tiga puluh dua

10.7K 453 1
                                    

" gara-gara kamu jadi lama sih.." gerutu yasmine yang kini tengah mengeringkan rambutnya

" liat nih udah jam satu tau!" kesalnya.

" coba aja tadi gak mandi bareng,...

.. katanya biar cepet, mana ada malah makin lama!" gerutunya kembali mengingat kegiatan mereka, apalagi tadi setelahnya yasmine akan mandi tapi dengan paksaan dari gio yang katanya biar cepet makanya mandi bareng, nyatanya bukan cepat yang ada semakin lama karena ulah gio yang tak bisa diam juga memanfaatkan situasi jadilah mereka selesai mandi satu jam setelahnya.

" kamu kok diam aja sih, malah senyum-senyum gak jelas gitu!" komentar yasmine yang melihat gio bukannya menjawab ucapan yasmine malah terdiam smabil tersenyum memperhatikan yasmine mengeringkan rambutnya.

" sabar ya baby, kamu punya ayah udah jelek gila lagi!!" ucap yasmine mengelus perutnya, kini ia mencoba mengikat rambutnya dan membiarkan gio tersenyum sendiri melihatnya.

'Jangan!" cegah gio yang kini sudah memegang ikat rambut yamine,

"apa sih!?"kesal yasmine

"jangan diiket, digerai aja biar makin jelek!"

"APA!?"

" digerai aja udah,

"gerah gi, kita juga mau jalan ini,

"nurut sama suami titik!!"

"bisa aja ngomongnya pake nurut sama suami diatanya seminggu gak pulang mana ada ngejawab.." gerutu yasmine memebnarkan rambutnya yang tergerai, gio malah kembali tersenyum mendengar gerutuan istrinya itu, ia bahkan tak menanggapi ucapan sang istri sama sekali.

"ayo!" ajak gio menggenggam tangan yasmine meninggalkan apartemen mereka.

--

"gi, ini motor siapa?" Tanya yasmine yang sudah duduk dibelakang gio mengendarai motor matik berwarna hitam juga helm yang ia kenakan.

"motor guelah!"

'terus motor kamu yang gede mana!?"

" gue tuker, biar lo gak susah naik!" jawab gio sebelum memajukan motornya, mereka berniat membeli beberapa peralatan untuk lahiran sang anak, juga sebelumnya akan emngajak yasmine pergi ke tempat yang mungkin suatu saat nanti akan mereka rindukan, pasalnya setelah menikah gio tak pernah emngajak yasmine jalan-jalan, jangankan jalan-jalan menghabiskan waktu ebrdua sajapun jarang menurut gio.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai ditujuan. Gio menuntun yasmine berjalan kearea dalam, karena tempatnya sedikit berbatu juga rumput yang meninggi, tujuaannya adalah bukit tinggi yang bisa melihat keindahan kota dari atasnya, berjalan menempuh waktu yang lama akrena yasmine yang selalu meinta istrihat kelelahan harusnya dalam limabelas menit atau sepuluh menit tempat tujuan tersebut bisa sampai, tapi karena kondisi yasmine yang tengah hamil besar menjadi kendalanya.

" capek gi..."

"minum dulu!" ujar gio memberikan botol minum, dan tangannya mengumpulkan rambut yasmine untuk ia ikat.

"duduk!" yasmine duduk diatas bau besar membelakangi gio sambil emminum air.

"gimana!?" Tanya gio setelah selesai mengikat rambut istrinya, meskipun asal tapi terikat semua gio meringis juga tersenyum bangga melihat jejak keunguan dileher sang istri, untung saja tidak banyak orang yang datang ketempat ini meski hari minggu karena sudah sangat siang.

'wah....." yasmine takjub melihat keadaan dihadapannya, awalnya ia tak fokus karena kecapean, tapi saat ini ia begitu takjub bisa melihat keadaan kota tengah siang ditempat yang menyejukkan.

"bagus banget gii,, kok aku baru tau ya disini ada tempat indah begini..."

'makanya jangan diem dirumah mulu!"

Gio memeluk yasmine dari belakang, menikmati siang yang indah juga angina yang berhembus membuat mereka tersenyum meski hanay keheningan yang terjadi, menikmati waktu berdua bersama, sesekali gio juga mengelus perut istrinya.

"nanti kalau aku lahiran kamu harus nemenin aku pokoknya!" ujar yasmine tiba-tiba, ia kembali teringat ucapan sang dokter yang pernah beberapa kali menanyakan tentang suaminya karena yasmine selalu check kandungan sendirian.

"iya!" jawab gio,

'denger!, apapun yang terjadi nanti, lo harus percaya sama gue!, gue sayang sama lo!. Gue tau ini gak mudah bagi kita nyampe saat inipun tapi, gue mohon percaya sama gue apapun yang terjadi!" ucap gio membalikan tubuh yasmine, hingga kini posisi mereka berhadapan,

" gue sayang sama lo!"

" I love you.." ucap gio mencium kening yasmine lama, kini keadaan jantung yasmine sepertinya bermasalah, karena berdetak begitu cepat.

"gak mau dijawab nih,, " goda gio yang sudah emmandangi wajha yasmine yang memerah.

"apa? gak jelas bangetsih, amsa ngangguk doang, gue gak ngerti.."

"iya.. cicit yasmine

"iya apa!?"

"I love you too gio atma reksa, suami brondongnya aku..." ucap yasmine yang lasngsung memeluk gio, perasaan amlu juga sennag bercampur menjadi satu.

" ngomong-ngomong, nama bunda siapa mine'?" Tanya gio terkekeh tanpa melepaskan pelukannya terhadap yasmine,

"giooooo...." Kesal aysmine emlepaskan pelukan gio, merusak suasana saja, masa sampai saat ini gio belum mengetahui nama bundanya yang benar saja.

My Brondong HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang