"Serr, udahlah kan gue bercanda sih, kan itung-itung latihan lo beneran jadi majikannya Moana. Sakit badan gue lo pukul-pukul" kata Kevin yang berada di atas tangga dan Serra yang dibawah tangga siap untuk memukul Kevin.
"Yaudah sini-sini turun. Makan sini makan ama gue." kata Serra sambil tangannya mengajak Kevin untuk turun. Karena Serra juga lelah mengejar Kevin sedari tadi.
Kevin akhirnya mencoba untuk turun tangga secara perlahan. Awas-awas jika Serra akan melayangkan pukulan mautnya lagi.
"Ayo makan laper gue." ajak Serra sambil berjalan ke arah dapur, karena makanan yang dia pesan tadi di simpan Kevin di dapur.Mereka berdua makan-makanan yang sudah dipesan dengan tenang, tidak ada yang berbicara. Sampai Serra sedang meminum Boba nya dan Kevin menanyakan suatu hal.
"Gue mau ngomong sesuatu." kata Kevin serius dan membuat Serra menaikkan satu alis nya menandakan 'apa?'."Gue mau kita kayak orang yang emang punya hubungan spesial, gue bakal tetap merahasiakan hubungan lo sama gue dari siapapun. Tapi gue gak mau hubungan lo sama gue secara pribadi juga jadi gak jelas kayak orang gak kenal." kata Kevin panjang lebar, mungkin ini kata kata terpanjangnya selama berbicara dengan Serra.
" Gue juga ngerasa kita terlalu asing untuk sepasang 'tunangan'. Lo sibuk dengan urusan lo dan gue pun begitu tapi gua gak mempermasalahkan itu. Karena itu pilihan hidup kita yang udah kita pilih dari sebelum kita ketemu. Gue akan paham lo harus gimana. Semoga lo juga paham pekerjaan gue. " kata Serra serius juga, karena pembahasan ini harus benar-benar dibicarakan.
Kemudian suasana hening kembali tidak ada pembicaraan sampai Kevin membuka suara dalam bentuk pertanyaan
"Ser lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Kevin tiba-tiba kepada Serra.
Serra yang sedang menyeruput Boba sampai tersedak karena pertanyaan tiba-tiba dari Kevin "Ini lo sedang menyatakan perasaan?" tanya Serra dengan wajah binggung dan terbaik-batuk yang dijawab langsung oleh Kevin.
"Iya dan gue memaksa. Karena kalau lo gak terima, gue ingetin aja itu cincin di tangan kiri lo aja ada nama gue." kata Kevin diikuti jarinya menujukkan ke arah tanga kiri Serra.
"Pemaksaan." kata Serra dengan wajah kesalnya yang kemudian di jawab Kevin dengan kekehan dan mengatakan "Kita jalani aja dulu."
🍀🍀🍀
"Serr, ngomong-ngomong nama lo beneran Kserra?." tanya Kevin kepada Serra.
"Iya, kenapa? Lo bingung juga dibacanya kayak gimana?" tanya Serra kembali kepada Kevin. Kemudian dijawab anggukan oleh Kevin.
"Ya Kaserra, gue juga gak paham kenapa orang tua gue kasih nama. Kserra, kalau mau nama gue tu dipanggil Serra aja. Why harus ada huruf K nya." jawab Serra yang membuat Kevin teringat akan suatu hal.
"Lo tau gak, nyokap gue pernah ngomong ke gue. Setelah hari pertunangan itu, nyokap gue cerita kalau kita di jodohin dari waktu mereka SMA, klasik bangett si pasti. Niatnya si mau jodohin anak pertama tapi Tuhan berkehendak anak pertamanya dua-duanya laki-laki. Akhirnya jadilah anak kedua dimana itu lo ama gue yaa gini akhirnya. " cerita Kevin kepada Serra yang membuat Serra bingung.
"Berarti kita gak bisa mengelak ya?" tanya Serra kepada Kevin.
"Ya seperti itulah." jawab Kevin.
"Lo gak mau kita cari cara buat kita selesai aja?" tanya Serra kepada Kevin karena seperti Serra tau kalau Kevin sedang mendekati perempuan lain.
"Awalnya si sempet gue mikir gitu. Tapi gue gak mau ngecewain orang tua gue dan lo juga pasti gak mau kan. Orang tua lo ke gue baik bangett gak sampe hati gue." kata Kevin menjelaskan yang membuat Serra mengangguk.
"Tapi Serr, jangan jangan nama lo ada K nya emang sengaja. Biar sama kayak gue." lanjut Kevin lagi yang membuat Serra mengeritkan kedua alisnya.
"Maksudnya biar depannya sama-sama K?" kata Serra yang di jawab anggukan oleh Kevin.
"Iya biar jadi K K Kopel." kata Kevin sambil tertawa.
Serra pun ikut tertawa juga karena memikirkan jangan-jangan benar lagi namanya sengaja ada K nya biar sama kayak orang di depannya ini. Hidup kadang selucu dan semengejutkan ini memang.
"Vin gue mau tanya deh sama lo, emang sebelumnya nyokap lo gak pernah ngomong kalau gue tuh dokter?" tanya Serra penasaran karena pembahasan di chat kemarin malam.
"Gak, Mamah cuman bilang kalau lo tuh jarang pulang ke rumah makanya tinggal di apartemen. Ya gue kira lo bukan dokter." jawab Kevin akan pertanyaan Serra.
"Terus lo ngira gue kerja apa, kantoran? model ya pasti?" tanya Serra lagi sambil senyum-senyum.
"Gak, soalnya gak mungkin lah lo kan anak dari pengusaha ngapain kerja kantoran terus di apartemen lagi. Model? Muka lo gak ada tampang-tampang modelnya Ser." jawab Kevin sekenannya dan di lanjut tawa ringan.
"Kurang ajar ya lo. Gini-gini gue pernah ikut kontes model yaa jangan salah lo. Tapi gak menang sih." jawan Serra dengan nada akhir lemas karena memang tinggal sedikit lagi Serra bisa mendapatkan gelar tersebut.
"Gak papa lah. Bagus malah, nanti lo terkenal lagi. Biar yang terkenal gue aja lo gak usah ikut ikutan. Nanti ada yang suka" kata Kevin
"Aihh, mau muntahhh gue dengernya. Mode posesif ya pak. Belom ada sehari jadi pacar aja gini" kata Serra yang di hadiahi anggukan oleh Kevin.
"Iyalah, gue cuman punya satu tunangan harus di jaga, gue tuntun di rante kalau bisa." kata Kevin yang membuat Serra tertawa kencang.
"Lo kira gue Moana." kata Serra dengan wajah datarnya.
"Mirip." ujar Kevin dengan senyuman jahil dan manisnya. Sangat lahh maniss dipandang.
🍀🍀🍀
Hallloooo semuanya terima kasih yang udah mampir buat bacaa cerita ini sampai ke part ini. Maaf kalau ada kata-kata yang salah ketik atau salah pemaknaan.
Selamat datang pasti selalu aku ucapin buat kalian yang baru baca cerita ini dan untuk yang selalu nunggu cerita ini update makasih sekalii.
Mohon untuk vote dan komen yaa sebagai bentuk support kalian untuk aku agar aku semangat buat lanjutin cerita ini lagi.
Sampai ketemu di partt selanjutnya yaa🤗🤗🤗.
Jangan lupaaa teman-teman kita dukung atlet kita di Sudirman Cup besokkk apapun hasilnya kita harus tetap dukung dengan memberikan komentar positif ke mereka yaa☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koma I Kevin Sanjaya
FanfictionBerganti judul dari Rahasya > Titik Koma Tiba-tiba punya hubungan spesial dengan si tangan petir siapa lagi, yaa dia yang selalu memakai jersey dengan nama punggung K S Sukamuljo. Hidup Serra 180 derajat berbeda, kerjanya bukan hanya menjadi dokter...