Ternyata bisa selesai hari ini dan gak perlu menunggu besok. Bab ini lebih panjang dari 2000 kata.
Happy Reading.Langsung bertolak ke Bucheon mengikuti petunjuk GPS di mobil, mencari nama penginapan tempat Jeongwoo berselingkuh dengan yang katanya atasan kerja. Sejak panggilan dimatikan, tidak ada telepon atau chat dari pacarnya tentang itu. Marah banget, dari lubuk hatinya dia menyimpan dendam dengan Kim Junkyu yang merebut pacarnya, namun berusaha menghilangkan amarahnya ke Park Jeongwoo.
Berhasil menemukan nama penginapan yang ada warung soju, memutar setir ke kanan dan memarkirkan mobilnya di sebelah mobil berplat Seoul berwarna putih. Hujan sudah berhenti, Haruto keluar dari mobilnya. Terlihat Jeongwoo yang membayar sesuatu di kasir dengan pembayaran digital.
"Haruto?"
"Ayo pulang."
"Ta-tapi..."
"Ayo pulang, kamu kelamaan di luar, katanya kalo hujan sudah reda langsung pulang."
"Maafin gua."
"Mari pulang sebelum aku marah."
Kedatangan pria itu tiba-tiba yang sangat tidak diharapkan. Tanpa pikir panjang Jeongwoo meninggalkan penginapan itu dan mengekor Haruto yang sudah masuk ke mobil duluan. Belum sempat memasang seatbelt, pengemudi langsung menancap gas dan melaju ke jalan raya.
Mengabari Junkyu yang tiba-tiba dia tinggalkan karena mendadak diajak pulang. Haruto merampas ponselnya dan langsung dibuang keluar, " Lah hp gua!!!" Melihat dari kaca spion yang ada di sisinya, ponselnya hancur mengenaskan dilindas beberapa mobil yang lewat.
"KENAPA? MAU MARAH ?! MASIH SEMPATNYA KAMU BERKIRIM PESAN KE DIA?"
Balasan Haruto dengan nada tinggi membuatnya melunak. "Haruto, gua minta maaf. Tadi beneran gak disengaja."
"Apanya? Kamu sengaja balas dendam kan?"
"Gak gitu. Lo tau kan kalo nafsu gua tinggi?" Entah alasan yang diutarakan bisa diterima atau tidak.
"Diam!! Aku sedang mengemudi."
Di momen inilah dia melihat Haruto marah dan membentak, yang akhirnya juga merasakan gimana sakitnya diselingkuhin. Jeongwoo diam saja, entah kemana Haruto akan membawanya pergi walaupun berkendara dengan tujuan ke ibukota.
Ada kemacetan di perbatasan kota Seoul dan Bucheon, baik jalan masuk maupun jalan keluar, karena ada penyekatan. Haruto tidak mau mengambul resiko jika ternyata penyekatan ini dilakukan untuk mencarinya.
"Sialan!!"
"Biar gua yang mengemudi, lo sembunyi."
"Kita gak pulang dulu, pasti polisi akan datang ke rumah."
"Terus mau kemana?"
Haruto tidak menjawab, membelokkan setir ke jalan satu arah yang entah merupakan jalan pintas yang bisa menjauh dari Seoul. Bermodalkan penunjuk arah, pengemudi berusaha menjauh dari Seoul, melewati jalan becek di antara lahan pertanian. Berhasil keluar dari jalan becek ke jalan aspal yang tidak banyak lalu lalang kendaraan.
Menepikan kendaraan di bahu jalan, Haruto punya rencana agar bisa memasuki Seoul, yaitu meninggalkan mobil ini dan menumpang kendaraan lain. "Kayanya kita harus meninggalkan mobil."
"Lo gila ya?"
"Terus mau berkendara sampe kapan? Kita gak bisa kemana-mana."
"Lo yang turun cari penginapan, gua pulang. Gua capek, Ruto."
"Capek habis ngapain? Main sama Junkyu?"
Agar tidak ada yang melacaknya, ia melakukan hal yang sama terhadap Jeongwoo, melempar ponselnya ke luar dan langsung dilindas mobil. Kini keduanya tidak punya alat komunikasi lagi. Melepas kunci mobil dan dibuang ke sawah yang berada di kiri mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Never Wrong. ✔
Fiksi RemajaSekuel Hierarchy. Babak baru kisah yang lebih rumit antara Park Jeongwoo dan Watanabe Haruto. Keduanya berusaha bangkit dari keterpurukan akibat berakhirnya hubungan yang baru berjalan satu tahun. Warning!! Hanya cerita fiksi. BXB. Mature content. B...