-10-

5.6K 778 31
                                    

     Suna melangkah keluar kamar dengan dasi yang masih menggantung di lehernya. Belum di pasang dengan benar. Tas sekolah nya pun ia seret. Kalau boleh bilang, suna malas sekolah tapi kan harus.

     Beberapa kali menguap. Ia berjalan menuju dapur. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara yang menurutnya sangat ramah masuk ke dalam indra pendengaran nya.

      'but you want see me break, call you up in three days, or send you a bouquet, saying "it's a mistake"

     Suna menghayati suara sang istri yang begitu merdu di pendengaran nya. Membuat ia seakan mendapatkan semangat baru untuk menjalani harinya. Sedangkan [Name] hanya terus bernyanyi seraya menyusun piring yang sudah selesai ia cuci.

      "Drink, my troubles away, one more glass of champagne, and you know"

     Pemuda itu keluar dari persembunyiannya. Berjalan kembali menuju dapur. Dan saat bait selanjutnya di nyanyikan sang istri,

      'i'm the  first to say that i'm not perfect, and you're the first to say you want the best thing"

      'i'm the  first to say that i'm not perfect, and you're the first to say you want the best thing"

      Suna ikut bernyanyi membuat [Name] yang sedang membereskan piring menoleh kaget.

     'But now i know a perfect way to let you go, give my last hello hope it's worth it'

      [Name] masih terdiam. Sedangkan Suna tengah menarik nafas untuk bait terakhir nya.

     'here's your perfect'

     [Name] mengerjap. Antara kagum dengan suara tuannya atau takut di marahi karena nyanyi gak jelas pagi pagi.

    "Kenapa? Terkesima?" [Name] tersadar dari lamunannya. Ia mengusap wajahnya kasar lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

     Suna tersenyum dalam hati. Yang barusan itu memang sangat bagus untuk mengawali hari. Terlebih lagi bisa mendengar suara [Name] yang merdu dan melihat senyumannya. Membuat rasa malas nya hilang seketika.

     "Semi Eita mah lewat" gumamnya pelan. Melahap sarapannya sembari sesekali mencuri curi pandang pada [Name] yang kini tengah menyiapkan bekal makan siangnya.

     "Tuan sepatu nya sudah saya siapkan, kaus kakinya ada di atas rak. Makan siang nya ada di meja. Saya permisi ke dalam dulu" ujar [Name] pamit untuk membereskan kamar Suna.

     Suna mengangguk . Setelah [Name] pergi ia tak mampu lagi menahan senyumannya.

     "Duh dek istri jago banget bikin suaminya seneng" gumam nya . Bibir tipisnya terangkat membentuk senyuman yang jarang sekali dilihat orang.

     Saking bahagianya Suna sampai lupa membawa bekal makan siangnya. Dan sekarang [Name] yang repot karena harus mengantar kan nya ke sekolah.

     Bukan apa apa, tapi kalau Suna tidak membawa bekal, maka dia akan lupa makan. Nanti sakit [Name] juga yang repot.

    "Kelas tuan yang mana ya?" Gumam [Name] berjalan di koridor yang sepertinya koridor kelas 11. Sudah benar tapid ia tidak tahu yang mana kelas Suna.

     Seperti nya sudah jam istirahat. Karena beberapa kelas yang ia lewati sudah kosong. Ia berinisiatif untuk ke ruang olahraga dan mencari Suna di sana.

     Banyak sekali yang menyapa [Name]. Kebanyakan sih cowok. Hanya saja [Name] tidak merespon. Ia hanya tersenyum seraya mengucapkan permisi.

    "Kalo gak salah yang ini kan?" Ucapnya. Berjalan menuju pintu masuk gym . Dari luar pun ia sudah bisa mendengar suara decitan sepatu dan dentuman bola yang menghantam lantai.

Nikah Muda [Sunaxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang