-23 End?-

5.1K 557 154
                                    

    Sampe sini aja apa lanjut?
 

  Genap seminggu, sejak kedua malaikat kecil turun ke bumi untuk melengkapi keluarga nya. Kini Suna tengah duduk di kelasnya, menatap keluar jendela seolah tak peduli dengan pelajaran yang di terangkan gurunya. Yang ia pikirkan saat ini adalah [Name] dan kedua putranya yang masih berada di rumah orangtuanya.

    Ia terkekeh pelan, saat mengingat hadiah yang diberikan ayahnya pada Akihito dan Akiko. Tak tanggung-tanggung, laki-laki paruh baya itu menghadiahkan sebuah mall yang berdiri di pusat kota untuk bayi yang saat itu masih berusia dua hari. Wow impresif.

    Helaan nafas terdengar. Sungguh ia ingin cepat-cepat pulang.

    Tapi akhir akhir ini dia sedang kesal. Karena waktunya untuk berdua dengan sang istri jadi berkurang. Bahkan mereka tak lagi tidur seranjang. Tapi Suna tau dia tidak boleh egois.

    [Name] melakukan ini untuk nya. Wanita cantik itu rela tidak tidur semalaman untuk menjaga kedua putranya. Sedangkan Suna tidur dengan lelapnya.

    Kadang ia merasa bersalah. Melihat [Name] yang menyusui kedua putranya secara bersamaan. Sempat ia menyarankan untuk bergiliran saja. Tapi ternyata susah, jadi nangis akhirnya.

   "Bu saya izin pulang" ujarnya menggebrak meja. Seketika semua mata menoleh menatap nya. Ditengah pelajaran, pemuda itu tiba tiba berujar dengan lantang.

   Tatapan mereka seolah memukul suna untuk tetap diam. Tapi hatinya terus memberikan dorongan. Ah dia ingin pulang

    "Ada keperluan apa?" Tanya Bu guru.

    "Ibu saya mau pergi ke Singapore, saya disuruh mengantar nya" kabarnya pernikahan nya tak pernah tersebar kemanapun. Padahal walaupun tersebar. Keduanya tak merasa keberatan.

    "Baiklah. Besok salin catatan dari teman mu ya?" Suna menganguk lantas pamit untuk pulang.

   Ia berlari begitu kencang. Dengan dua kancing seragam yang terbuka begitu saja. Rambut yang bergerak mengikuti irama langkahnya, membuat beberapa gadis yang dia lalui berteriak histeris. Hanya saja cincin di jari manisnya seakan berkata pada dunia bahwa ada wanita yang telah memilikinya.

    "Sayang aku pulang" seru Suna membuka pintu dengan keras.

    Sepi

     Di ruang tamu rumah orangtuanya, tidak ada siapa siapa, bahkan gorden pun tampak belum si buka. Ah hari ini Ayah dan ibunya ke Australia, dan adiknya juga sekolah. Pantes sih jadi sepi.
    
     Ia berjalan ke kamar yang di sediakan untuk istrinya barangkali [Name] ada di sana.

    Langkahnya terhenti saat sampai di ruang keluarga, bayi bersurai hitam pekat barada dalam gendongan, sedangkan sang kakak terlentang di atas sofa. Ah si ibu juga ikut tertidur karena kelelahan.

    Suna berjalan mendekat. Duduk di depan [Name] yang tengah menggendong Akiko sembari bersandar pada sofa. Kepalanya menunduk, tangan satu menahan si adik, sedangkan tangan satunya menjaga si kaka agar tidak jatuh ke bawah.

    Tak tega membangunkannya, Suna membawa Akiko dari gendongan istrinya. Lantas memindahkannya ke kamar. Begitu juga dengan putra satunya.

    "Kamu ini" gumam Suna mencubit pelan hidung istrinya.

    Sekarang apa dia juga harus memindahkan istrinya?

     Menarik nafas panjang. Ia merangkul bahu istrinya. Untuk mengangkatnya ke atas sofa. Belum juga di angkat [Name] sudah bangun duluan.

    "Ohayo" ujar Suna dengan senyuman. Netra hitam itu berkedip beberapa kali. Memastikan yang dilihatnya benar benar suaminya.

    Mengusap wajah pelan "Rin-kun, sudah pu---ANAKKU MANAA???" [Name] langsung berdiri dan melihat ke arah sofa. Tidak ada.

Nikah Muda [Sunaxreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang