Lucy memaki semua security dan resepsionis yang melarangnya untuk menemui Hyunjin di kantornya. Padahal ia hanya ingin mengantar bekal untuk papa muda itu.
"Kalau calonku mati kelaparan, itu semua salah kalian!" bentak Lucy kesal seraya berjalan pergi dengan high heels yang berbunyi keras.
Ia kembali lagi dengan raut wajahnya yang angkuh. "Baik, kalau kalian tidak mau memberitahuku, aku akan pergi sendiri!"
"EH! EH! JANGAN!" resepsionis dan security segera menarik Lucy agar berhenti.
Wanita itu menghempaskan tangan mereka kasar. "Sudah ku bilang, aku adalah CALON ISTRINYA!" teriaknya yang membuat suasana hening seketika.
"Ada apa ini?" dengan raut wajah terkejut Ayen buru-buru menghampiri resepsionis dan security, membisikkan mereka sesuatu hingga wajah mereka memerah. Sontak mereka pergi menyisakan Ayen dengan Lucy.
"Halo Ms. Lucy, apakah anda mencari dokter Hwang?"
Lucy menggeleng. "Tidak perlu, kau berikan saja makanan ini padanya!" ia menyerahkan kotak bekal pada Ayen begitu saja.
"Eh?! Tunggu!" Ayen menahan Lucy. "Kau harus tau ini, Hyunjin dari tadi menunggu kedatanganmu,"
Lucy tersenyum sumringah, lalu terkikik. "Aku punya ide! Tolong panggilkan resepsionis tadi." Titah Lucy dengan senyum miring di wajahnya. Ayen menggeleng, entah apa yang akan di lakukan nenek naga itu.
•••
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!"
"Permisi dokter Hwang, saya mendapat kiriman makanan dari seorang penggemar rahasia anda, boleh saya letakkan di sini?" tanya sang resepsionis.
Hyunjin yang tengah sibuk mengecek daftar riwayat pasiennya langsung menatap sang resepsionis dengan tatapan bingung. "Penggemar rahasia? Siapa?"
"Dia tidak menyebutkan namanya, sepertinya pasien yang pernah berobat di sini,"
"Buang!"
Sang resepsionis terkejut mendengar ucapan dingin dan datar Hyunjin, biasanya dokter itu akan selalu menerima apapun dari pasiennya. "A-alasannya?"
Hyunjin menghela nafas, menatap sang resepsionis dingin. "Kita tidak cukup dekat untuk membicarakan ini, tolong segera buang, kalau anda tidak bersedia saya bisa meminta Ayen untuk membuangnya,"
Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan keras. "HWANG HYUNJIN!"
Hyunjin tersenyum manis menatap wanita pujaannya. "Boo? Kamu datang!" senang Hyunjin bangkit dari duduknya hendak memeluk Lucy.
Lucy menghindar sebelum Hyunjin sempat memeluknya. "Ehem," dehem Lucy lalu menatap ke arah resepsionis.
Hyunjin menatap sang resepsionis, "oh ... kau boleh keluar," dinginnya.
Saat sang resepsionis keluar, Hyunjin langsung memeluk Lucy erat. "보고 싶어?"
Wanita itu melepas pelukannya, lalu menggeleng. "Kau ingin membuang makanan itu?" tanyanya.
Hyunjin mengangguk. "Aku tidak akan memakan masakan orang lain, berbahaya,"
Lucy mengerucutkan bibirnya. "Pasien itu telah membuatnya dengan penuh cinta,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor Is Mine
FanfictionSelama 5 tahun Hyunjin mengalami masa sulit. Tidak hanya berkerja sebagai dokter, Hyunjin juga harus berperan sebagai ayah dan ibu untuk membesarkan putri kecil kesayangannya. Ia tidak punya waktu untuk bersantai dan melakukan hal-hal yang tidak pen...