• Bagian sembilan belas

644 53 0
                                    

Mencintai itu, ketika kamu tidak perduli seberapa banyak orang yang membencinya, seberapa banyak orang menghinanya, seberapa buruk dia tetapi, kamu tetap memilih untuk menyayangi dan mencintainya.

- Bulan untuk Kaivan -

---

Tepat pukul 14.00 mata kuliah Bulan telah selesai, setelah Dosen keluar, beberapa mahasiswa dan mahasiswi fakultasnya juga menyusul untuk meninggalkan ruangan. Namun, Bulan dan Glenca memilih untuk keluar paling akhir.

"Lo balik sama suami Lo kan?" tanya Glenca.

"Enggak,"

"Loh? Kenapa?" tanya Glenca.

Bulan menghela napasnya pelan. "Dia ada rapat sama ketua BEM, jadinya gue balik pake taksi," jawab Bulan.

Glenca mengangguk paham. "Ouh ... eum, mau bareng gue?" tawar Glenca.

"Emang Lo balik sama siapa? Sama Kak Gama?"

Mendapat pertanyaan itu, Glenca juga berbuat hal serupa dengan Bulan. Ia menghela napasnya pelan dan hal itu membuat Bulan menatapnya bingung. "Kenapa Lo?"

"Gue nggak balik sama Gama, dia katanya ada urusan, tapi gue nggak tau ada urusan apa. Nih ya Lan, gue tuh akhir-akhir ini ngerasa aneh sama sikap dia, dia jadi lebih cuek, kalau diajak ketemu juga susah, gue tuh khawatir aja gitu bukannya gue posesif. Lo tau lah siapa Gama dulu, dia itu cowok paling playboy di kampus ini," terang Glenca.

"Lo nggak percaya sama dia?" tanya Bulan.

"Ya ... ya gue sebenarnya percaya kalau dia udah berubah, bahkan dia juga janji berkali-kali sama gue, kalau dia udah nggak akan kaya dulu lagi. Tapi, ya namanya juga cewek, suka overthinking nggak jelas."

"Emangnya Lo sayang banget sama Kak Gama?"

"Jelas lah, kampret! Kalau gue nggak sayang banget mah ogah gue nunggu kepastian selama 2 tahun ini, buang-buang waktu! Tapi ya namanya juga cinta, butuh pengorbanan. Ya gue sih berharap Gama bisa ngasih gue kepastian mau serius atau enggak, soalnya gue udah bener-bener sayang sama dia, Lan."

Mendengar itu, Bulan merasa kasihan. Ia sangat yakin Gama sama sekali belum berubah, karena terlihat dari sikapnya ke dia yang selalu membuatnya tidak nyaman.

Belum saatnya gue cerita sama Glenca deh kayaknya, dia pasti nggak akan percaya sama gue, orang dia sayang banget sama si Gama kutu kupret itu! Batin Bulan.

"Ish! Lo kok malah diem sih! Udah ah gue mau balik!" kesal Glenca kemudian beranjak dari duduknya.

"Eh eh tunggu, Glen!" teriak Bulan seraya buru-buru menyusul Glenca yang sudah berada di luar kelas.

Sesaat mereka telah berada di area halte dekat kampus, raut wajah Bulan kembali murung, Ia sangat kesal karena Kaivan tidak pulang bersamanya. Entahlah, Ia juga tidak tahu kenapa dirinya bisa seperti ini.

"Eh, Lan. Taksi gue udah sampai tuh, gue duluan ya. Besok pagi gue jemput aja soalnya gue bawa mobil sendiri, mobil gue udah jadi. Mau kan?" Bulan hanya mengangguk tak bersemangat.

Bulan Untuk Kaivan [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang