Chapter 21

692 118 11
                                    

BRAK!

Lucy menendang pintu kantor Hyunjin setelah menitipkan anak-anak pada perawat. "Hyun .. jin .. " Lucy ternganga saat melihat adegan di depannya kali ini. Hyunjin membelakanginya namun ia tau siapa yang berada di hadapan Hyunjin. 

Hyunjin mencium Liran?

Dengan tergopoh-gopoh Hyunjin bangun dari posisi setengah berdirinya hingga menampakkan sudut bibir Liran yang sedikit robek.

"Cih, kasar sekali sampai seperti itu," kesal Lucy.

Hyunjin ingin menjelaskan, namun tangannya di tahan oleh Liran hingga duda itu harus kembali memfokuskan luka yang ada di sudut bibir Liran.

"Ternyata wanita ini yang membuatmu berpaling dari anak-anakmu," ucap Lucy dengan nada meremehkan

Hyunjin menyerit, "anak-anakku?"

Lucy menggeleng cepat. "Tidak. Bukan. Playboy sok muda seperti mu memang selalu seperti ini, sama saja," ia tersenyum miring.

"Cepat katakan apa maumu, aku tengah membersihkan luka Liran," ucap Hyunjin seadanya.

Sedetik kemudian Hyunjin dan Liran di buat terkejut karena Lucy meneteskan air mata. Lucy yang tidak sadar matanya meneteskan air mata itu hanya memasang wajah marah dan kecewa.

"Anak-anakmu menunggu papanya menjemput di depan TK, semua di jemput papa. Kenapa kau malah bermesraan dengan dia! Kalau kau tidak mau mengurus Byulbi, serahkan Byulbi padaku!" kesal Lucy lalu membanting pintu kantor Hyunjin.

Hyunjin terkejut hendak mengejar Lucy, namun sekali lagi tangannya di tahan Liran. "Hyunjin, biarkan saja Lucy, mungkin dia salah paham. Bisakah kau membersihkan lukaku dulu?"

Hyunjin mengangguk. "Maaf karena aku tidak sengaja menggores bibirmu dengan garpu di kantin,"

Liran tersenyum kecil, "tidak apa-apa. Setidaknya kau sudah mau bertanggung jawab. Oh ya, jangan lupa jelaskan pada Lucy, aku tidak mau dia melabrak aku lagi,"

Hyunjin menatap Liran. "Kau yakin dia melabrakmu? Dengan alasan apa?"

Liran tersenyum manis, "aku tidak mau kau membenci Lucy, cukup kami yang tau."

Hyunjin hanya diam dan melanjutkan membersihkan peralatan yang telah ia gunakan.

Sementara di sisi lain, Lucy keluar rumah sakit dengan gopoh hingga menabrak dada bidang seseorang. Wangi yang familiar, batin Lucy.

 Wangi yang familiar, batin Lucy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Felix?"

Felix tersenyum, "kau menangis?" tanyanya dengan suara lembut seraya menghapus air mata Lucy.

Lucy menepisnya kasar. "Diam. Ini tidak ada urusannya denganmu," kesalnya.

Hyunjin yang sudah ada tepat di meja resepsionis menghentikan langkahnya. Ia tersadar, "ah apa yang aku lakukan? Lebih baik aku melihat keadaan pasien," gumam Hyunjin setelah melihat Lucy dan Felix yang berada di halaman rumah sakit. Hyunjin juga berpikir kalau Lucy tidak akan pernah galau karena masalah sepele, kan?

Tiba-tiba suara cempreng menyahut dari belakang. "PAPAAA!"

Keduanya menubruk Hyunjin hingga Hyunjin hampir kehilangan keseimbangan. "Byulbi? Leeo? Kenapa kalian-"

"Kami rindu papa, kami mau papa yang jemput seperti biasa," rengek Byulbi. Hyunjin menyerit, kenapa harus kami?

Bukan berarti Leeo keponakan Lucy juga menjadi anak Hyunjin bukan?

Tapi melihat wajah Leeo yang kecewa membuat Hyunjin merasa tidak enak. "Papa jahat, mommy nangis pasti gara-gara papa .. " ucapnya lirih. "Mommy suka nangis pas Leeo pura-pura tidur, kasihan," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Bohong," Lucy menyela. "Kau bilang ingin menjaga Leeo kan? Aku sibuk dan harus terpaksa membatalkan jadwalku,"

Hyunjin menghela nafas kasar. "Jadi kau marah karena jadwalmu di batalkan demi anak-anak?"

Felix memutar bola matanya malas. "Kalian bukan pasutri, tinggal masing-masing jemput selesai kan?"

"TIDAK!" kompak keduanya. Hyunjin dengan suara tegas, Lucy dengan suara toa.

Hyunjin memijat pangkal hidungnya resah. "Tolong kalian pulang dulu, ini rumah sakit dan kita tidak bisa membuat keributan,"

Lucy menggendong Leeo cepat lalu pergi keluar rumah sakit di ikuti Felix. Pas sekali Ayen datang tanpa harus di suruh.

"Halo pak bos-"

"Kau antar Byulbi pulang," ucap Hyunjin tanpa beban seraya menepuk pundak Ayen.

Ayen gelagapan, "h-hey! Aku ada jadwal bertemu pasien,"

"Jangan mengada-ngada, aku hapal jadwalmu. Terima kasih tuan muda Ayen." Ucapnya lalu pergi setelah mengecup pipi Byulbi.

Ayen memasang wajah geli dan akhirnya tetap membawa Byulbi pulang.

***

Hallo semuanya! Jangan lupa vote dan komennya ya~
Maaf banget suka lama update, sibuk bentar lagi mau UAS. Yok yang UAS nya offline semangatt! Yang online jugaa!

See you guys~

See you guys~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Doctor Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang