SM dan Pertandingan Penuh Cacian

1.4K 177 21
                                    

30 hari telah berlalu dan ujian Chunnin tahap keempat sebentar lagi akan dilaksanakan.
Aku telah menjemput Sasuke yang ada digua Ryuuchi dan sekarang kami berdua sedang berada ditribun peserta.
"Bagaimana pelatihanmu Sasuke"tanyaku padanya. Tidak ada perubahan siqnifikan yang terlihat dari Sasuke, mungkin cuma pakaiannya yang berubah hitam dan sekarang pinggangnya diikat oleh sebuah tali ungu yang mirip dengan punyanya Orochimaru.

Sasuke menyeringai.
"Aku belum menyempurnakan sage mode tapi aku sudah menguasasi kekuatan mata baruku"balasnya sambil memperlihatkan mangekyo Sharingan padaku.

"Amaterasu atau Susano'o??"Tanyaku.

Sasuke terkejut.
"Bagaimana kau bisa mengetahui teknik-teknik itu dobe".

"Itu sudah menjadi pengetahuan umum Teme, kau saja yang ketinggalan informasi"

Sasuke membuang muka karena malu. Dia percaya dengan perkataanku.
"Aku sudah bisa menggunakan Amaterasu"

"Owh. bagus itu, tapi sebaiknya kau jangan menggunakan kekuatan itu berlebihan"saranku.

Sasuke kembali menatapku.
"Kau benar dobe, mataku sangat sakit jika terlalu lama mengaktifkannya"

"Mungkin kau harus segera menemukan mata baru untuk berjaga-jaga"Ucapku sambil melihat kearah arena.

Sasuke bingung.
"Memangnya kenapa?? "

Aku kembali menatapnya dan kali ini kulihat dia seperti orang bodoh sebelum aku menjawab.
"Hmmm... kau lupa apa pura-pura tidak tahu Teme, bukannya itu sudah menjadi rahasia umum kalau orang yang menggunakan Mangekyo Sharingan terus menerus akibatnya akan mengalami kebutaan"

Wajah Sasuke terlihat sangat syok mendengar itu, aku sebenarnya tahu Sasuke belum mengetahui efek menggunakan mangekyo sharingan jangka panjang. Karena itulah aku menggunakan kalimat seolah itu(Kebutaaan) sudah menjadi pengetahuan umum, agar dia tidak bertanya padaku darimana aku mengetahuinya.

Dan karena ucapanku tadi Sasuke tiba-tiba teringat akan kakaknya yang sudah menguasasi sejak lama.
"Apakah menurutmu Nii-san telah buta dobe"

"Hmmm... kukira belum, karena aku tahu Itachi-san bukan orang yang bodoh"

Sasuke menghela nafas lega dengan jawabanku
"Haahhh... Kau benar dobe"

"Naruto-kun Sasuke-san"
Terdengar suara gadis yang memanggil kami berdua dari kejauhan.Kami melihat sosok gadis itu,gadis super manis yang membuatku sering terkena diabetes.
Sasuke tersenyum tipis melambaikan tangan padanya sedangkan aku dengan cepat berlari menghampiri gadis itu.
"Hinata-chan.... "aku memeluk tubuhnya dengan sangat erat tanpa peduli dengan pandangan orang-orang yang ada disekitar kami.
"Aku merindukanmu Hime... "

Wajah Hinata memerah seperti biasa. Dia membalas pelukanku dan berkata dengan lemah lembut.
"Aku juga Naruto-kun...Aku sangaaat merindukanmu"
Sudah 30 hari kami tidak bertemu, jadi wajar kami berpelukan seperti ini. Aku tidak peduli dengan omongan orang-orang yang melihat kami. Peduli setan dunia sudah kuanggap seperti milik kami berdua.

"Minta ini"Ucapku sambil menunjuk kebibirku.
Hinata terdiam. Wajahnya semakin memerah padam.

*Ehem ehem ehem*
Deheman terdengar beberapa kali dari belakangku.
Aku mengabaikannya karena kukira itu orang lewat.
*Ehemmmmmmmmm*
Lagi-lagi deheman yang sama terdengar dan kali ini lebih keras.

"Hime aku nggak mau"ucapku bingung mengapa Hinata tiba-tiba mendorong tubuhku agar bisa lepas dari tubuhnya.
Namun dia tidak menjawab. Kulihat wajahnya sangat panik. Apa yang sebenarnya terjadi pada calon istriku ini. Mengapa dia tiba-tiba seperti ini.
Sampai sebuah suara laki-laki dewasa terdengar dibelakangku.

Reincarnasi Menjadi Naruto Uzumaki (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang