• Bagian tiga puluh satu

686 56 2
                                    

JANGAN SKIP ILMUNYA!

Banyak dari kita yang terkadang berkomentar pada sesuatu yang salah, entah itu di dunia nyata ataupun di dunia maya ( sosmed ). Setiap hari mungkin kita melihat para pemuda-pemudi yang berseliweran pacaran tanpa rasa malu. Mereka seolah bangga dengan perbuatan mereka tanpa mereka sadar, mereka sudah mengorbankan kedua orang tua mereka. Dan mirisnya, beberapa dari orang tua yang malah mengizinkan anak² nya untuk berpacaran.

Kadang ada yang mengatakan, 'Si dia memuliakan pacarnya banget ya, nggak berbuat neko-neko, bisa menahan nafsunya, pengen deh aku punya pacar kaya gitu.' apakah pernah mendengar kalimat seperti itu? Atau malah kita yang mengatakannya?

Sungguh percayalah hal ini : Laki-laki yang benar-benar memuliakan wanita adalah laki-laki yang tidak menyeret perempuannya ke dalam jalan yang salah, jalan yang dibenci oleh Allah. Sedangkan laki-laki yang mengajaknya ke dalam hubungan yang haram ( pacaran ), sesungguhnya dia tidak benar-benar memuliakanmu. Ia sebenarnya hanya bernafsu padamu dalam kedok cinta, cintanya hanya sebatas mata, belum sampai ke hati.

Ingatlah, nikmat surga itu lebih dari kata sempurna. Apakah kita tidak bisa menahan sedikit godaan demi mendapatkan surga? Apakah kau hanya menginginkan nikmat dunia yang tidak seberapa ini? Semoga kita selalu diberi hidayah oleh Allah SWT untuk selalu berada di jalan-Nya. Aamiin ....

---

Siang ini, Kaivan dengan sekretaris pribadinya telah berada di pesawat untuk melakukan penerbangan ke Swiss. Tentunya tidak hanya mereka berdua karena Kaivan sengaja mengajak Billar agar ikut bersamanya. Sebab, setelah urusan pekerjaan mereka selesai, mereka akan memutuskan untuk sekalian liburan semata-mata untuk menenangkan pikiran sejenak.

"Lo kenapa dari tadi diem aja sih, Lar?" tanya Kaivan seraya melihat ke arah Billar yang duduk bersamanya.

Billar gelagapan, Ia terkejut karena sedari tadi Ia memang melamun. "Ah nggak, gue nggak papa. Ngantuk doang keknya," jawab Billar.

"Ngantuk ya tidur bukan bengong, kalau kesurupan di pesawat gue buang juga Lo ke bawah!" celetuk Kaivan yang langsung mendapatkan delikan tajam dari Billar.

"Kejam banget Lo!" kesal Billar.

Kaivan tak merespon, Ia menunduk memandangi ponselnya yang langsung memperlihatkan foto pernikahannya dengan Bulan yang masih Ia jadikan wallpaper di ponselnya.

Billar yang melihat itu lantas tersenyum pedih, Ia seolah merasakan apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu.

"Lo kangen ya sama Bulan?" tanya Billar.

Kaivan menghembuskan napasnya pelan. "Tanpa gue jawab Lo pasti tau jawabannya, Lar. Gue setiap hari terus berdoa agar Allah menyudahi hukuman ini. Gue bener-bener kesiksa harus jadi Kaivan yang sok kuat padahal hati gue bener-bener rapuh. Udah setahun ini gue cuma gini-gini aja, setiap gue bangun tidur, gue selalu berharap Bulan ada di samping gue dan kepergian Bulan ini hanyalah mimpi, tapi justru sebaliknya. Gue yang terus bermimpi Bulan ada di samping gue," papar Kaivan dengan tatapan sendunya.

Billar diam, seolah mengkhawatirkan sesuatu. "Di mana Bulan sekarang, Lar? Gue kangen sama dia," lirih Kaivan.

Billar menepuk pundak Kaivan pelan. "Sabar terus, Van. Gue yakin semua penderitaan ini akan segera berakhir dan kalian bisa bersatu lagi," ucap Billar menenangkan Kaivan.

Bulan Untuk Kaivan [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang