Deep Down¹

4.1K 197 19
                                    

Happy reading!!

Di mohon hargai penulis dengan cara vote dan comment!
Terima kasih^^

Di mohon hargai penulis dengan cara vote dan comment!Terima kasih^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


kasih foto dulu, biar makin gampang halunya^^




Deep Down



" Ayah, Arin mohon pada ayah. Arin tidak mau ayah." sejak se-jam yang lalu Arin masih terus memohon pada Yongjun, Sang ayah. Agar Yongjun mau mendengarkan penolakannya.

"Arin tidak ingin menikah dengan lelaki itu ayah, apa ayah masih tidak mengerti juga?" Arin bersikeras memohon pada Yongjun, tetapi Yongjun sama sekali tidak menghiraukannya.

"Ayah hanya ingin kau menikah dengannya Arin, apa sesulit itu bagimu untuk menikah dengannya, hah?!" Yongjun masih tetap pada pendiriannya, bahwa perintahnya tidak bisa diganggu gugat.

"Ayah..." lirihnya.

"aku mohon hanya kali ini saja aku menolak permintaan ayah, selama ini aku selalu menuruti semua perintah ayah. Aku mohon..." pintanya.

"sudahlah Arin ikuti saja apa kata-kata ayah, jangan membantah! kau benar-benar menyusahkan ayah!" bentak Yongjun.

"keluar dari ruangan ayah, sekarang!" usir Yongjun. Bahkan Yongjun tak segan-segan mendorong Arin agar Arin cepat-cepat keluar dari ruangan kerjanya.

"baik ayah." Arin pun keluar dari ruang kerja Yongjun dengan perasaan kesal.


===


"bagaimana, tuan Seo? apa anda setuju dengan penawaran saya?"

"ya, saya setuju tuan Jung."

"Baik, terima kasih atas kerja samanya. Saya akan menunggu anda untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk bertemu."

"Ya, sama-sama. Mungkin lusa kita bisa bertemu."

"Baik, saya tutup telponnya."


====



malam itu, seperti kesepakatan sebelumnya akhirnya Jaehyun pun bertemu dengan Yongjun dan putrinya, Arin.

"jadi, ini putri anda tuan Seo?" Jaehyun bertanya pada Yongjun seraya matanya sesekali melirik ke arah Arin.

"ya, ini putri saya satu-satu nya. Namanya Arin Seo Dmitriev, nama yang cantik bukan? seperti dirinya." Yongjun menjawab pertanyaan Jaehyun sambil tertawa kecil.

"ya, benar. Putri anda sangat cantik. Jadi, kapan kita bisa menyelenggarakan pernikahannya tuan Seo?" pertanyaan dari Jaehyun sontak membuat Arin menegang.

mengapa tiba-tiba sekali. maksudnya, Arin baru saja bertemu dengannya. Arin sungguh resah setengah mati karena sedari tadi Jaehyun terus menatapnya.

"Lebih cepat, lebih baik bukan?" cetus Yongjun.

" Ya, anda benar. Lebih cepat, lebih baik. Oh, ya. Sepertinya saya pernah melihatmu nona Arin?" tanya Jaehyun pada Arin.

"Y-ya, benarkah? tpi sepertinya aku tidak pernah melihatmu tuan Jung." Arin menjawab pertanyaan Jaehyun dengan senyuman kecil.

"oh, mungkin saja aku salah lihat."

"Jadi, apa kau sudah siap untuk menikah denganku? mungkin lusa kita bisa menyelenggarakan pernikahannya?" Jaehyun bertanya pada Arin dengan suaranya yang berat. Bahkan Arin cukup menahan napasnya dalam beberapa detik.

"Mungkin tidak secepat itu tuan Jung, kita bisa menikah dua atau tiga bulan kedepan. Iya, kan ayah?" Arin menatap pada Yongjun, seolah meminta agar ayahnya setuju dengan ucapannya.

Tetapi justru ayahnya malah menyetujui perkataan Jaehyun.

"Saya setuju dengan anda tuan Jung. pernikahannya bisa diselenggarakan besok lusa." Yongjun memberi penjelasan pada Jaehyun.

"T-tapi ay-"

"Tidak ada penolakan Arin. Lebih cepat lebih baik." Sela Yongjun pada Arin.

sontak membuat Arin hanya diam tak berkutik. Arin tau jika ayahnya itu tidak suka dibantah.

"Baiklah tuan Seo, saya akan mempersiapkan acaranya." Ucap Jaehyun seraya berjabat tangan dengan Yongjun.

" Saya harus pergi sekarang. Karna ada sesuatu yang harus saya selesaikan." pamit Jaehyun pada Yongjun dan Arin.

"Baiklah, terima kasih atas waktunya tuan Jung." ucap Yongjun.

====

Malam ini, entah mengapa langit begitu suram, Arin sedang berada di balkon rumahnya. Di saat waktu seperti ini pasti Arin selalu merindukan Sera, Sang ibu.
walau Arin tak pernah bertemu dengan ibunya sedari kecil, tapi Arin selalu merindukan sesosok ibu dalam hidupnya.

"Nona arin." panggil bibi Kim.

"Nona Arin sedang apa? nona Arin harus makan, sejak tadi siang nona Arin belum makan."

"Aku tidak lapar, Bi." Jawab Arin.

"Aku merindukan Ibu..." Lirihnya.

"Meskipun nona Arin rindu Ibu, tapi nona Arin harus makan." titah bibi kim seraya menggenggam tangan kanan Arin lembut.

"Aku ingin bertemu ibu."

"Bibi Kim, kenapa ayah selalu memaksaku untuk melakukan semua perintahnya. Aku belum ingin menikah. Tetapi ayah justru menyuruhku untuk menikah dengan lelaki yang tidak aku kenali." Ucap Arin seraya meneteskan air matanya.

"Tuan Yongjun menyuruh nona Arin untuk menikah, mungkin semua itu demi untuk kebaikan nona Arin." Ucap bibi Kim lembut.

Sebenarnya, bibi Kim tidak tega melihat Arin yang selalu dipaksa oleh Yongjun untuk melakukan semua perintahnya. Tetapi bibi Kim tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantu Arin.

"Yasudah, sekarang nona Arin makan dulu, ya. Kalau nona Arin tidak makan, tuan Yongjun nanti akan marah." Pinta bibi Kim. Seraya mengajak Arin pergi ke ruang makan.

====

malam itu Jaehyun tengah menikmati wine nya seraya memandangi sebuah foto.

"Mari kita lihat Yongjun, sampai mana kau akan mempermainkan ku" Ucap Jaehyun dengan datar.

Next?


sorry guys kalo banyak typoㄱㄱ

DEEP DOWN |•| Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang