Extra Part - Balikan Kaga, Sadboy Iya

213 57 7
                                    

Buat yang mau baca sejauh ini,
Makasihhh<3

Yuu komen yu, aku baca terus kok xixixi

***

"Aku duluan, lah!"

"G."

"Ngalah, kek."

"Ngapain juga ngalah sama orang kayak kau?"

Demi melepas penat akibat sekolah melulu, Alvaro dan Nando memilih bermain di timezone. Ketika Alvaro sedang fokus masukin bola ke ring, Nando tiba-tiba gangguin. Siapa yang nggak kesel coba?

Refeshing kagak, naik darah iya.

"Kau emang jahat, Maz. Hiks, hiks!"

"Bodoamat, Ndo. Sumpah bodoamat."

Nando yang kesal mendorong Alvaro, dan membuat cowok itu nyaris nyungsep dalam mesin permainan.

"Asu!" umpat Alvaro kesel.

Astaga. Tidak boleh ngomong kasar, ntar dibawelin Icha.

Alvaro memilih untuk mengalah. Males menanggapi Nando yang asyik bermain sendiri, cowok itu memilih duduk di luar timezone. Ngapain lagi kalau bukan nyusul si sadboy dadakan.

"Lah, nih makhluk malah sendirian."

Kai tidak menanggapi, karena sibuk memainkan ponsel. Tatapannya kosong, mirip orang habis dihipnotis. Cowok itu sibuk mendengarkan lagu dari airpodsnya.

"Dengerin apaan, sih?" Alvaro yang kesal karena diabaikan memilih mencabut salah satu airpods dan menempelkannya di telinga.

NISA SABYAAAAN~

I LOVE YOU SO MUCH!

NISA SABYAAAN~

TETAP SEMANGATTTT!

"Sejak kapan kau suka lagu beginian?" Alvaro tidak habis pikir dengan suara sumbang Aldi Taher yang terngiang-ngiang di telinga.

"... "

Lagi-lagi, Alvaro tak diberi tanggapan. Kai mendadak jadi cuek dan diam seribu bahasa. "Kai, ngomong sesuatu, kek."

"Sesuatu," jawab Kai singkat.

Nando yang baru datang, menatap Alvaro dan Kai secara bergantian. "Kalian ikut acara Tukar Nasib? Alvaro sekarang cerewet, tapi kau diem aja. Kenapa, sih?"

"Nggak juga." Kai memegang leher yang terasa pegal karena kebanyakan nunduk. "Aku lagi badmood."

"Badmood kenapa?"

"Gapapa."

"Tapi sikapmu ini aneh, tauk!" Nando menggoyang-goyangkan bahu Kai. "Kenapa mendadak jadi Limbad gini, sih? Biasanya kau cerewet, nggak mau ngalah dan seenaknya sendiri."

"Aku nggak mood main, Ndo."

"Kenapa?"

Kai mengangkat bahu. "Gapapa."

"Hei." Alvaro duduk di samping Kai. Ia berusaha sesabar mungkin menghadapi temannya yang moodyan itu. "Kita ini bukan dukun. Kau kenapa? Sikapmu aneh, Nando yang otaknya minus aja nyadar."

Kai menghela napas. Sekali lagi dia menjawab, "Gapapa."

"Geser dong, Var. Kakiku pegel," protes Nando yang pengen duduk juga.

"Mana muat?"

"Pangku aja kalo gitu."

"Ogah."

Pacar Unfaedah 2 (SUDAH TERBIT ✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang