Terkuak

92 43 44
                                    

~*~

"Lo kenapa honey" tanya Jimin yang langung merangkul bahu Irene seraya mendaratkan ciumannya pada bibir kekasihnya itu.

"Iiih, lo tu bau rokok, ga usah main nyosor gitu deh"

"Ya kali aja abis gue cium cemberutnya ilang, muka lu jelek tahu gak ditekuk-tekuk gitu"

"GAK" bantah Irene dengan raut wajah yang semakin masam.

"Ada masalah apa? Anak baru yang ngeliatin kita waktu itu? Udah biarin aja, lagian dia ga akan berani berurusan dengan seorang Irene-ssi"

"Bukan!!!" sanggah Irene cepat.

"Terus siapa?"

"Yejin"

"Ohh, anak konglomerat yang cantik itu?"

"Emang ya buaya, sekalinya buaya ga akan bisa jadi kadal"

"Nggak honey, kan hati aku cuma buat kamu"

Ckkk, Irene berdecak kesal.

"Emang dia ngapain sampai bikin lo kesel kayak gini?"

"Gue ga suka aja, mentang-mentang anak orang kaya belagu banget. Emang cuma dia satu-satunya anak orang kaya di sekolah ini. Makanya bisa seenaknya ikut campur urusan orang. Walaupun bokap gue nggak terdaftar sebagai salah satu orang terkaya se-Asia, tetap aja bokap gue bisa aja tuh kasih makan gratis semua murid di sekolah ini satu tahun penuh" balas Irene panjang lebar.

Jimin hanya bisa tertawa renyah mendengarnya, "Mau tau berita bagus gak?"

"Apaan?"

"Lo ga pernah dengar kalo orang-orang selama ini sering ngomongin keluarganya dia. Terutama bokapnya, kenapa bisa sekaya itu?"

"And then?" balas Irene tampak kebingungan. Apa hubungannya masalah dia sama orang-orang yang ngomongin bokapnya Yejin. Emang ga jelas banget punya pacar kayak Jimin.

"Lo ga ada niatan buat nyari tahu? Samar-samar gue dengar kalo bokapnya ngejelanin bisnis kotor. Ntah bisnis apa gue nggak tahu," balas Jimin dengan menaikkan kedua bahunya.

Tiba-tiba terbesit dipikiran Irene untuk melakukan sesuatu. Ayahnya sendiri bekerja sebagai kepala BIN di Korea Selatan dan Jurnalis Choi Seok Jin merupakan teman dekat ayahnya. Tentu saja ini akan jadi berita menarik jika mereka bisa mengungkap sesuatu yang hebat.

Ide luar biasa dibarengi dengan senyum liciknya. Sorot matanya tampak menunjukkan betapa hebatnya ide itu.

~*~

Malam itu, Irene langsung mengajak Choi Seok Jin untuk bertemu di sebuah cafe atas saran dari ayahnya. Park Seojun, ayahnya, terlalu sibuk untuk mengurus misi-misi rahasia yang berkaitan dengan keamanan negara. Karena itu, ia tak bisa membantu sepenuhnya. Tapi, ia berjanji pada putrinya akan membantu mengurus sisanya, karena ini juga menjadi bagian dari tugasnya sebagai abdi negara sesuai dengan profesinya saat ini.

"Paman, apa paman bisa bantu Irene?"

"Tentu saja, apa yang harus paman lakukan untukmu?" balas Seok Jin menanggapi Irene yang sudah seperti anaknya sendiri.

"Aku ingin paman mencari informasi rahasia untukku. Jika paman bisa melakukan ini tentu saja nama paman akan semakin dikenal banyak orang.

"Apa itu? Seok Jin semakin penasaran.

Irene lalu menceritakan semuanya. Dia juga menjanjikan bayaran yang mahal jika Seok Jin berhasil melakukan tugasnya. Tentu saja, selain namanya akan semakin tenar, uang adalah hal yang tidak boleh dilewatkan sepeser pun.

BINASA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang