👹Tiga Belas👹

363 85 8
                                    


🌸🌸🌸
-Persimpangan-

"Parkirin disini aja" Hyunsuk memarkirkan mobilnya di sebuah lahan cukup luas dan landai yang berada di sebuah hutan.

Jalanan terlihat semakin sempit dan juga terjal, sehingga terpaksa mobil tersebut harus ia tinggalkan disini.

Ia tak sendiri. Bersama dengan Mark, ia berangjat ke Kalipacar untuk menemui teman-temannya.

Hari masih pagi, saat mereka tiba di bandara. Namun tanpa perlu beristirahat perjalanan kembali dilanjutkan hingga mereka tiba cukup sore di tempat ini.

"Semua barang-barang sudah siap kan?" tanya Mark

"Udah kok. Ayo!" ajak Hyunsuk

Mereka berdua kenudian berjalan menyusuru jalanan setapak yang cukup rusak itu.

Semakin ke dalam, pohon-pohon semakin tinggi menjulang dan semak belukar turut mempersempit area jalanan.

"Ini berasa jadi anak gunung gue" Hyunsuk bernostalgia. Dulu sewaktu SMA ia pernah ikut ke puncak bersama teman-tenan serta sang pacar. Nakun di puncak gunung juga ia diputuskan oleh si mantan. Miris

"Sudah lama ga menghirup udara segar kayak gini lagi." Mark senang, ia bisa merasakan suasana alam yang begitu menyejukan. Berbeda sekali dengan udara diperkotaan yang sudah banyak tercemar.

Perjalan kembali dilanjutkan. Matahari kian condong ke barat dan suara suara hewan khas di sore hari mulai terdengar.

Kini entah mengapa suasana terasa lebih mencekam

"Coba liat peta yang dikasih, kita harus belok kemana nih?" tanya Mark saat mereka telah tiba di sebuah persimpangan.

Hyunsuk yang berada di belakang sibuk memperhatikan peta daru google map yang ia print

"Kayaknya kiri deh" ucapnya

"Yakin lo?" Mark kini menghampiri hyunsuk dan turut memperhatikan peta tersebut

"Ini mah kanan, kiri dari mananya coba?" 

Hyunsuk hanya bisa cengengesan. Sejujurnya ia buta arah.

"Eh tapi, kenapa di google map ini jalan ke kiri cuma beberapa meter aja ya?" tanya Hyunsuk

"Ya bodo amatlah sama jalan kiri. Yang peting kan jalan yang bener ke kanan"

"Tapi gue penasaran"

"Jangan coba-coba nanti ketagihan"

"Dih apasih ga jelas"

"Oh mau dikasih kejelasan lo?"

"Gue homoan sama lo gitu? Najis"

"Dih lo kata gue mau? Amit-amit ya"

"Ya udahlah ayok ke kiri"

"Ngapain hyunsuk? Jangan aneh-aneh deh"

"Cuma 100 meter doang kok. Gue penasaran kenapa google nya ga lanjutin lagi jalannya kesana"

"Kalau isinya jurang terus kita terjun bebas dan mati mau apa lo hah?"

"Dih, hati-hati makannya. Ayo, nanti gue traktir es krim pas pulangnya"

"Emang gue cowok apaan di kasih es krim langsung luluh"

"Ayolah Mark"

"Bentar gue mikir dulu."















🌸🌸🌸
-Bersiap Kabur-

"Lho kalian pada mau kemana?"

Jeno yang baru bangun tidur terkejut melihat teman-temannya yang sudah bersiap memasukan berbagai peralatan ke dalam tas.

"Kita harus pergi. Tempat ini ga aman untuk kita" jawab Yoshi

"Hah.. Kalian mau pergi?"

Haechan mengangguk "Iya, kita harus segera meninggalkan tempat ini"

"Kalian gila ya? Jaemin hilang dan kalian mau pergi ninggalin dia? Mikir Woy!!" bentak Jeno

Mereka semua terdiam. Memang seharusnya mereka tidak pergi dan meninggalkan Jaemin. Bagaimanapun mereka hadir bersama maka pulang pun harusnya bersama.

"Tapi kita ga ada yang bisa nemuin Jaemin kan? lagian tinggal menunggu waktu maka kita juga akan celaka" Jihoon berujar

"Tapi ga bisa gitu dong. Kita ini datang bareng-bareng. Maka pulang juga barus bareng dong Hoon"

"Coba lo oikir Jeno, kalau kita masih disini apa yang mau kita lakukan. Mending kalau kita bisa nemuin Jaemin. Gimana kalau ternyata satu persatu dari kita malah hilang juga? Lebih baik hilang satu dari pada semuaya Jeno" Junkyu

"Gampang buat kalian ngomong gini. Kalian baru kenal beberapa hari aja sama Jaemin. Sedangkan gue? Gue sama dia udah temenan dari kecil. Mana tega gue ninggalin dia di tempat aneh ini sendirian"

"Jeno dengerin kita dulu. Kepergian kita bukan untuk meninggalka Jaemin. Tapi kita perlu mencari bantuan untuk bisa menemukan Jaemin kembali. Persediaan makan kita juga menipis. Ga mungkin kan kita makan makanan yang disediakan? Itu akan menimbulkan kecurigaan" jelas Renjun yang kini menenangkan Jeno

"Kita harus pulang dulu Jeno. Semasih orang-orang disibi belum sadar, kita harus pergi dengan segera. Setelah itu, kita akan kembali untuk menyelamatkan Jaemin. Kita perlu orang yang mengerti agama serta orang yang memiliki kemampuan lebih di bidang hal gaib ini" Haechan menambahkan

Jeno nampak merenung. Benar apa yang teman-temannya katakan. Sepertinya ini pilihan terbaik sebelum semua terbongkar dan korban kian berjatuhan.

Jihoon menghampiri Jeno dan menepuk pelan pundaknya.

"Sekalipun kita baru deket sama Jaemin dan kalian beberapa waktu ini. Tapi kami tidak akan berbuat egois. Kita satu tim. Tanpa satu orang lagi, maka tim ini akan hancur. Percaya sama kita. Gue dan yang lainnya akan membantu kalian menemukan Jaemin bagaimanapun caranya."

Bagai terhipnotis Jeno mengangguk patuh dan segera membereskan barang-barangnya .

Tok tok tok

Lagi-lagi pintu diketuk dari luar. Asahi yang selalu saja berada d dekat pintu segera membuka pintu tersebut

"Selamat pagi, ah sudah pada bangun rupanya."

Mereka semua terdiam mematung di tempat. Termasuk Asahi yang memiliki feeling tidak enak setelah ini.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekali-sekali mau nyobain update di pagi hari

-PurpleFelis (kucing ungu)

-PurpleFelis (kucing ungu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin dimana?

Illusion Village ¦¦ NCT Dream x Treasure✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang