-22-

4.1K 539 116
                                    

Yahoo!







    Hari ini, Suna dan [Name] sudah ada di rumah sakit untuk periksa. Karena semalam, [Name] mengeluh perutnya sakit dan dedek bayi yang did alam pun tidak mau diam. Dia terus menendang-nendang. [Name] senang sekali. Tapi nyilu.

   Akhirnya Suna berasumsi kalau bayinya ingin segera lahir. Maka dari itu merekapun pergi ke Rumah sakit. Dokter bilang itu hanya reaksi biasa. Tapi ternyata siangnya [Name] kembali merasakan itu. Dan akhirnya balik lagi ke rumah sakit.

    Dan disinilah dia, berbaring di ranjang rumah sakit ditemani Suaminya. Dokter belum datang, karena [Name] baru mencapai pembukaan ke 2 ya masih cukup lama. Suna juga tadi sempat mengajaknya keliling dulu. Tapi [Name] menolak.

   "Sayang, sakit ya?" Tanya Suna lembut. Sungguh, wajah nya yang tegas juga matanya yang tajam kini berubah menjadi begitu lembut. Apalagi saat menatap [Name] yang wajahnya sudah pucat sekali.

   "Rin-kun, kamu sudah memikirkan nama untuknya?" Tanya [Name]. Suna menggeleng pelan. Mana sempet mikirin nama.

    "Memangnya anak kita sudah pasti jenis kelamin nya?" Tanya Suna. [Name] menggeleng.

    Ya gimana mau tau, orang mau di USG aja gak mau.

   "Aku ingin jenis kelamin nya menjadi kejutan" ucap [Name]

   "Apa ada nama yang kamu pikirkan?" Tanya Suna [Name] mengangguk lemah.

   "Akihito" suna berfikir sejenak. Oh nama untuk anak laki laki ya?

   "Itupun jika anak kita laki laki" ucap [Name]. Suna mengangguk. Sedikit berfikir apa arti dari mama tersebut.

    "Musim gugur.....Laki laki? Laki-laki di musim gugur?" Tanya nya . [Name] mengangguk dan tersenyum.

    "Aku ingin dia menjadi pria yang kuat, dan seperti hal nya musim gugur, aku ingin senyuman nya dapat menyejukkan hati orang lain yang melihat nya" terang [Name]. Padahal Suna berfikir lain saat [Name] berkata tentang senyuman nya.

   "Kupikir senyuman nya dapat menggugurkan harapan orang lain" pikir Suna. Emang bapaknya yang suka memutuskan harapan orang lain.

    "Tapi bagaimana kalau anak kita perempuan?" Tanya Suna.

    "Kamu yang carikan nama untuk dia ya?" Ucap [Name].

   Tiba tiba genggaman nya pada tangan Suna kian mengerat, membuat si empunya tangan hampir berteriak.

   "Sa-kit" rintih [Name]. Tangan kirinya mengelus perut. Berharap sang malaikat kecil yang ada di dalam sana bis lebih tenang.

    Suna, dia panik bukan main. Wajahnya jadi ikut pucat, ditambah keringat dingin yang mulai muncul di pelipisnya. Kaya bandar sabu kena grebek.
   
    "[Name] aku akan panggil kan dokter" ucap Suna. [Name] menahan tangan suaminya.
  
    "Jangan pergi!" Ah Suna tambah panik. Segera saja ia menekan tombol di dekat ranjang untuk memanggil dokter.
   
    "Sayang tenang ya, tarik nafas.....buang" Suna berusaha menenangkan [Name] yang semakin meringis kesakitan.
   
     "Tenang ya, jangan tegang, aku disini kok" ujar Suna lagi. Ia mengusap kening sang istri . Lalu mengecupnya singkat.
    
   "Biar saya cek pembukaan nya" dokter tiba dengan suster yang sudah membawa berbagai macam peralatan.
  
   "Baik, bu [Name]. Sudah siap?" Tanya dokter [Name] mengangguk lemah.
  
    Dokter mengintrupsi, dan [Name] melakukan apa yang di suruh dokter. Tangan kirinya menggenggam tangan Suna erat erat.
   
    Sedangkan pemuda itu, dia menunduk sembari mencium tangan sang istri. Air matanya tak kuasa ia bendung saat melihat wajah sang istri yang begitu  kesakitan. Andai bisa, ia ingin rasa sakitnya dipindahkan padanya.

Nikah Muda [Sunaxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang