-14-

4.9K 693 186
                                    

Yoo gua balik!

     [Name] menenggelamkan wajahnya di atas bantal. Memukul mukul pelan kasurnya. Sungguh ia merasa hatinya tengah terbakar api. Uh api apaan tuh?

    Ia ingin berteriak sekencang mungkin. Hanya saja diluar masih ada orang . Ya, Suna dan pacarnya (?) tengah menikmati makan malam nya bersama.

  "Ah lagi-lagi aku di hancurkan oleh ekspektasi ku sendiri" ucapnya.

   Ingin menangis saja rasanya. Tapi ia berfikir 'aku yang salah. Aku yang terlanjur mencintai nya. Padahal larangannya sudah jelas'

     "Tapi aku ini istrinya!" Ucapnya memukul bantal . Kakinya ia hentak-hentakan ke kasur.

   Disisi lain, Suna yang sudah selesai makan dan mencuci piring, segera berjalan menuju kamarnya. Ah dia harus meminta maaf pada [Name] sekarang juga.

   Berjalan mendekat, ia berdiri di depan pintu kamar [Name] yang tidak tertutup rapat. Oke mari mempersiapkan diri.

   Menarik nafas dalam. Tangan nya terangkat untuk memutar gagang pintu. Namun terhenti saat sadar kalau pintu kamar sang istri tidak tertutup rapat. Ya, sedikit terbuka.

   "Kalau mau punya pacar sih gak papa. Gak salah juga kok" ucap [Name]. Suna memperhatikan nya.

    "Tapi tetap hargai keberadaan ku. Aku ini istrinya! " Lanjutnya , mengacak rambut frustasi.

    Suna melongo, tadi itu, gadisnya tengah marah? Marah karena dia memiliki pacar? Tandanya [Name] cemburu kan? Yahoo berhasil

    [Name] terkekeh pelan. Membuat Suna tersadar dari lamunannya. Lalu kembali memperhatikan gadis itu.

    "Bodoh nya aku" ucap [Name] pelan.

     "Jelas jelas pernikahan ini hanya paksaan. Mana mungkin Suna-san mencintaiku kan?" Salah [Name]. Suna sudah mencintaimu sejak dulu.

    "Gadis seperti ku? Hm, mungkin hanya debu baginya" Suna menunduk. Ia faham perasaan [Name]. Dia sangat tersakiti. Seharusnya sejak awal ia menyatakan cintanya. Sikap Tsundere memang sangat merugikan ya?

    "Aku mencintaimu! Sangat mencintaimu!" Seru [Name] pelan. Suna membelalakkan matanya. Merasa tak percaya dengan dua kalimat yang barusan terdengar olehnya.

    "Tapi aku ini hanya pembantumu . Tak ada hak sama sekali " ucap [Name]. Semakin menenggelamkan wajahnya ke bantal.

    Suna tersenyum tipis. Menarik nafas dalam.

    "[Name]!" Seru nya. Sesuai dugaan. [Name] segera bangkit dan mengusap wajahnya.

    Berjalan masuk ke dalam kamar [Name]. Suna berdiri tepat di depan istrinya.

     "Penghangat ruangan di kamarku rusak" ucapnya. [Name] masih diam. Dan terduduk di pinggiran kasurnya.

      "Aku ingin tidur di sini" [Name] terlonjak. Sedangkan Suna tetap dengan wajah datarnya.

     "A-ah baik tuan. Untuk sementara tolong tunggu di luar. Saya akan membereskan nya dulu" ucap [Name], lantas bangkit hendak mencari seprai dan selimut baru untuk tuan nya. Dia takut Suna tidak mau memakai bekasnya.

    "Mau kemana?" Suna menggenggam tangan [Name]. Menahan agar gadis itu tidak pergi.

    "Mencari selimut untuk tuan" jawabnya.

    "Cih, buang waktu. Ayo tidur" ucapnya. Menarik [Name]. Lalu mendorong pelan gadis itu ke kasurnya.

    Suna segera membaringkan tubuhnya di samping [Name] yang masih terpaku. Berbalik, menatap sang gadis lalu tersenyum hangat.

Nikah Muda [Sunaxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang