VOTE DULU!!
.
.
.Kaki jenjang itu di bawa melangkah dengan santai menapak lantai yang terlihat kotor, sorot mata yang tajam membuat orang enggan menatap dan hanya diam menunduk, tubuh di bungkuk kan dengan kedua tangan yang menyilang di depan atas penghormatan kepada yang lebih tinggi.
Pintu hitam menjulang tinggi itu di dorong dengan kasar hingga menciptakan gema yang keras membuat seseorang terkejut dan lansung memaksa mata untuk terbuka.
Sreett...
Ia menarik kursi lalu duduk di sana dengan kaki kanan di letakkan di atas kaki kiri nya hingga berbentuk menyilang.
"Kali ini kau sudah keterlaluan... Joss"
Suara dingin itu menyapa telinga nya. Joss laki-laki itu tak terlihat takut sama sekali, bahkan ia membalas tatapan tajam orang di hadapannya itu.
"Berusaha untuk tenang hemm?" Tanya nya sembari beranjak dari duduknya dan berjalan kearah Joss. "Aku sudah memperingati mu Joss, kenapa kau masih nekat"
Cih...
Joss berdecih lalu mendongak "Karna aku tak pernah kalah dari mu?"
Ia mengangguk-anggukan kepalanya lalu tersenyum mengejek "sudah berada di bawah tidak mau mengaku kalah"
"Aku memang tidak pernah kalah, asal kau tau Mew, Gulf hanya milik ku"
"Terima saja kenyataan bahwa Gulf tidak pernah menginginkan mu Joss, bahkan dia tidak mengenalimu. Sedari dulu kau selalu kalah dari ku"
Joss mengeram marah, ia berusaha untuk lepas dari ikatan namun hasil nya nihil, ini benar-benar menyebalkan. Tangan nya terasa gatal untuk menonjok wajah Mew.
"Berterima kasih lah Joss, karna aku tidak menyiksa mu. Aku berbaik hati dan akan memilih untuk memenjarakan mu"
Apa dia bilang? Tidak menyiksa? Bahkan Joss merasa seluruh tubuh nya mati rasa karna telah menerima pukulan-pukulan dari anak buah Mew, tanpa di periksa ke dokter pun Joss yakin beberapa tulang nya mengalami retak atau lebih parah nya patah.
Mew membalik tubuh nya membelakangi Joss "Sebelum aku pergi tidak mau mengucapkan terima kasih Joss. Padahal aku sangat ingin mendengar kalimat itu keluar dari mulut mu"
Joss berdecak kesal lalu membuang wajah nya kearah lain "ya ya terimakasih"
Mew tertawa keras lalu berjalan kearah Joss, seperkian detik tawa itu berganti dengan wajah datar dan dingin.
Bughhh....
Satu pukulan keras Mew layangkan pada wajah Joss hingga membuat laki-laki tinggi itu terjungkal kebelakang.
"Ini terakhir" ujar nya lalu kemudian melangkah kan kaki nya keluar dari ruangan itu meninggalkan Joss yang mati-matian menahan rasa sakit pada batang hidung nya.
__
Gulf sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya, kini ia sedang melihat si kecil yang sedang bermain game sembari bersandar pada tubuh nya.
Tangan nya mengelus lembut surai hitam si kecil sambil sesekali tertawa saat Buntelan itu mengoceh tidak jelas lantaran kesal karna kalah.
"Tembak yang itu..." Ujar Gulf sambil menunjuk kearah layar iPad itu, si kecil lansung menuruti nya, lalu setelahnya bersorak gembira karna menang.
"Ngantuk hemm?" Tanya Gulf saat melihat anak nya itu menguap, Alex mendongak lalu menggeleng.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi Mew belum juga kembali setelah keluar sore tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Small Family [Mew, Gulf and the kids]
FanfictionBagaimana keseharian MewGulf ketika sudah memiliki anak, yaitu Alexander Jongcheveevat. Si Buntelan kecil yang menggemaskan dan selalu bertingkah lucu di setiap hari nya. Penasaran. Yuk aunty, uncle, ikutin gimana keseharian Alex, Daddy Mew dan Momm...