kayla dibalas gelengan oleh Shila.

"Nggak! Nggak boleh! Sisil mau peluk Kakak dulu katanya." Shila nampak merajuk menggembung kedua pipinya.

"Ya Tuhan ada apa iniiii" batin Kayla menjerit.

Kayla jongkok menghadap langsung Shila. Shila ini cantik tapi bibirnya memucat. "Kamu sakit apa dek?"

"Udah nggak sakit," Shila menggeleng. "Kita peluk berdua ya kak," Shila melingkar kedua tangan di pundak kanan Kayla.

Benar. Tidak berasa ada raga disini. Bulu kuduk Kayla mulai meremang. "Kakak aku udah nggak sakit. Shila kan kuat."

Kayla tersenyum menanggapi tak urung dia sudah merinding sejak tadi.

AZKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang