Junkyu menuruni anak tangga di kost-an mewah milik Hyunsuk, kakak tingkatnya dulu yang memiliki paras tampan namun kurang di tinggi badan.
Ia hendak mengunjungi kamar salah seorang penghuni kost, sekedar untuk meminta cemilan. Ya begitulah kebiasaan pria lucu yang tampak mirip dengan koala ini.
Tok tok tok
Sebagai tamu yang sopan Junkyu mengetuk pintu kamar orang tersebut dan tak lama pintu terbuka serta menampilkan si pemilik kamar yang baru selesai mandi.
"Eh kak Junkyu, masuk kak" ucapnya, seolah terbiasa dengan kehadiran Junkyu
Junkyu segera melenggang masuk dan berkeliling di kamar yang cukup luas dan rapi itu.
"Cemilannya ada di atas lemari kak" Pria tinggi yang sedang mengelap rambutnya menggunakan handuk berujar pada Junkyu yang terlihat mondar mandir tak jelas dikamarnya
"Gue udah liat cemilannya Haru. Tapi sekarang gue lagi nyari sesuatu yang beda"
Pria yang dipanggil Haru atau nama lengkapnya Haruto, menoleh pada teman satu kost yang lebih tua darinya itu.
"Nyari apa?" Haruto mengernyit bingung sedangkan Junkyu sibuk mengobrak-abrik kamar Haruto.
Pria yang memiliki aliran darah jepang dari sang ibu tidak keberatan dengan tingkah Junkyu. Toh nantinya Junkyu akan di romusha untuk membereskan semuanya kembali.
"Nyari apa sih kak? Mau Ruto bantu?" tawarnya
Junkyu tetap diam, hingga akhirnya sebuah senyum terukir di wajahnya
"Dompet lama aku mau kakak pake apa?"
Junkyu lalu menghampiri Haruto yang masih bergeming membelakangi cermin besar di kamarnya
"Kamu ingat dia?"
Junkyu menunjukan sebuah foto usang yang berada di dompet lama Haruto. Menurut ingatan pria berdarah Jepang itu, dompet berwarna coklat ini adalah dompet sang ayahnya dulu. Dan diberikan pada Haruto dengan harapan keuangannya turut lancar.
"Kok aku baru sadar ya ada foto ini? Apa dia papa pas masih muda?" Haruto terheran dan memperhatikan dengan seksama foto yang ditunjukan oleh Junkyu.
"Dia kakak lo Haruto"
Haruto terkejut, bagaimana mungkin? Dia ini anak tunggal. Lalu dari mana Junkyu bisa berspekulasi seperti itu?
"Kakak jangan bercanda deh, kakak kan tau aku anak tunggal"
"Engga Haruto. Dia kakak lo. Lo percaya kan kalau gue terjebak di desa ilusi?"
Haruto mengangguk
"Yang membantu gue bebas adalah kakak lo. Watanabe Hanbin"
"Kak, kakak ini kenapa sih? Ah pasti kakak kecapekan karena perisiwa itu. Iya kan?"
"Haruto, gue ga bercanda. Lo emang punya kakak. Yang ngajarin lo naik sepeda itu kak Hanbin. Teman yang lo rindukan tapi lo ga ingat mukanya, dia sebenarnya kak Hanbin, Haruto. Dia kakak kandung lo sendiri. Please percaya sama gue"
Haruto lagi-lagi bergeming. Junkyu kini sudah menangis. Tidak biasanya kakak manisnya ini akan mengeluarkan air mata berharganya. Tapi kenapa dia begini?
Haruto hanya mengangguk. Ada rasa percaya dan tidak percaya yang dirasakan oleh Haruto. Jika benar dia memiliki seorang kakak, ijinkanlah pria itu untuk mengingatnya.
"Kak, udah ya nangisnya. Iya aku percaya kalau aku punya kakak kandung. Sekarang kakak istirahat, ini cikinya bawa aja ke kamar"
Junkyu mengangguk lucu. Ia bersyukur Haruto percaya. Junkyu masih ingat bagaimana tatapan sendu Hanbin ketika merindukan sang adik. Ia juga masih ingat bagaimana pengorbanan Hanbin untuk mereka semua. Junkyu, telah mewujudkan harapan terakhir dari Hanbin.
Malam harinya Haruto tidak bisa tidur. Ucapan Junkyu tadi sore terus saja terngiang di pikirannya.
Ia kemudian membuka dompet usangnya dan melihat foto orang yang tersenyum sambil memeluk dirinya ketika masih balita.
Wajahnya mirip dengan dirinya, meski Haruto merasa dirinya jauh lebih tampan.
Diusapnya foto tersebut dengan lembut, hingga tak terasa Haruto pun terlelap.
....
Haruto terlonjak kaget ketika sebuah tangan mengelus surai rambutnya.
Pria tinggi itu segera membuka mata dan melihat siapa pelakunya.
"Kamu siapa?" tanya Haruto pada pria asing di sebelahnya. Dengan pakaian serba putih dan kulit bersinar, ia tersenyum sembari menatap sendu ke arah Haruto.
"Kamu sudah besar ya, adikku"
Haruto terkejut, pria ini benar-benar mirip dengan seseorang yang ada di foto itu.
"K-kakak.. Bagaimana mungkin?"
"Kamu mungkin melupakanku Haruto, tapi aku akan selalu mengingatmu. Kini aku sudah terbebas dari belengu iblis, sekarang aku sudah bisa ke surga"
Haruto menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia berusaha memahami maksud dari pria yang ternyata kakaknya itu.
"Mulai sekarang aku bisa melihat kalian dari surga sana. Jaga dan bahagiakan ibu serta ayah ya. Kamu satu-satunya harapan mereka. Aku menyayangimu Watanabe Haruto"
Pria bercahaya itu kemudian memeluk Haruto. Ia menangis dan Haruto bergeming.
"Kumohon ingatlah namaku Haru, Watanabe Hanbin itu namaku. Aku kakakmu yang selalu menyayangimu"
Haruto membalas perlukan itu secara perlahan.
"Jika memang semua ini benar, maka tenanglah kakak di surga sana. Aku akan selalu berdoa untuk dirimu dan aku berjanji akan mewujudkan harapanmu"
"Bagus lah, kau memang anak baik. Jika kau nakal, maka aku tidak akan segan-segan menjitak kepalamu dari atas sana" ucap Hanbin yang membuat Haruto menelan ludah kasar
"Mampus nih, kalau beneran bisa, ketahuan gue kalau suka bolos"- Haruto otw tobat
__________________________________
Udah gitu aja bonusnya hehe.. Terimakasih sudah membaca dan vote cerita ini ya..
Felis sayang kalian
Jangan lupa mampir ke ceritaku yang lainnya...
Bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion Village ¦¦ NCT Dream x Treasure✔
Adventure(END) - Jangan percaya siapapun di tempat ini. Karena bisa saja, itu hanya ilusi yang diciptakan oleh 'mereka' - ⚠ DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠ --- Ketika kegiatan KKN berubah menjadi kegiatan penuh misteri. Tempat yang awalnya nyama...