Matahari bersinar terang. Di temani awan juga rembulan yang masih enggan pergi meninggalkan langit. Keberadaan nya terlihat semu dibandingkan dengan matahari yang kini terlihat begitu gagah. Sebaiknya ia pergi untuk mengistirahatkan diri.
[Name] tengah dirundung rasa bingung. Pasalnya ini sudah pukul 8 . Tapi dia belum memasak apapun untuk sarapan. Tidak ada bahan masakan apapun di dapurnya. Padahal ia berharap setidaknya ada selembar roti dan juga segelas susu untuk sarapan tuan nya. Sayangnya hanya ada air putih di sana.
Suna belum bangun. Itu sedikit menghilangkan kepanikan [Name] meski hanya 5%. Ya ampun bagaimana jika dia di pecat . Tidak bukan itu. Bagaimana jika keluarga Suna tak mau lagi menampungnya?
[Name] menepuk pipinya pelan. Pikiran nya terlalu jauh kalau ke sana.
"Bisa pesan online tidak ya?" Gumamnya meraih ponsel dan mencari cari makanan yang pas untuk sarapan.
"Hey mana sarapan nya" suara Bariton itu terdengar sedikit serak. [Name] menatap nya kaget. Padahal ia baru ingin memesan sarapan untuk nya.
"Air?" [Name] bergidik saat suna menggenggam gelas kaca berisikan air putih itu dengan keras. Ati ati pecah.
"Maaf tuan. Tadi malam saya kurang teliti, saya pikir ada bahan masakan . Ternyata tidak" jawab [Name] menunduk penuh rasa bersalah.
"Roti? Susu?" [Name] menggeleng.
"Itu juga tidak ada " jawab [Name] menunduk dalam "maafkan keteledoran saya tuan" ujar [Name] membungkuk 90 derajat. Menandakan bahwa ia benar benar meminta maaf.
"Ambilkan jaket dan dompetku. Kita sarapan di luar" Ujarnya dengan nada tegas. [Name] mengangguk segera mengambil barang yang diminta tuan nya.
Kini [Name] dan sunda tengah berada di supermarket untuk berbelanja. Sarapan nya sudah . Sekarang mereka berniat untuk mengisi kulkas untuk persediaan makanan.
Dengan lihai [Name] memasukan arang demi barang. Mulai dari ikan, bumbu- bumbuan, hingga ke sayuran dan makanan ringan. Tapi saat ingin membeli daging. [Name] bingung pasalnya banyak sekali pilihan.
"Anu, Suna-sama, Saya harus membeli yang mana?" Tanya nya menunjuk etalase berisikan daging sapi berbagai jenis.
"Ambil yang paling mahal" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Crazy rich ya bund.
[Name] mengusap dahi nya. Supermarket itu memiliki AC. Tapi rasanya sedikit panas. Terlebih lagi dia harus mendorong troli yang isinya bejibun bahan dapur. Ingin meminta Suna untuk membantunya. Tapi Suna juga tengah mendorong troli yang isinya Snack dan barang barang lain seperti lampu, toples-toples, botol minum, dan yang lain nya.
"Gosip baru. Harus di upload ini" gumaman Suna terdengar. Membuat [Name] terkekeh pelan di balik maskernya. Ternyata kebiasaan meng Gibah nya masih tetap ada.
"Maaf tuan. Boleh tunggu sebentar? Ada yang lupa saya beli" ujar [Name] begitu ingat ia lupa membeli buah buahan untuk bahan makanan kesukaan tuan nya. Suna mengangguk menahan troli agar tidak bergerak kemana mana. Jadi saat ini dia tengah memegang dua troli sekaligus.
Suna mendekap mulutnya. "[Name] kau cantik sekali" gumamnya dalam hati. Ia sampai memukul mukul pelan dadanya karena sesak saking terkesima nya.
"Ah sunaa!!!" Seseorang berteriak semangat dari arah depan. Membuat Suna menghembuskan nafas pelan dan menegakkan tubuhnya. Menetralkan jantungnya yang sempat berdebar kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [Sunaxreader]
Kısa Hikaye"Selingkuh tuh milih milih dong. jangan sama yang kurus ceking kaya gak punya semangat hidup kek dia"-Suna "maafkan saya tuan"-[Name] [Name] dan Suna, pasutri muda yang bersatu karena permintaan terakhir sang nenek sebelum beliau meninggal...