"Aku sangat sangat dan sangat mencintaimu Calon suamiku... "ucap Hinata tersenyum padaku,
"Maaf karena aku melakukan perbuatan ini padamu Naruto-kun,aku hanya merasa kalau aku melepas ikatanmu kau akan pergi menjauh dariku"ucapnya lalu dia membaringkan tubuhnya diatas dadaku
Perlahan lahan tali yang dipakai untuk mengikat tanganku mulai kendor setelah aku menggerak gerakkannya, setelah itu aku lalu berusaha menarik tanganku dan ternyata berhasil, aku lalu memeluk Hinata yang ada diatasku dan menggulingkannya sehingga posisi kita saat ini aku yang ada diatas dan Hinata yang ada dibawahku
"Hmmmm.. aku tidak suka Hime-sama melakukan ini padaku, "ucapku menarik pipi Hinata karena kesal dengan perbuatan yang menjatuhkan martabatku sebagai lelaki jantan, namun bukannya dia takut dengan perkataanku malahan dia kelihatan senang.
"Maaf Naruto-kun... Hehehe"balasnya tertawa kecil sambil mengalungkan tangannya diatas leherku
Melihat tawanya yang begitu manis kekesalanku mulai berkurang dan aku lalu mengecup pipi Hinata yang tadi kucubit
"Aku memafkan Hinata-chan kali ini, tapi jangan diulangi lagi, okeee"ucapku berdiri dari tubuh Hinata dan berbaring disampingnya
"Emmmm.. Aku tidak janji Naruto-kun"balasnya menatapku dengan lembut
Mendengar jawabannya yang menolak perintahku, aku kemudian menarik Hidung Hinata dan berkata
"Dasar Nakal, kalau kamu melakukan itu sekali lagi, aku tidak akan mencintaimu"balasku bercanda agar Hinata mau mendengarkan perkataanku, namun candaanku yang barusan malah membuat Hinata meneteskan air mata
Tes... tes.... tes... air mata tiba tiba mengalir diwajah Hinata setelah mendengar kata kataku
'Efeknya sampai seperti ini'batinku menyesal telah berkata seperti itu pada Hinata
"Maaf,, jangan membenciku Naruto-kun,, aku hanya bercanda tadi,, aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi. Tapi kumohan jangan mengatakan kata kata seperti itu, aku takut Naruto-kun, aku sangat takut kamu meninggalkanku, "ucapnya menangis lalu memeluk tubuhku
Hatiku seperti tersayat sayat ketika melihat Hinata menangis karena perkataanku, aku lalu memegang wajah Hinata yang masih menangis dan kemudian aku mencium bibirnya
"Aku tidak akan pernah bisa membencimu Hinata-chan,aku sudah berjanji kelak dimasa depan aku akan menikahimu,jadi tenang saja,tidak mungkin aku berfikir akan meninggalkanmu, malahan aku ingin selalu bersamamu kapanpun dan dimanapun,aku ingin kita tetap bersama selamanya, dan juga emmmmmm... maaf tadi itu aku hanya bercanda, hehehe,"kataku tersenyum sambil mengusap air mata yang mengalir diwajah hinata
"Ummm,, aku juga minta maaf Naruto-kun, tapi aku harap Naruto-kun jangan pernah mengatakan kata itu lagi kepadaku yaa, hatiku sangat sakit ketika kamu mengatakan itu, duniaku yang cerah tiba tiba serasa mendadak gelap dan aku seperti melihat kediriku yang dulu sebelum aku mengenalmu Naruto-kun, aku takut dengan itu semua Naruto-kun,aku sangat takut kehilanganmu, aku tidak mau kembali menjadi diriku yang dulu,,"blasnya gemetar sambil memeluk erat tubuhku
"Maaf.. jangan khawatir,, aku berjanji akan selalu mencintaimu dan tidak akan meninggalkanmu sendirian"balasku mengelus elus kepala Hinata agar dirinya kembali tenang
"Bisakah kamu berjanji sekali lagi kalau kamu akan menikahiku setelah kita sudah dewasa Naruto-kun"kata Hinata yang masih terdengar nada keraguan didalm kata katanya
"Haaaaahhhhh,, "aku menghela nafas lalu memegang wajah Hinata dan kutarik tarik pipinya dengan kesal
"Apa kamu mau menikah denganku sekarang Hinata-chan, daripada kamu masih meragukan kata kataku"balasku yang membuat wajah Hinata memerah padam
"A... aku mau Naruto-kun"balas Hinata gagap
"Hahaha... baiklah, tapi mungkin aku akan dibunuh oleh ayahmu ketika aku menikahimu sekarang,"balasku tertawa dengan jawaban setujunya Hinata
"Moooo.... pokoknya aku mau nikah sekarang Naruto-kun"rengek Hinata yang membuatku semakin tertawa
"Hahaha,, Kalau aku menikahimu sekarang berarti aku boleh memegang ini-mu"kataku tidak sengaja menyentuh melon yang ada pada tubuh Hinata
'Aduhhhh,, kesentuh,,, mati aku'batinku berkeringat dingin
Wajah Hinata berubah datar ketika tanganku tidak sengaja menyentuh buah dadanya
"Mesum.. "balas Hinata dingin kearahku
"Glek... "aku menelan ludah berat melihat tatapan mematikan yang ada pada kedua mata Hinata
"Ahahaha.. Maaf tadi tidak sengaja Hime-sama,, sumpah"ucapku mencoba tertawa untuk meredakan suasana yang canggung diantara kami
"Henmmpphhhh,, jangan mencari cari alasan"balas Hinata membuang muka dan berbalik membelakangiku
"Haaaaaaahhhh,,maaf sebenarnya aku memang tertarik dengan kedua melonmu yang sudah mulai tumbuh"ucapku jujur dan blak blakan kepada Hinata
Mendengar kejujuranku yang frontal, wajah Hinata berubah memerah padam sampai kepalanya mengeluarkan asap akibat malu dengan kata kataku barusan
"H... hentai.,, Naruto-kun no Hentai"ucapnya menghadapku lalu melakukan tenketsu kearah perutku
"Uhhhhhuuuuuuuulkkkkll"rasanya luar biasa sakit yang mengakibatkan diriku perlahan lahan mulai tidak sadarkan diri, namun saat aku akan pingsan suara Hinata yang lirih terdengar jelas olehku
"Baaaakaaaaa.. Kamu boleh memegangnya saat kamu sudah menjadi suamiku"
Pagi Harinya
'Uhhhhhhhhh, seperti inikah rasanya pukulan Hinata'batinku perlahan bangun dari tempat tidurku dan mulai berjalan kekamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, lalu saat aku melewati dapur aku melihat Hinata tengah menyiapkan sarapan untukku
"Selamat pagi Hinata-chan, kemarin malam kamu luar biasa"kataku bercanda kearah Hinata yang masih memasak
Namun ternyata bukan sambutan yang kuterima, aku malah mendapat sebuah tamparan keras yang mengakibatkanku meluncur kearah kamar mandi
"Plaaaaaaaakkkkk.. Jangan mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang yang mendengar bisa salah paham"balas Hinata memerah padam
"Awwwwwwww,, padahal cuma bercanda"kataku berdiri lalu mengelus elus pipiku yang merah
Setelah selesai membersihkan muka dan gigiku, aku kemudian menuju ruang makan dan tidak lupa aku meminta maaf terlebih dahulu kepada Hinata karena tadi aku sempat menggodanya, lalu setelah permintaan maafku diterima oleh Hinata kami kemudian sarapan bersama dan setelah itu kami berangkat menuju akademi untuk melaksanakan Tes menjadi seorang Genin
Saat menuju Akademi kami berdua berjalan agak berjauhan agar orang lain tidak curiga kepada hubungan kami, aku bukannya mau kalau seperti ini, tapi karena mengingat reputasiku sebagai jelmaan monster yang masih melekat padaku, aku kemudian menyuruh Hinata supaya menjauh jika kita berada dikeramaian agar namanya juga tidak ikutan buruk karena bergaul denganku.
Setelah sampai diakademi kami lalu masuk keruangan kami untuk mendengarkan apa yang diintruksikan oleh Iruka-sensei agar bisa lulus menjadi seorang genin, tes yang digunakan oleh akademi untuk meluluskan seorang siswa diantaranya Henge, Kagebunshin dan Melempar Shuriken.Aku mengingat peristiwa yang dialami Naruto saat diakademi, dia menjadi yang terbawah dan hampir tidak lolos saat mengikuti ujian ini, dan Mizuki yang melihat hasil dari Naruto lalu menjanjikan kepadanya kalau dia bisa memberikan kelulusan kepada Naruto dengan syarat dia harus mencuri gulungan Jurus yang ada dikantor Hokage.Namun sayangnya Naruto cuma ditipu mentah mentah oleh Mizuki.
Mizuki cuma memanfaatkan kebodohan Naruto agar dirinya mau menuruti perintahnya,tapi bukan itu saja perbuatan Mizuki kepada Naruto, saat Mizuki merasa telah terdesak oleh Iruka yang datang menolong Naruto, Mizuki akhirnya membongkar jati diri Naruto sebagai Jinchuriki kyubi yang menyebabkan Naruto akhirnya mengetahui kenapa semua penduduk desa konoha selalu membencinya.'Haaaaahhhhhh,, kasihan kau Naruto, tapi kau tenang saja, kau tidak akan mengalami kejadian itu lagi,karena yang menjadi Naruto sekarang adalah Aku, Ikhwan Mugiwara, hahaha'batinku tertawa
Saat aku masih berpikir bagaimana cara melenyapkan Mizuki dalam pikiranku, tiba tiba suara Iruka-sensei memanggil namaku
"Selanjutnya giliran kau naruto.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnasi Menjadi Naruto Uzumaki (End)
RomanceBagaimana jadinya jika penulis Fanfic ini diberikan kesempatan untuk berenkarnasi menjadi Naruto Uzumaki, apa yang akan dilakukan olehnya. Nantikan kisahnya....