Chapter 16: Semua Benar-benar Berubah

286 32 2
                                    

Kembali dengan Wilson Jordan di chapter 16

Siap menemani kisah Wilson sampai akhir?

Sebelum ke ceritanya, jangan lupa vote dan spam komentar, ya!

Happy Reading!

《▪︎▪︎▪︎¤▪︎▪︎▪︎》

Diam termangu dengan lamunannya sendiri adalah kegiatan yang Azira lakukan beberapa menit lamanya. Zira duduk dimeja belajarnya yang menghadap langsung ke jendela, tetapi bukan mengerjakan tugasnya, ia malah asik melamun dengan pandangan menatap ke luar melewati jedela.

Suara binatang malam berhasil memasuki indera pendengarannya, membuatnya sedikit memekik karena suara itu. Terpaan angin malam yang dingin membuat matanya sedikit perih.

Dibenaknya masih terpikirkan akan Wilson. Ringisan dari Wilson masih terngiang ditelinganya. Bagaimana Wilson yang tak mau diam saat kapas yang dibaluti obat merah menyentuh luka-lukanya, membuat Wilson mengerang kesakitan.

Ringisan kesakitan yang keluar dari mulut Wilson membuatnya ikut merasakan sakit.

Wilson laki-laki yang menaruh perasaan dalam padanya kini jauh berbeda sejak pertama kali mereka bertemu. Wilson yang selalu menunjukkan senyum gembiranya pada semua orang. Kini, senyum itu hilang.

Perasaan yang Wilson taruh padanya membuat Azira membalas perasaan itu. Menaruh perasaan yang sama pada lelaki dengan penuh luka lebam diwajahnya itu. Azira berhasil menaruh perasaan itu tanpa sepengetahuan Wilson.

Bukan keinginan Azira yang terus menolak ajakan Wilson untuk menjadi kekasihnya. Ia hanya takut akan Yovan yang akan semakin memperlakukan Wilson secara kasar. Ia tak ingin Wilson menaruh luka lebih dalam lagi.

Bukan keinginan Azira juga untuk menahan perasaannya. Getaran hati yang selalu terasa saat bertatapan dengan Wilson membuat Azira yakin bahwa perasaannya bukan main-main.

Mereka memang memiliki perasaan yang sama. Namun, keadaan yang membuat mereka tidak menjalin hubungan layaknya orang lain.

Azira benar-benar tak terbayang jika ia menjalin hubungan dengan Wilson. Dan saat Yovan tahu, dengan keyakinan penuh Azira percaya bahwa Yovan akan memperlakukan Wilson lebih kejan lagi.

Melihat Wilson berduaan dengannya pun Yovan sudah semarah itu. Bagaimana jika mereka benar-benar menjalin hubungan?

Azira tak tahu harus sampai kapan ia memendam perasaan ini.

"Huhhfft" helaan napas panjang keluar dari mulutnya. Dengan sadar Azira menutup bukunya dan kembali ke kasurnya dan duduk di sana. Tangannya meraih ponselnya dimeja nakas, lalu ia pandangi terus kontak Wilson.

Wilson yang selalu mengiriminya pesan random, ia yang selalu menanyakan kabarnya kini hilang entah kemana. Azira rindu dengan Wilson yang banyak tingkah padanya.

"Lo kemana sih, Son? Apa lo baik-baik aja?" gumamnya. Mata Azira masih terfokus pada kontak Wilson.

"Tumben gak banyak omong di sini. Se-sakit itu, ya?" gumamnya lagi diiringi helaan napasnya.

Dan tanpa ragu, jarinya yang kecil mulai mengetikkan sebuah pesan pada Wilson. Menanyakan soal kabar lelaki itu. Dan betapa terkejutnya Azira saat Wilson membalas cepat pesannya.

Azira tersenyum membaca pesan itu. Beberapa menit kedepan mereka mulai berinteraksi lewat chat. Sampainpada akhirnya mereka menyelesaikan itu, dan Azira bersiap tertidur masih dengan senyum yang terukir di bibirnya.

Wilson Jordan : With the woundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang