Sebuah harapan dapat menghidupkan kembali hati seseorang yang hampir mati. Tapi, tidak segan-segan juga untuk menghancurkan sehancur-hancurnya. Menjadikanmu kepingan usang yang tak lagi bisa kembali utuh pada dirimu di masa lalu. Berharap terlalu ti...
Setiba di kamar Yejin langsung mengambil barang-barang yang sudah terdaftar rapi dalam memori otaknya. Dia teringat dengan perkataan Bu Hara tentang lomba merias wajah yang sontak membuatnya terburu-buru meninggalkan Seri.
Yejin mengeluarkan peralatan makeup yang cukup banyak terbenam di dalam laci, di bawah meja riasnya. Ia tak perlu lagi membeli alat-alat makeup mahal atau membuat Seri harus mengeluarkan uang yang banyak dalam waktu dekat.
Untung saja, saat masih kaya dulu dia punya banyak sekali stok makeup yang jika dihitung-hitung bisa digunakan hingga satu tahun ke depan. Hal ini karena Yejin memang secinta itu dengan merias wajah.
Dia mulai mengoleskan foundation dan meratakannya secara tipis ke seluruh area wajah hingga lehernya. Yejin mempunya tone kulit yang cerah, sehingga ia tidak perlu lagi memakai base makeup berdempul-dempul atau tebalnya mencapai sepuluh senti.
Tak lupa ia menaburkan bedak untuk menutupi foundation tadi agar wajahnya tidak tampak berminyak. Tangannya begitu mahir menampilkan eyeliner agar semakin terlihat jelas dengan balutan warna hitam. Pipinya yang kini merona karena diberis sentuhan peach cerah sangat tipis hingga membuatnya terkesan seperti rona alami wajah.
Warna yang sama juga dibalurkan di atas kelopak mata agar gradasi riasan di wajahnya tidak bertabrakan. Konsepnya seolah seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Karena wajahnya kini benar-benar terlihat merona.
Terakhir sentuhan warna pink pada bibirnya agar senada dengan riasan wajah natural seperti yang diajarkan gurunya beberapa hari yang lalu. Meski Yejin tak mengikuti pelajaran sepenuhnya namun ia sudah bisa menebak hasil akhir dari riasan tersebut.
Yejin masih harus terus mengasah kemampuannya, karena itu ia akan latihan setiap hari dan berusaha sebaik mungkin untuk lomba ini. Ia harus bisa memenangkan kontes ini, setidaknya agar usaha kerasnya terbayarkan.
Yejin tampak puas dengan hasil makeover-nya sendiri. Tidak buruk, batinnya. Dia terus tersenyum menatapi pantulan wajahnya di depan cermin. Semakin hari ia merasa ada peningkatan, meski begitu rasa haus akan belajar makeup look terbaru seolah merasuki dirinya.
Dia ingin terus belajar dan belajar. Yejin bertekad ia bisa sukses dengan cara ini. Ia bisa membahagiakan ibu dan adiknya jika ia berusaha lebih keras, memenangkan lomba ini dan suatu saat akan bekerja di HB Entertainment.
‘Loh, kemana ponsel ku?’ gerutunya pada diri sendiri sambil terus celingukan mencari benda kecil itu.
‘Ah, ketemu...’
Setelah beberapa menit mencari, ternyata ponselnya ia letakkan di bawah bantal. Yejin sendiri bingung kenapa bisa menaruh ponsel itu di sana.
Cekrek!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anggap aja lagi foto sambil lipstikan)
Terlihat Yejin tengah ingin mengabadikan hasil riasannya sebelum ia menghapusnya karena ingin segera tidur. Dilihatnya jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia kembali tersenyum melihat wajahnya kini berada di layar ponsel itu.