• Bagian enam

919 73 4
                                    

Ketika degup jantung berdetak lebih cepat,
Di sana Ia membungkam kebohongan bibir yang terus berkata tidak.

- Bulan untuk Kaivan -


✨ HAPPY READING DAN SELAMAT MEMASUKI DUNIA PERHALUAN ^^

---

Laki-laki itu tampak melamun di teras rumah, pandangannya terfokus pada langit malam. Beberapa kali Ia harus menghela napasnya untuk meredakan dan menahan emosinya yang selalu tidak stabil jika berada di dekat Bulan, seorang perempuan yang merupakan istrinya sendiri.

Kaivan sama sekali tidak habis pikir mengapa Bulan sekeras kepala itu sampai-sampai apapun yang Ia katakan walau itu demi kebaikan dirinya sendiri, perempuan itu juga tidak mau mendengarkannya. Lalu, buat apa Bulan menjadi istrinya jika perintah apapun tidak Ia jalankan? Pikir Kaivan.

"Kalau aja gue nikah sama Aisyah, mungkin gue nggak akan kaya gini. Mungkin sekarang gue udah hidup bahagia tanpa ada kemarahan tiap harinya," ucap Kaivan.

"Kalau gue tau dengan menikahi Bulan perasaan gue ke Aisyah nggak akan bisa hilang, gue juga nggak akan pernah mau menikah dengan Bulan dan berakhir kaya gini. Gue bener-bener nyesel, sekarang gue ngerasain akibatnya sendiri karna gue ternyata salah ambil langkah!"

"Cuma laki-laki brengsek yang bisa ngomong kaya gitu, Van!"

Suara itu seketika membuat Kaivan menolehkan kepalanya ke arah gerbang rumah. Terlihat Billar berjalan ke arahnya.

"Billar? L--lo ngapain ke rumah gue malem-malem?" tanya Kaivan seraya menatap bingung Billar.

Bukannya segera menjawab, Billar malah duduk di samping Kaivan seraya terkekeh dan melayangkan tatapan sinisnya.

"Malam diem, gue nanya Lo ngapain ke rumah gue malem-malem gini, Lar?" tanya ulang Kaivan.

"Gue hubungi Lo tapi telpon Lo nggak aktif, ya udah gue ke sini," jawab Billar.

"Emangnya ada apa?" tanya Kaivan.

"Gue mau kasih tau kalau Aisyah batal nikah, dia nolak pernikahan itu karna ternyata dia nggak beneran cinta sama si cowok, dia cuma dipaksa," papar Billar yang seketika membuat Kaivan menatap Billar kaget.

"L--lo serius?"

Billar menoleh, tepatnya mengamati perubahan wajah Kaivan yang seolah menahan senyumnya. Ia memicing curiga ke arah Kaivan. "Kenapa muka Lo gitu? Jangan bilang Lo bahagia atas kabar ini terus Lo bakal deketin Aisyah lagi?" tebak Billar.

Kaivan terkekeh seraya menepuk pundak Billar. "Ya gimana dong, Lar. Gue nggak bisa bohongin perasaan gue, gue masih sayang sama Aisyah, tentu aja dong gue seneng kalau dia batal nikah. Terus gue bisa deketin dia lagi," tutur Kaivan yang membuat Billar menatapnya tidak percaya.

"Lo bener-bener gila, Van! Lo lupa kalau Lo itu udah nikah? Lo sekarang punya Bulan, istri Lo sendiri. Lo jangan gini dong!" nasihat Billar.

Kaivan menggelang tegas, Ia bangkit dari duduknya menjadi berdiri dengan posisi membelakangi Billar.

"Gue nggak bisa, Lar. Gue sayang sama Aisyah, ini kesempatan gue buat hibur dia karna gue yakin banget sekarang dia lagi sedih karna pasti orang tuanya marah," tutur Kaivan.

Bulan Untuk Kaivan [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang