12 Saling mengenal

3.6K 439 109
                                        

"Jangan sakiti mama... " Lenguh Julian dalam tidurnya. Ia menangis histeris secara tiba-tiba, hingga membuat Caren terbangun dengan keadaan panik. Terlebih Julian susah sekali di bangunkan serta di tenangkan.

Bayangan tentang masa lalu kelam sepertinya kembali menghantuinya. Bayangan dimana ibunya diperkosa oleh beberapa perampok, dan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia masih sangat kecil dan tak berdaya pada saat itu.

"Jangan sakiti mama... " Isaknya.

"Julian.... " Caren mengusap wajahnya lembut dan terus berusaha membangunkannya. "Julian bangun, itu hanya mimpi." Bisiknya lagi.

"Mama... " Lirih Julian dengan nafas tersengal.

Caren pun memeluk dan mengusap dada suaminya supaya membuatnya nyaman. Ssshhhhh... bibirnya juga terus mendesis mencoba membuatnya tenang.

"Tenanglah sayang, itu hanya mimpi buruk." Bujuk Caren lagi disela usapan lembutnya.

Julian perlahan mulai tenang, dirinya membuka mata dan menatap Caren yang terus memberinya pelukan.

Julian tersenyum melihat Caren memperlakukannya seperti bayi. Apa dia terlihat semenyedihkan itu? Tapi Julian nyaman dengan perlakuannya.

Tanpa berkata-kata apapun, Julian memeluk Caren spontan. Mendekapnya, dan menghimpitnya dengan senyuman hangat. Caren bagaikan guling kecil yang di telan tubuh kekarnya saat ini.

"Mimpi buruk?" Caren bertanya sambil mengecup pipinya.

"Hmmm."

"Mau minum?"

"Seperti ini saja. Rasanya sangat nyaman bisa mendapat pelukanmu."

"Baiklah... ayo tidur lagi." Caren kembali menepuk dan mengusap dadanya seperti menidurkan anak kecil. Memang awalnya Julian merasa sangat konyol dan aneh. Tapi hal yang Caren lakukan itu, benar-benar membuatnya ingin menutup mata dengan cepat.

Padahal biasanya setelah mimpi buruk, ia tidak akan bisa tidur selama beberapa hari kedepan. Julian harus meminum obat tidur atau antidepresan agar bisa terlelap. Agar tak gelisah mengingat peristiwa itu. Tapi kali ini berbeda.

Karena Caren, Julian seperti terhipnotis untuk kembali tertidur. Caren memberinya kenyamanan. Caren bisa membuatnya lupa akan rasa sakit.

Siapa Caren sebenarnya? Kenapa hanya dia obat dari segala deritanya selama ini? Deritanya akan peristiwa itu?

Ia pun menghadapkan wajahnya pada dada Caren. Membenamkan wajahnya dengan nyaman disana. Sepertinya ia akan enggan untuk terbangun hingga seribu tahun jika seperti ini posisinya.

"Modus!" Sentak Caren sambil mengacak kepala suaminya yang bertengger didadanya.

"Ini sangat nyaman, sepertinya mulai besok aku hanya bisa tertidur jika kamu melakukan ini." Ujar Julian manja.

"Ehhhh...."

"Nggak ada protes!" Tegas Julian seraya mendusel dada dan perut Caren gemas.

Caren tersenyum malu memeluk kepala Julian. Ya.... memang agak aneh. Tapi karena Caren suka hal romantis dan mesra, jadi tak masalah. Lagian mereka sudah sah bukan?

"Kira-kira kapan kita punya anak ya?" Julian mengusap perut Caren dengan lembut. Menciumi perut rata itu seolah serius menginginkan sesosok mahluk kecil berada disana.

"Emm nggak tau." Gugup Caren dengan sekujur tubuh yang menegang. Caren masih sangat malu untuk bermesraan secara intim seperti ini.

"Belum ada tanda-tandanya?"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang