Cekrek!

Suara jepretan kamera terdengar saat Lucy sudah bergaya. Hari ini Lucy harus mengerjakan semua job yang tertunda kemarin-kemarin. Persetan soal cinta, ia tidak ingin membuat karirnya hancur hanya karena pria. Always be a woman a man needs, bukan menjadi wanita yang membutuhkan pria, kan?
"Siapa yang bertugas mendandani Lucy?" tanya si fotografer.
"Saya!" jawab salah satu make-up artis.
Si fotografer menghela nafas. "Bisakah kau memudarkan kantung matanya? Lucy tidak terlihat baik hari ini," ucapnya.
Lucy menunduk, "maaf Max, tapi aku memang kurang tidur semalam,"
Max si fotografer mengangguk paham, "pemotretan sampai di sini, terima kasih pada semua staff dan kru, kalian sudah bekerja keras hari ini, pemotretan akan di lanjutkan jam 3 nanti. Untuk Lucy tolong istirahat. Sekarang baru jam 10 pagi jadi kau bisa tidur sampai sore nanti." tutupnya yang di beri tepuk tangan oleh para staff dan kru. Mereka juga lelah.
Lucy menghela nafas, merasa kecewa karena galaunya akan menghalangi pekerjaan modelingnya yang amat penting. "Nenek yampil!" teriak suara cempreng itu.
Kini Lucy menjadi pusat perhatian karena ada anak kecil tiba-tiba memaksa masuk dan mengaku kalau Lucy adalah ibunya. "Byulbi?" guman Lucy terkejut.
Pluk!
"HUAAA PAP-a .. ?" Byulbi mengentikan tangisnya saat melihat siapa yang ia tabrak. Pria itu sangat tinggi, Byulbi akui dia lebih sedikit tampan dari ayahnya.
"Cari siapa hm?" tanya Felix seraya mengelus punggung Byulbi.
"Nenek naga,"
Felix tertawa kencang hingga membuat Byulbi ikut tertawa padahal dia tidak tau apa yang di tertawakan, "di sini tidak ada nenek naga, yang ada bidadari. Dia di sana," tunjuk Felix pada Lucy.
Byulbi membulatkan matanya bingung. "Nah itu dia nenek naga!" teriak Byulbi. "kamsahamnida ahjussi." Byulbi membungkuk 90° lalu berlari menuju Lucy.
Sementara di sisi lain, Hyunjin berlari mencari Byulbi. Liran membawa Byulbi jalan-jalan dan kebetulan mendapat panggilan darurat orang Wakey Agency. Untung saja Liran bisa cepat menghubungi Hyunjin meminta Hyunjin untuk menjaga Byulbi, jadi Liran dan yang lain bisa cepat membawa pasien ke rumah sakit.
Mirisnya saat Hyunjin sampai Byulbi tidak menampakkan batang hidungnya. Tanpa pikir panjang, Hyunjin langsung masuk ke ruang pemotretan Lucy. Baru saja sampai depan pintu, dirinya di hadapkan dengan Felix yang tengah menggendong sosok kecil yang tertidur.
"Bebe?" mata pria itu menelusuri seluruh ruangan, mencari sesuatu.
Sedetik kemudian ia tersadar dan ingin merebut Byulbi dari gendongan Felix, tapi Byulbi pasti akan terkejut dan menangis, pikirnya. Jadi Hyunjin mengurungkan niatnya.
"Kau!" desis Hyunjin.
Felix mengkode Hyunjin untuk diam dengan menaruh jari telunjuk di depan bibirnya dengan wajah songong. "Stttt, putri tertidur di pangkuan raja. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa ada putri di sini?"
Felix tersenyum miring. "Ternyata pengawal jelek ini tak becus, makan gaji buta,"
Hyunjin mengeraskan rahangnya saat Felix terkikik. "Nanti Byulbi bangun!" kesalnya.
"Tidak akan, Byulbi tidak sepertimu yang rewel-"
"HUAA PAPA UJIN!" yang benar saja, Byulbi menangis kencang. Terkejut karena ia tiba-tiba berada di gendongan orang asing. Refleks Hyunjin mengambil alih Byulbi dari Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is Mine
FanfictionSelama 5 tahun Hyunjin mengalami masa sulit. Tidak hanya berkerja sebagai dokter, Hyunjin juga harus berperan sebagai ayah dan ibu untuk membesarkan putri kecil kesayangannya. Ia tidak punya waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak pen...