29

1.6K 47 8
                                    

Suka banget dapet notif dari kalian💗 thank you buat support nya yaaa

»»--⍟--««


Suasana ramai memenuhi rumah sakit, tengah malam begini tiba tiba saja seorang gadis dilarikan ke UGD, Azka mendorong dengan berlari brangkas yang ditiduri Yelsa. Wajahnya semakin pucat dan sudah tak sadarkan diri. Azka sendiri kepalang panik.

Oh shit!

Setelah Yelsa memasuki ruangan IGD, Azka menonjok dinding rumah sakit, menjambak rambutnya, dia bingung harus berbuat bagaimana sekarang ini.

Ia mengambil benda pipih yang berada di saku celananya, nomor yang pertama ia hubungi ada nomor Kayla, berharap gadis itu mengangkat nya dan mengatakan dirinya baik baik saja. Tapi nyatanya tidak, bahkan telpon saja tidak tersambung. Sekali lagi ia mencoba.

Hasilnya tetap sama.

Kemudian ia memencet nomor Rayhan, semoga saja tengah malam begini pria itu masih bisa dihubungi dan dapat dimintai pertolongan.

"Ya halo?"

Panggilan tersambung. Syukur.

"Lo ke rumah sakit Mitra Keluarga sekarang!" suruh Azka.

"Ngapain? Malem-malem gini? lo kecelakaan?"

"Gausa banyak bacot, lo kesini aja sekarang."

"Tinggal jawab apa maksut dan tujuannya aja susah banget lo Az."

"Gue butuh bantuan lo, cepet."

"Yaudah deh iya, gue kesana setengah jam lagi."

"Ray.." suara Azka nampak memberat marah.

"Ck! IYA IYA."

"Thanks" Azka langsung memutuskan sambungan telponnya, berlari ke luar koridor menuju tempat parkir. Hujan sudah reda,  hawa dingin menusuk kulit. Bagaimana jika Kayla kedinginan?

Azka langsung saja membanting kemudi meninggal area rumah sakit, mengendarai dengan kecepatan penuh, ia tidak peduli jika nanti dirinya kena tilang, dan untung saja jalanan sudah tidak ramai. Hanya ada beberapa saja yang berlalu lalang.

Kembali ke tempat tadi, halte yang tidak begitu jauh dari sekolah. Azka segera turun dari mobil, mencari cari keberadaan Kayla namun gadis itu sudah tidak ada, kemana perginya? tanpa membuang waktu Azka kembali menginjak pedal gas mobilnya menuju ke rumah orang tua Kayla. Semoga saja gadis itu baik-baik saja.

Jam menunjukkan pukul 23.00.  Kegelisahan di hati Azka semakin menjadi-jadi. Kenapa ini tidak segera sampai di rumah Kayla?

10 menit perjalanan, Azka segera berlari ke teras rumah putih itu, memencet bel dan mengetuk pintu dengan tidak sabaran.

"Iya bentar." terdengar suara Diana dari dalam. "Azka! Ya Allah nak, kamu kenapa keliatan panik gitu?"

"Mah, Kayla ada kan?" tanya Azka celingak celinguk di depan pintu.

"Iya, dia baru aja pulang, lagi mandi itu." Diana mempersilahkan Azka masuk. "Kalian ada masalah?" tanya Diana.  Sambil membawa secangkir teh yang uapnya masi mengepul. Sedangkan, Andrean tengah sibuk membaca dokumen yang bersampul stopmap berwarna coklat.

Dengan berat hati, Azka mengangguk mengiyakan.

"Kenapa?" mimik wajah Diana mulai khawatir.

"Gini Ma..." Azka menarik nafas panjang sebelum dirinya memulai bercerita. "Jadi ada kesalahan pahaman besar antara aku dan Kayla." lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang