Dengan tangan yang menggendong Byulbi, Lucy berdiri di depan apartemennya ternganga, tak percaya apa yang ia lihat sekarang. Apartemennya penuh confetti, balon, dan beberapa barang yang berserakan.
Bukan itu yang membuat Lucy terpana, tapi sosok laki-laki dan anak kecil yang tengah panik berusaha menempel balon-balon ke dinding. Keduanya semakin menggemaskan karena menggunakan topi kerucut pom-pom dan baju kodok.
Hyunjin dan Leeo yang tersadar akan kedatangan Lucy hanya bisa memasang wajah cengo, "mommy?" lirih Leeo. Spontan keempatnya tertawa.
Setelah sepuluh menit, atas bantuan Lucy dan Byulbi akhirnya Hyunjin dan Leeo berhasil mendekor ruang apartemen Lucy.
Terdapat balon huruf silver bertuliskan 'sorry' diikuti balon-balon hitam dan silver yang tertempel di dinding, serta berserakan di lantai. Suasana semakin nyata saat lampu kelap-kelip di nyalakan.
Hyunjin datang dengan sebuah ice pack di tangannya. "You're the best momma for Byulbi and Leeo, you angry with me because you care about them, i mean Byulbi and Leeo. I know maybe this is not enough to heal the wound in your heart. But, i’m really sorry for making you lose your temper. Can you forgive me?"
(Kamu adalah ibu terbaik untuk Byulbi dan Leeo, kamu marah denganku karena kamu perduli dengan mereka, maksudku Byulbi dan Leeo. Aku tau mungkin ini tidak cukup untuk menyembuhkan luka dihatimu. Tapi, aku sangat minta maaf karena membuatmu marah. Bisakah kamu memaafkan ku?)
Lucy menghela nafas. "Kau tidak perlu melakukan semua ini untuk minta maaf denganku, cukup jauhi saja Liran. Maka aku akan memaafkan mu," dingin Lucy. Kali ini ia harus egois karena Hyunjin telah tega menyakitinya.
Hyunjin memasang wajah memelas, begitupun Byulbi dan Leeo. Melihat itu Lucy tersenyum dan mengelus puncak kepala Hyunjin. Perlu effort agar Lucy menyentuh puncak kepala Hyunjin, ia berjinjit lalu berkata, "makasih untuk semuanya, aku menyukainya,"
Mata duda itu bersinar lalu refleks memeluk Lucy. "Aku berusaha bersikap dingin padamu agar aku melupakan Yeji, tapi justru aku malah terus memikirkanmu. Bukan karena wajahmu mirip dengan Yeji, tapi karena kepribadianmu yang jujur dan frontal, aku menyukai wanita seperti itu," jujurnya.
"Maafkan aku karena telah membuatmu lama berjuang dan menunggu. Kali ini, biarkan aku yang berjuang untukmu," ucap Hyunjin. Sementara Byulbi dan Leeo kabur agar tak mengacau keduanya.
"Xixixi mereka lomantit banget!" kekeh Leeo.
Byulbi terkikik. "Romantit bukan lomantit,"
"Iya deh terserah! Ayo kabur!" kekeh Leeo dan menarik Byulbi ke ruang bermain Leeo.
Sementara Lucy dan Hyunjin masih berpelukan lama sampai akhirnya Lucy melepaskan pelukannya. "Apa kau penasaran dengan Yeji?"
Hyunjin mengangguk. "Hm, tapi aku tak mau memaksamu untuk menceritakan semuanya,"
Lucy tersenyum kecil, menuntun Hyunjin duduk ke sofa kecilnya. "Kenapa? Apa yang terjadi pada Yeji?" tanya Lucy.
"Kami di jodohkan dan menikah, selama setahun pernikahan kami belum membuahkan keturunan, karena aku sibuk dan jarang memperhatikan Yeji. Akhirnya Yeji meminta aku menceraikannya,"
"Karena aku mencintainya dan akan melakukan apa yang ia minta demi kebahagiaannya, aku rela melepas Yeji yang saat itu keadaannya kacau, bahkan aku tak mengetahui ia stress karena aku jarang memperhatikannya. Sebagai pasturi kami jarang berinteraksi, hanya Yeji yang bersikap hangat padaku. Sebelum bercerai aku pikir ia tak akan bisa memberiku keturunan hingga aku akhirnya meminta permintaan terakhir,"
"Apa permintaan terakhirmu?" tanya Lucy.
"Tes kehamilan. Aku memintanya tes untuk yang terakhir kali, berharap hasilnya positif agar kami tak bercerai, aku bahkan sering memaksanya dulu karena nemo mendesak agar kami cepat punya anak, pada saat itu nemo sakit keras dan ia mengatakan umurnya sudah tidak panjang lagi,"
"Seolah-olah takdir tak berpihak padaku, hasilnya negatif hingga kami benar-benar bercerai. Bahkan kami tak pernah bertemu satu sama lain selama 7 bulan, hingga akhirnya kami bertemu dengan keadaan Yeji hamil. Aku sempat berfikir ia menikah lagi, tapi Ayen yang bertugas sebagai informanku mengatakan Yeji sama sekali tak memiliki hubungan dengan laki-laki lain selain aku,"
"Pas sekali saat perjalanan pulang aku menemukan Yeji terjatuh di taman dekat rumahnya. Karena keadaan sepi aku segera membawanya ke rumah sakit. Setelah apa yang menimpa Yeji bayinya lahir prematur, orang jahat sepertiku mengambil kesempatan dalam kesempitan, mengira ia akan mengugurkan kandungannya aku langsung membawa bayi prematur itu ke rumah sakit lain dan meninggalkan Yeji sendirian di sana," perlahan suara Hyunjin bergetar, menandakan ia menahan isak tangis yang hampir keluar.
Lucy memeluk Hyunjin erat dan mengusap-usap punggungnya pelan. "Keluarkan semuanya, aku di sini,"
Hyunjin memeluk Lucy erat seraya menangis sesenggukan. "Setelah itu aku mendengar kabar kematian Yeji dari ibunya, hatiku hancur saat mendengarnya, heung .. dengan tega aku meninggalkannya sendirian di rumah sakit dan hanya membayar tagihan tanpa menjaganya, padahal dia adalah orang yang merawatku saat aku sakit karena bekerja,"
"Dan kau tau? Setelah aku melihatmu, aku merasa Yeji berada di dalam dirimu dan entah mengapa aku bahagia. Saat aku melihat Leeo, aku yakin Yeji mengandung anak kembar. Bahkan aku tak sempat mengeceknya lagi dan malah gegabah memisahkan Byulbi dengan Yeji, hiks .. "
Cewek itu mengelus kepala Hyunjin layaknya anak kucing. "Maafkan aku Yeji." Gumamnya seraya terisak.
Lucy tersenyum miris, "kau tau kepribadian ganda?"
••🍁••
HALO SEMUAA! ^^
Maaf banget TDIM hiatus lama banget ya? :(
Parah si, tapi gapapa yaa.Pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian yang masih mau baca, vote, dan komen cerita ini. Semoga kalian nggak lupa sama alur ya ^^
Kedua, aku cuman mau bilang konser Skz kemarin bener-bener emosional banget :")
Ketiga, Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan! Mohon maaf lahir dan batin🙏🏻
Jangan lupa THR bagi dua sama aku yaa wkwkOkey itu aja dari aku, semoga kalian sehat terus dan bahagia terus. Tungguin terus kelanjutannya ya!
Babai~!
Full of love,
Avril
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is Mine
FanfictionSelama 5 tahun Hyunjin mengalami masa sulit. Tidak hanya berkerja sebagai dokter, Hyunjin juga harus berperan sebagai ayah dan ibu untuk membesarkan putri kecil kesayangannya. Ia tidak punya waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak pen...