5 First

6.3K 424 67
                                    

Warning 18++

Karena insiden di bar beberapa jam lalu, Julian menutup villanya dan tidak membiarkan ketiga temannya kembali menginap.

Julian lelah menghadapi Tiger. Sania adalah sahabat baiknya sejak kecil, karena itulah Tiger selalu membelanya. Tapi Tiger tidak bisa memaksakan kehendaknya kan?

Julian pun mencintainya, tidak bermaksud mencampakannya. Tapi ia pikir Sania telalu sempurna untuknya. Julian belum siap untuk sembuh. Dia bukan impoten! Julian trauma!

Dan Julian rasa, dia butuh orang seperti Caren, wanita yang menerimanya tanpa menuntut banyak hal.

Julian menatap foto-foto Sania di galery. Wanita cantik dan lemah lembut itu. Julian berharap Sania bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik darinya.

Karena terlalu fokus, tanpa sadar kakinya tersandung karpet kamar yang permukaannya tidak rata lalu jatuh dengan posisi junior yang menghantam ranjang.

"Ahhhh.... sial!" Desisnya kesakitan seraya mengusap bagian intimnya, lalu beranjak merebah diatas kasur.

Ponsel yang ia bawa pun ikut berdampak. Membuat touchscreennya bergerak-gerak sendiri mengambil keputusan. Foto-foto Sania di galery tanpa sengaja terhapus. Dan sialnya hanya ada satu foto yang tersisa. Foto Valdo dengan tampilan shirtlessnya.

"Julian makan malam dulu... " Ucapan Caren terputus ketika melihat suaminya mengusap miliknya sendiri. Parahnya, Caren melihat foto Valdo disana. Apakah Julian sedang menuntaskan hasratnya? Apa dia gay dan Valdo berbohong?

"Bentar, aku tadi jatuh. Sakit banget." Desisnya.

"Maaf kalau aku ganggu aktifitas dewasa kamu. Aku cuman mau bilang, aku udah selesai masak." Cicitnya gugup, lalu segera keluar dengan perasaan geli dan sebuah teriakan.

"Apasih? Aktifitas dewasa apa?" Gumam Julian terheran. Namun ia masih merebah dan tak menghiraukan perkataan Caren. Julian masih sibuk mengusap miliknya yang terasa sakit.

Sedangkan Caren langsung mendekap dada untuk menetralkan degub jantungnya. Caren berlari menuju kulkas dan mengambil sekaleng minuman yang entah apa, lalu menenggaknya hingga tak bersisa.

"Julian serem banget." Lirihnya seraya melempar kaleng minumannya ke lantai. Caren merasakan sedikit pusing sekarang. Entah karena Julian, atau minuman aneh yang baru saja ia tenggak.

*****

Setelah beberapa saat dan sakit pada miliknya mereda, Julian pun mengambil ponsel. Pandangannya langsung disuguhi foto Valdo sialan disana. Julian juga baru menyadari jika sejak tadi sebelah tangannya berada diatas juniornya sendiri.

"Tunggu dulu!" Julian menggeser foto itu dan layarnya tetap tidak bergeming. Hanya foto teman brengseknya itu yang terpampang dan tersisa satu-satunya.

Sekarang Julian tahu apa yang Caren maksud aktifitas dewasa.

"Siall...!!!"

Julian pun berlari ke arah ruang makan untuk menjelaskan kesalahpahaman menjijikkan itu. Ia harus klarifikasi, bahwa bukan seperti itu kejadiannya. Dia tidak sejorok itu! Julian tidak pernah mastrubasi! No! Apalagi menggunakan foto Valdo!

Namun setelah langkah kakinya sampai didapur, yang ia dapati justru istrinya yang tengah memuntahkan isi perutnya. Julian pikir, Caren pasti jijik sekali melihatnya.

"Dengar ini nggak seperti yang kamu maksud... "

"Julian perutku tambah sakit. Kepalaku rasanya terbang... " Ujarnya sambil berjalan sempoyongan ke arahnya.

Julian pun menatap kaleng alkohol miliknya yang tergeletak dilantai. Tunggu dulu, apa Caren meminumnya?

"Juliannnnn.... " Rengeknya.

"Kamu minum itu?" Julian meraih Caren untuk dipeluknya, lalu menunjuk kaleng alkohol yang ada di lantai.

"Aku patah hati."

"Hmmm? Patah hati? Kamu sedang jatuh cinta?" Iseng Julian dengan tawa cekikikan. Seorang Caren yang polos jatuh cinta?

"Iya, dan dia tidak akan pernah ku gapai. Aku.... jauhhh dari tipenya."

Julian melongo mendengar ucapannya. Benar kan? Caren susah ditebak. Ia tidak menyangka jika Caren mempunyai pria yang dicintainya sendiri. Pasti wanita itu terpaksa menikah dengannya, demi hutang papanya.

"Aku akan melepasmu jika ada pria yang tepat."

Mendengar ucapan itu Caren meneteskan airmatanya. Ucapan Tiger benar, wanita secantik mantannya saja Julian tidak tertarik. Apalagi dirinya? Sekalipun Julian normal, bukan dia tipenya. Padahal selain menikah karena hutang, Caren juga sangat menyukainya.

Caren sudah mengidolakan Julian dari sejak sma. Ya meski mereka tidak pernah bertegur sapa, tetapi Caren memerhatikan Julian diam-diam. Mengaggumi pria dingin itu, dan tidak ada seorangpun yang tau.

"Ayo tidur." Julian membimbingnya ke arah kamar dan ranjang.

Semakin alkohol merasuki jiwanya, Caren semakin tak jelas. Kadang ia menyanyi, kadang mengoceh, dan kadang menangis sesenggukan. Julian masih dengan sabar mengahadapinya.

"Ganti bajunya, nanti kamu masuk angin. Belum makan malam udah minum alkohol, kamu bener-bener bandel ya?" Julian membuka pakaian atas istrinya dengan niat menggantinya.

Namun melihat bahwa ternyata Caren tak memakai dalaman apapun, nalurinya tergerak untuk menyentuh sesuatu yang menggoda imannya selama beberapa hari terakhir.

Part dewasa dihapus demi ketentuan pedoman konten. Untuk membaca silahkan melakukan pembelian buku. Jika ingin membaca lengkap dan gratis ikuti cerita on going ya !



*****

Julian

Julian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caren

Caren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang