-8-

5.3K 760 169
                                    

      Sebelumnya mau nanya, kalian baca [Name] gimana? Nem? En? Atau tim yang masukin nama sendiri?

       Ok mari masuk ke dalam cerita.

Malam yang indah, rembulan bersinar begitu terang. Begitu juga dengan bintang. [Name] tengah duduk di dalam kamarnya seraya menonton film yang sudah lama ingin ditontonnya.

    Sedangkan Suna, pemuda itu juga ada di kamarnya. Wajar saja. Ini sudah hampir larut malam. Jadi sudah saatnya  untuk tidur.

    Apa yang ada di pikiran Suna? Coba tebak. Kalo kalian menjawab 'aib orang lain' itu salah besar. Pemuda itu kini tengah berfikir tentang kejadian yang menimpanya selama seminggu terakhir.

    Ya. Ini sudah 10 hari sejak kejadian [Name] ada dua. Suna gak mau suuzon tapi ini aneh. Dan dengan berat hati ia berusaha untuk melupakannnya. Padahal dia mau minta bantuan orang pintar tadinya.

   Awalnya biasa saja. Tapi setelah tiga hari, kejadian aneh mulai bermunculan. Benda benda berpindah tempat. Suara aneh saat malam. Atau ketukan pintu misterius. Itu sering terjadi di rumahnya.

   Sempat Suna merasa kesal dengan itu. Akhirnya dia berdiri di depan jendela kamarnya, lalu menunggu ketukan itu datang. Dan saat datang dia langsung membuka jendela nya. Tapi ya, tidak ada apa apa di sana.

   Beralih ke [Name]. Gadis itu kini sudah selesai dengan film nya. Dia sudah lelah dan bersiap untuk tidur.

    Dia juga mengalaminya. Karena [Name] yang lebih sering berada di rumah. Maka dia lah yang paling sering mengalaminya. Bahkan dia pernah melihat secara langsung. Sebuah bayangan hitam yang melintas di depan rumahnya saat dia tengah membukakan pintu untuk mama Suna.

    Mereka berdua sama sama berkomitmen untuk tidak memberitahu kan ini pada siapapun. Suna masih ingin berfikir positif kalau itu bukan jin ataupun sejenisnya. Melainkan hanya orang iseng atau kriminal? Padahal sama aja bahaya.

    "[Name]!!" [Name] langsung bangun. Lalu mengikat rambutnya. Dan berjalan menuju pintu. Takut takut Suna mengalami hal aneh atau membutuhkan bantuannya.

   Saat hendak membuka pintu, pintunya tiba tiba terbuka dan Suna masuk tanpa aba aba. Dan menutup kembali pintu itu. Tak lupa mengincinya.

   [Name] bingung sendiri. Padahal Suna manggil tadi tapi kok dia malah nyamperin.

    "Tu-tuan?" Ujar [Name] gemetaran. Pasalnya saat ini Suna memeluk [Name] dari belakang. Lalu membekap mulut [Name] tidak terlalu keras. Jadi [Name] masih bisa berbicara.

    "Tenang, aku juga mendengarnya" ujar suna pelan. [Name] membelalakan matanya. Jadi yang memanggilnya tadi bukan Suna? Atau justru yang kini tengah membekapnya bukan lah Suna. Melainkan orang jahat, dan Suna tadi berteriak untuk memberitahukan [Name]?

     Tok tok tok

    Pintu kamar [Name] terdengar diketuk pelan. Suna dan [Name] saling pandang. Suna sudah melepas bekapan nya. Dan duduk di samping [Name] seraya menatap pintu itu.

    Ketukan nya terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari yang sebelumnya. Jika itu orang jahat , maka Suna harusnya mendengar suara pintu depan atau jendela yang di dobrak. Tapi ini tidak. Lalu orang itu masuk dari mana?

    "Telfon siapapun" ujar Suna seraya berjalan menuju pintu hendak mengintip dari celah lubang kunci.

     "Tu-an, password WiFi nya apa ya?" Ujar [Name] pelan. Suna yang tengah berusaha mengintip pun langsung menoleh heran.

     "Hah?" Ucapnya tak paham.

      "Emm, kuota saya habis. Saya lupa mengisinya" cicit [Name]. Suna mendengus lantas memberitahu password nya.

Nikah Muda [Sunaxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang