Warning 18++
Julian tersenyum ketika mendapati Caren masih tertidur dipelukannya tanpa mengenakan sehelai benangpun pagi ini.
Wanita itu terlihat sangat nyaman dan nyenyak sekali dalam tidurnya. Apakah Caren sedang memimpikannya sekarang?
"Apa yang aku pikirkan?" Gumam Julian sambil memainkan dan mengusap rambut panjang Caren dengan penuh kekaguman.
Julian masih ingat betapa panasnya malam mereka, betapa nikmatnya aktifitas itu.
Yang ia heran, kenapa baru sekarang ia merasa tertarik? Bahkan Caren hanya orang baru untuknya. Melihat Sania saja selaku wanita yang sangat ia cinta, Julian tak sanggup dan selalu berujung pingsan sebelum memulai apapun.
Tetapi kenapa dengan Caren ia bisa merasa begitu tertarik? Atau ini karena Caren selalu membuatnya nyaman dan gemas akhir-akhir ini? Atau karena perhatian Caren dan kecocokan sifatnya?
"Enghhhhh... " Lenguh Caren seraya mengulat. Menandakan bahwa sebentar lagi ia akan terbangun. Sebelum wanita itu membuka mata Julian langsung menutup matanya sendiri untuk pura-pura tidur.
Bukannya menghindar, Julian tidak tahu cara menyikapi wanita setelah melakukan malam yang panas.
Benar saja, Caren menyipitkan mata begitu merasa dirinya sedang didekap erat oleh Julian. Ia mencoba mengumpulkan nyawa dan mencerna apa yang terjadi.
"Aku pasti mimpi kan? Kejadian semalam hanya mimpi, kenapa menjadi nyata?" Cicitnya ketika menyadari dirinya berada dipelukan Julian dengan tubuh telanjang, begitupun Julian. Kulit mereka terasa bersentuhan langsung, termasuk yang di bawah sana.
Ketika Caren mencoba bergerak...
"Arghh...!!!" Teriaknya kesakitan.
"Kenapa?" Seru Julian spontan. Gagal sudah acara pura-pura tidurnya.
"Sakit!"
"Apanya?"
"Sakittt...!!!" Pekik Caren tanpa berani menyebutkan inti tubuhnya. Apa Julian tidak sadar bahwa ia sakit karenanya? Karena Julian mengambil keperawanannya? Benar kata orang, yang pertama itu paling sakit.
Dan pada akhirnya ia harus menyerahkan yang pertama kepada pria gay jadi-jadian. Mana ada gay meminta itu semalaman penuh?
"Apa itu kamu yang sakit?" Tanya Julian, dan Caren hanya angguk-angguk malu sambil menutup mata.
"Aku udah suruh anak buahku untuk membeli salep. Sekarang kamu mandi dulu, aku gendong."
"Arghhh! Kita lagi telanjang! Malu!"
"Semalam kita udah saling lihat... " Seru Julian seraya menarik selimut mereka lalu mengangkat Caren menuju kamar mandi. Ini adalah sebuah rekor yang harus ia rayakan! Dia sudah kembali normal!
"Julian jadi kamu bukan gay? Kamu bohongin aku?"
"Apa semalam belum cukup bukti? Perlu kita melakukannya lagi?" Canda Julian sambil meletakkan istrinya itu ke dalam bathup berisi air hangat, lalu ikut masuk kedalamnya.
Caren hanya diam dengan wajah yang super merah. Ia seperti kepiting yang sedang direbus sekarang. Apalagi ketika Julian tiba-tiba membelai inti tubuhnya dengan lembut. Untung mereka ada di dalam air. Jadi aktifitas itu tak terlalu terlihat.
"Masih sakit?" Julian kini mengusapnya lembut sekali, memberi belaian yang membuat Caren ingin segera melayang. Dengan wajah merahnya Caren hanya mengangguk.
"Aku sudah lama memiliki trauma akan bercinta Caren. Kamu wanita pertama yang berhasil membuatku melakukannya. Makasih ya? Kamu membuatku merasa menjadi seorang pria sekarang." Julian menarik Caren kepelukannya saat itu juga. Berkali-kali ia mencium keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
RomanceFull chap! Berawal dari hutang dan perjodohan sepihak dari orangtua, Caren terpaksa harus menikah dan tinggal dengan Julian. Pria yang ternyata adalah seorang gay, demi melunasi hutang keluarga dan menutupi aib putra konglomerat itu. Namun ternya...