Chapter 12: Kita dengan Indahnya Danau

1.4K 150 38
                                    

Kembali dengan Wilson Jordan di chapter 12

Siap menemani kisah Wilson sampai akhir?

Sebelum ke ceritanya, jangan lupa vote dan spam komentar, ya!

Happy Reading!

《▪︎▪︎▪︎¤▪︎▪︎▪︎》

"Aku memang selalu gagal dalam segala hal. Dan tidak bisa diharapkan, katanya. Namun, apa anak tidak berguna sepertiku tidak pantas mendapatkan kasih sayang?"
–Wilson Jordan

****

Wilson keluar, menjauh dari omongan serta perkataan menusuk dari orang tuanya. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan yang lumayan cepat, menyalip pengendara lain, menikmati indahnya langit malam yang hanya diterangi oleh sang rembulan. Mengendarai motor di malam hari cukup membuat rasa pening dikepalanya hilang seketika.

Ucapan-ucapan dari orang tuanya selalu terngiang dikepalanya. Dimana ia selalu disalahkan dan menjadi korban fitnah Yovan. Lelaki yang berstatus sebagai kakaknya itu sama sekali tidak berkata jujur atau membantunya dalam pertengkaran yang selalu terjadi antara dirinya dan Jordan.

Sikap Yovan padanya seakan telah diselimuti kebencian.

Mungkin beberapa dari mereka bilang bahwa dibandingkan dengan kakak ataupun adik adalah hal yang biasa. Namun, Wilson merasa tidak seperti itu. Dirinya selalu salah, bahkan kebenaran seperti apapun ia selalu salah. Menjadi perbandingan dengan Yovan adalah makanan sehari-harinya. Muak Wilson mendengar itu, dimana ia harus sama seperti Yovan. Andai hanya sebuah kata yang menusuk dan omongan kasar yang orang tuanya lontarkan, tetapi ini tidak, pukulan pun selalu Wilson dapatkan. Sampai luka-luka itu memenuhi tubuhnya.

Tadi tidak hanya Jordan yang menyeramahinya. Melainkan Veni pun ikut menyeramahinya, dengan kata-kata yang lagi-lagi menusuk hati Wilson.

"Mama gak sudi punya anak kalau dia ada salah dia gak mengakui itu. Mama hanya ingin kejujuran kamu, Wilson. Kejujuran bahwa kamu dan teman-teman kamu mengeroyok Yovan sampai begitu, kan?"

"Anak gak tau diuntung! Bukannya bersyukur kami mau menganggap kamu di sini. Tapi apa? Kamu malah jadi anak berandal dan bikin malu keluarga!"

"Bahkan menjadi pintar seperti Yovan pun kamu gak bisa, Wilson! Harapan Mama punya kamu itu apa sih?!"

Kata-kata itu selalu Wilson ingat sampai sekarang. Kata-kata yang selalu terlintas dibenaknya. Lagi-lagi Yovan menjelaskan dengan dilebih-lebihkan. Lelaki itu memang sangat ingin Wilson selalu menjadi pihak yang salah.

Wilson mengendarai motornya masih dengan perasaan sesak. Omongan yang memang biasa mereka lontarkan padanya ternyata masih membuatnya belum terbiasanya.

Bahkan kalau Wilson bisa bilang, ia juga tak minta dilahirkan jika hidupnya hanya untuk memenuhi keinginan orang tuanya.

Sekitar tiga puluh menit Wilson untuk sampai di tempat yang ia tuju. Danau. Danau yang luas dengan dikelilingi beberapa kursi dengan warna coklat tua. Tak hanya keindahan yang ada pada danau itu saja, melainkan keadaan sekitar cukup membuat perutnya keroncongan meminta makan.

Bagaimana tidak? Setiap malam danau yang sering Wilson kunjungi ini selalu ramai. Dengan di sekitarnya terdapat banyan streetfood yang terlihat menggugah selera, ditambah pemandangan keindahan danau ini. Wah, surga banget deh!

Wilson Jordan : With the woundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang