Sebelumnya boleh tau kenapa bisa ketemu sama fanfic ini?
Suna Pov
Layaknya mentari yang menyinari dunia. Ia terlihat begitu mempesona. Gadis manis dengan tinggi yang tidak seberapa. Namun selalu berhasil membuatku terpana.
Tak disangka setelah sekian lamanya aku berusaha untuk melupakannnya. Tuhan justru menyatukan kami dengan cara yang luar biasa. Entah harus berbahagia atau bagaimana. Tapi rasa bersalah itu tetap masih ada.
Dia terlihat sangat manis saat wajahnya memerah. Begitu lucu saat ia tengah membereskan rumah diiringi senandungan nya. Dan begitu cantik saat ia tersenyum padaku.
Aku ingin memilikinya selamanya. Jika bisa, mungkin hingga ajal menjemput kami berdua. Lalu setelah itu kami di satukan di surga sana. Luar biasa ya?
Atau ketika aku di lahirkan kembali ke dunia di kehidupan selanjutnya, maka aku ingin terus bersamanya. Dalam bentuk yang sama.
"Tuan yang ini dikerjakan juga?" Suaranya yang begitu lembut tak pernah membuatku bosan. Apalagi saat dia memanggil ku dengan nama depan.
Melirik sebentar. Aku mengangguk. [Name] terlihat menghela nafas. Tapi tidak menyerah. Dia kembali mengerjakan tugas yang diberikan untuk latihan.
Ya , setelah mama memberikan surat pendaftaran itu. [Name] jadi sangat sibuk. Dia meminjam buku ke perpustakaan kota. Lalu menghabiskan waktu untuk belajar disana.
Tidak apa apa sih. Hanya saja waktuku dengan nya sedikit berkurang. /Lah emang biasanya ada waktu?
Aku juga khawatir dengan kondisi nya. Aku takut dia sakit.
"Yang ini, Tuan boleh tolong jelaskan?" Matanya begitu berbinar. Kadang aku malu. Dia begitu antusias untuk belajar. Sedangkan aku?
"Tinggal di kuadrat kan. Lalu dibagi dengan angka awal" aku tidak terlalu pandai matematika. Tapi aku akan berjuang untuk nya.
Beberapa hari lalu ia sudah berhasil menyelesaikan paket A dan paket C. Jadi sekarang tinggal yang B. Dan asal kalian tau, Istriku mendapatkan nilai sempurna. Hm sepertinya aku harus memberikan nya hadiah.
Matanya sudah terlihat lelah. Tapi aku tidak tega untuk menyuruh nya berhenti.
"Oy jangan tidur di sini. " Ah yang keluar selalu kata kata yang kasar seperti itu. Aku ingin lebih lembut padanya. Tapi sulit sekali ya?
"Maaf, tuan. " Selalu saja meminta maaf. Padahal disini jelas jelas aku yang salah.
"Tidurlah di kamar. Hari ini selesai sampai di sini" Ujarku. Membereskan buku buku juga semua alat tulis yang kami pakai tadi. Ah sejujurnya aku ingin lebih lama lagi menatapnya.
"Tapi tuan, ujian nya besok" ah aku lupa. Pantas saja dia begitu semangat untuk belajar.
"Aku yakin kau bisa , sekarang tidur ya" ucapku. Entah kenapa setiap aku mulai lembut pada nya, aku selalu ingin berteriak 'aahh romantis bangeet' . Jadi gak kuat sendiri akunyatuh.
"Tapi tuan a--jangan paksakan dirimu. Pergi ke kamar dan istirahatkan dirimu!" Seru ku. [Name] terlihat mengembung kan pipinya. Indahnyaa ciptaan tuhan yang satu ini.
Aku menarik tangan nya mendekat. Mendudukan tubuhnya di pangkuan ku. Seketika wajah kami saling berdekatan. Ah wajahnya begitu manis saat memerah seperti ini.
Wajahnya memerah seperti semangka. Sangat manis dan siap untuk di santap. Duh jadi mikir yang iya iya kan. Tapi sungguh. Dia begitu manis .
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [Sunaxreader]
Short Story"Selingkuh tuh milih milih dong. jangan sama yang kurus ceking kaya gak punya semangat hidup kek dia"-Suna "maafkan saya tuan"-[Name] [Name] dan Suna, pasutri muda yang bersatu karena permintaan terakhir sang nenek sebelum beliau meninggal...