Kangen sama TDIM nggak nih? 😄
Yuk yang kagen spam komen ><"
˙.●🍑●.˙
Lucy menyerit saat melihat Hyunjin mengambil dress yang ada di toko tanpa melihat harga. Walaupun Lucy bekerja sebagai model terkenal, ia juga kira-kira saat membeli barang. Bahkan Hyunjin tak ragu saat mengambil flat shoes dan beberapa celana pendek."Nih," Lucy menyerit saat Hyunjin menyodorkan padanya.
"Apa?"
"Ganti di ruang ganti, pakai celana pendek lalu dress. Jangan nggak pakai celana," ujar Hyunjin yang membuat Lucy malu. Jadi Hyunjin mengetahuinya?
"Bayar urusan saya." Lucy dengan cepat berjalan ke ruang ganti, sedangkan Hyunjin membayar di kasir.
"Berapa totalnya?"
"19.783.317 juta, terima kasih telah membeli." Ucap si kasir. Hyunjin mengangguk dan menunggu Lucy.
Lucy keluar dengan ragu, ia tampak lebih rendah dan manusiawi saat menggunakan flat shoes. "G-gimana?"
"Gimana apanya?"
"Bagus nggak?!"
Hyunjin menatap Lucy dari atas sampai bawah. "Kayak gembel," ejeknya lalu berjalan meninggalkan Lucy. Sebenarnya Lucy sangat cantik ia hanya terlalu malu untuk mengakui hal itu.
Lucy segera keluar dari toko mengejar Hyunjin, "baju aku mana?"
"Sudah saya buang."
Selanjutnya dari awal perjalanan Lucy terus memaki dan marah-marah. Tak lama kemudian mereka sampai di depan perkarangan mansion yang besar. Lucy agak tertegun apalagi Hyunjin dokter muda, tapi bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
"Papaaaa!!!" pekik Byulbi lalu memeluk Hyunjin erat. Hyunjin mengecup pipi Byulbi bertubi-tubi hingga si empu tertawa.
Tawanya luntur saat melihat Lucy. "Kok tante ada di sini? Jangan rebut papa!" ucapnya galak. Hyunjin tersenyum lembut lalu menggendong Byulbi.
"Byulbi, papa bilang apa? Peraturan nomor 39 harus sopan pada siapa saja," ujarnya yang membuat Byulbi memilih menenggelamkan wajahnya ke leher Hyunjin.
"Silahkan masuk nona Lee, anggap saja rumah sendiri." Ujarnya.
Lucy berusaha untuk santai agar natural. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya keluar lalu menangis.
"Y-Yeji?!" ia tiba-tiba menangis lalu nemeluk Lucy erat. "Maafkan Hyunjin!" terdengar pilu suaranya hingga membuat hati Lucy tergerak untuk memeluknya juga.
Hyunjin terkekeh, "nek. Ini Lucy, bukan Yeji."
Si nenek melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya. "Siapa kau?"
"Saya Lucy Lee, model dari Amerika. Senang bertemu dengan nenek," ucapnya anggun namun masih terdengar dingin.
Nenek Hwang langsung menarik Hyunjin lalu berbisik, "apa dia kembaran Yeji?"
"Saya tidak tau nek, dia yang di bilang calon istri saya,"
Nenek Hwang tertawa kemudian, "berarti jodohmu memang seperti itu wajahnya. Sangat cantik,"
Hyunjin mengelus dadanya, "saya hanya mengundangnya untuk di lihat nenek, agar nenek percaya."
Nenek Hwang tidak lagi mendengar Hyunjin, ia malah membawa Lucy ke meja makan untuk bersiap makan malam. Byulbi yang masih di gendongan Hyunjin memainkan bibir Hyunjin.
"Papa, kenapa ini tebal dan lebar?" tanyanya yang membuat Hyunjin terbatuk.
Ayolah, setan di dalam diri Byulbi semakin bertumbuh.
"Teman Byulbi bilang Byulbi bibirnya dower, kayak papa kan?"
Hyunjin tertawa lalu mengangguk. "Iya sayang,"
Tak lama kemudian mereka menuju meja makan, terdapat banyak menu yang di sajikan untuk menyambut Lucy malam ini.
"Lucy, silahkan duduk di sebelah Hyunjin." Ucapnya yang di turuti Lucy.
"Terima kasih nek."
Lucy terlihat bingung karena hanya 4 orang yang ada di meja makan, dimana orang tua Hyunjin?
"Papa mama kerja. Saya, nenek, dan Byulbi saja yang tinggal di sini." Ujarnya seolah-olah bisa membaca pikiran Lucy.
Nenek Hwang tersenyum. "Itu tidak masalah, kami sudah menghubunginya. Mereka senang karena akan kembali menimang cucu,"
Hyunjin tersenyum kecut. "Nek, hubungan kami sebatas dokter dan pasien. Kami tidak ada hubungan apa-apa,"
Nenek Hwang malah tertawa keras, lalu menatap pelayan yang ada di sebelahnya, "anak muda memang begitu, selalu saja mengelak padahal dalam hati suka!" ngakaknya hingga si pelayan juga ikut tertawa.
"Lucy, makan semuanya ya. Kamu harus bertenaga agar bisa berdebat dengan Hyunjin,"
"Di lihat begitu, dia diam-diam menghanyutkan sangat galak dan cerewet." Bisik nenek Hwang.
Hyunjin semakin risih, Lucy sangat meresahkan!
"Nenek, kami datang ke sini untuk meluruskan masalah," ujar Hyunjin dan menatap Lucy mantap, Lucy mengangguk mengerti.
Nenek Hwang hanya diam, "apa yang perlu di luruskan? Bukankah kalian akan menikah?" tanyanya.
"Nenek harus mendengar sendiri dari Lucy," ucap Hyunjin. Lucy mengangguk dan mulai berbicara.
"Nek, nenek salah paham selama ini. Kami berteman sejak dua minggu yang lalu, di mulai saat saya ingin ke tempat pemotretan di sekitar daerah rumah sakit Hyunjin namun kecelakaan terjadi hingga membuat saya harus di larikan ke rumah sakit,"
"Beruntung saat itu dokter yang masih berjaga adalah Hyunjin, dengan cepat ia memeriksa saya. Hingga akhirnya saya terselamatkan dan merasa berterima kasih pada dokter Hyunjin,"
Hyunjin berdehem, mengangguk setuju.
"Saya menemani Byulbi di TK saat hari ibu, namun gosip saya dan Hyunjin telah menikah selalu beredar hingga sampai di kediaman keluarga Hwang, saya benar-benar minta maaf nek,"
Nenek Hwang tersenyum lalu mengusap surai Lucy lembut. "Tidak apa-apa,"
Lucy tersenyum miring, "jadi semua ini salah paham. Saya belum menikah dengan Hyunjin. Tapi kami sudah berpacaran seminggu lalu dan merencanakan untuk menikah nanti."
Hyunjin tersedak, Lucy hanya menatap Hyunjin dengan tatapan mengejek. "Kau!" desis Hyunjin geram.
Nenek Hwang tersenyum. "Omoo! Tidak perlu malu-malu seperti itu mengatakannya Lucy, kamu sangat imut!" ucap nenek Hwang gemas.
"Nenek dan keluarga besar Hwang mendukung kalian. Rumah ini terbuka untukmu Lucy, beritahu nenek kalau ada sesuatu yang menganggumu." Ucapnya lalu tersenyum. Lucy mengangguk lalu tersenyum manis.
Hyunjin dengan wajah dongkolnya mengepalkan erat tangannya. "Sial!" desisnya.
Sementara Lucy tersenyum penuh kemenangan.
"Aku tidak akan pernah kalah darimu, Hwang Hyunjin!"
˙.●🍑●.˙
Lucy ngeselin ya bund?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is Mine
أدب الهواةSelama 5 tahun Hyunjin mengalami masa sulit. Tidak hanya berkerja sebagai dokter, Hyunjin juga harus berperan sebagai ayah dan ibu untuk membesarkan putri kecil kesayangannya. Ia tidak punya waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak pen...