Ada sedikit masalah yang gak bisa aku ceritain menyangkut cerita ini. Makanya kenapa aku kembali tulis ulang dan mengganti judul cerita. Ada beberapa yang aku ganti juga. Selamat kembali membaca Wilson Jordan dan selamat datang untuk pembaca baru.
Aku harap kalian menyukai ceritaku, guys♡
Sebelum baca chapter satunya, diusahakan follow aku ya! Serta vote dan ramaikan komentar disetiap chapternya.
Jangan lupa follow instagram aku: jensyfa._
Terima kasih♡
Happy reading!
《▪︎▪︎▪︎¤▪︎▪︎▪︎》
Di sebuah tempat bernuansa hitam putih itu, ke tujuh lelaki duduk berkeliling. Masing-masing dari mereka memandang satu sama lain dengan pandangan heran. Bahkan salah satu dari mereka ada yang sampai menganga dengan mata yang melotot terkejut.
Mereka STRAYZ yang sedang berkumpul di markasnya setelah mendapat kabar mengejutkan dari salah satu anggotanya.
"Kapan kejadiannya, Adh?" Ghean Gibraltar si ketua bertanya dengan nada rendah serta tatapannya yang dingin. Tangannya yang ia lipat didadanya menambah kesan cool dalam dirinya. Tak hanya sikapnya yang dingin saja, tetapi ketegasannya dalam membimbing atau menegur sangat pantas disebut sebagai seorang ketua.
"Tadi sore, Ghe. Gue cuma lewat depan markas mereka aja, tapi dilempar sesuatu yang gue gak tau apa sampe gue oleng dan jatoh. Emang sialan!" Adhlino Bratadikara anggota yang baru saja mendapat masalah dari sang musuh. Dia membalas ucapan Ghean dengan nada kesalnya. Sorot matanya yang tajam membuat mereka yang melihat bergidik ngeri. Tak lupa dia berucap dengan tendangan keras pada meja yang ada di depannya hingga meja itu tergeser.
Adhlino memang memiliki tubuh yang lebih kecil dari anggota yang lain, namun, kekuatannya jangan ditanya. Sekali marah seisi bumi seakan dihancur leburkan olehnya. Sikap tenangnya akan hilang seketika jika ia sudah marah besar. Satu lagi, anaknya sering ngegas kalau merespon ucapan orang.
"Devinisi senggol bacok gak sih? Gila." sahut Gavino Baro Aldenhida, lelaki dengan kakinya yang panjang itu menyahut seraya mengisap sebuah rokok yang ada ditangannya. Lelaki itu menggeleng kecil seraya terkekeh. Tak heran, pikirnya. Ia memilih diam mendengarkan sembari memainkan ponselnya, chat-an dengan ayang tercinta. Iya, Gavino satu-satunya anggota yang tidak jomblo. Makanya mukanya sumringah terus.
"Caper itu mah! Pengen ke-notice aja sama kita. Toh, pas dilawan kalah juga." timpal lelaki berbadan kekar, Regan Nathandra. Tertawa kecil hingga matanya pun ikut tersenyum dan hilang seketika.
"Betul! Emang dasarnya mereka pecundang, kan?" Kelvin Abisyar menjawab ucapan Regan. Lelaki yang sama kecilnya dengan Adhlino itu memang kalau bicara gak pernah di filter, anaknya asal nyerocos. Dan ucapannya yang spontan itu dibalas tawaan oleh temannya yang lain.
"GILA COK? EDAN! GUE SUKA GAYA LO!" Reza Putra Brahma, lelaki dengan kulit hitam manis, lelaki yang selalu memecahkan suasana saat adanya keheningan itu membalas ucapan Kelvin dengan rasa bangga. Dia menarik Kelvin dan merangkul temannya itu.
"Tapi lo oke kan, Adh? Siapa emang yang ngelemparin lo?" Wilson Jordan, lelaki dengan matanya yang nampak jernih itu bertanya pada Adhlino dengan tatapan khawatir, tatapan yang memang selalu Wilson tunjukkan. Lelaki dengan penuhnya luka lebam diwajahnya itu tegang menunggu jawaban dari Adhlino.
"Bukan Yovan, tapi Radit," jawab Adhlino, "Gue oke, Son. Jangan khawatir gitu dong!" lanjutnya seraya menepuk pundak Wilson.
Wilson bernapas lega. "Syukurlah. Gue gini karena gue care sama lo, Adh. Takutnya aja Yovan yang lemparin lo. Tanpa alasan, dan ujungnya kita kena masalah lagi. Duh, ogah gue dapet masalah lagi sama Thunders. Capek, gak ada habisnya." ucap Wilson panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wilson Jordan : With the wound
Teen FictionCerita ini menceritakan kisah Wilson Jordan, lelaki dengan penuh seribu luka. Lelaki yang mampu melewati hari kejam itu. Setiap luka yang ia terima hampir membuatnya marah dan kesal akan takdir Tuhan. Sampai pernah ia berpikir bahwa kehadirannya di...