Acara jalan-jalan pun selesai Serra dan Kevin kembali ke apartemennya Serra. Lebih tepatnya mengantarkan Serra untuk pulang sehabis itu Kevin akan lanjut istirahat karena esok hari harus latihan seperti biasa kembali. Esok hari mereka kembali menjalani kehidupan masing-masing yang sangat berbeda.
"Vin nih gue bawain makanan, lo makan ya. Kata lo bakal balik ke pelatnas kan, gue bawain agak banyak ya bagi bagi jangan pelit." kata Serra sambil merapihkan apa saja yang akan dibawa oleh Kevin sebelum pulang dari apartemennya.
"Serr nanti kalau lo gak sibuk kita jalan berdua yuk, kan belum pernah. Lo mau kemana deh gua ayuin. " kata Kevin kepada Serra, karena Kevin merasa dia ingin lebih kenal dengan Serra.
"Kalau gue gak ada operasi atau kegiatan lain ya silahkan aja. Nanti gue atur biar gak bentrok antara lo sama gue." kata Serra yang berjalan kearah Kevin dengan tentengan totebag yang akan dibawa Kevin.
"Yaudah gue balik ya, takut nanti sampe pelatnas kemaleman. Ini malah gak ada yang makan." kata Kevin yang sudah siap untuk meninggalkan Serra sendirian lagi di apartemennya.
"Ehh, tunggu dulu. Lo diem sini jangan kemana-mana." kata Serra lalu langsung melesat ke arah kamarnya.
Kevin akhirnya menunggu Serra memutuskan untuk duduk kembali. Melihat-lihat apa saja yang dibawakan Serra dan otaknya sedang berpikir pasti nanti rame nih gue bawa ginian darimana. Alasan apa yang cocok apa jujur aja, tapi jangan kasih tau namanya Serra. Tapi pasti Fajar bakalan nyari tau, serba salah. Karena rahasia akan tetap menjadi rahasia ketika lo gak berteman dengan Fajar.
Saat Kevin sedang berkutat dengan pemikirannya dimana matanya fokus pada tote bag didepan ya sampai tiba-tiba pandangannya berganti menjadi raket. Kevin langsung mencari darimana asal benda itu ada di apartemennya Serra.
"Buat lo. Impas kan kita." kata Serra dengan tangan kanannya memegang raket yang sudah dia beli tempo hari.
"Lo beneran beliin buat gue? Gue kira lo bercanda." kata Kevin dengan wajah senangnya yang tak bisa ditutupi.
"Gue bukan lo yaa yang suka bercanda. Gue kan udah janji ya berarti harus ditepati." kata Serra yang membuat Kevin tetap tertegun di posisi tersebut dengan wajah sumringahnya.
"Ambil kali Vin. Pegel tangan gue ini, mau gak?" tanya Serra sambil tangannya yang memundurkan kembali raket tersebut.
"Maulahhh, lo gak tau ya gue sedang terpesona karena lo gini." kata Kevin yang membuat Serra menaikkan satu alisnya.
"Yailahh lo. Udah sana balikk ke asrama, jangan tidur malam-malam. Jaga kesehatan." kata Serra kepada Kevin.
"Iyaa Serra, ini makaasihh banyak ya. Bakalan gue pajang tenang aja." kata Kevin kepada Serra.
"Kok dipajangg, kenapa gak dipake?Gak suka ya lo sama warnanya?" tanya Serra kepada Kevin karena takutnya Kevin benar tidak menyukai dan Serra akan membelikan itu lagi.
"Gak gitu, ini gue suka. Tapi sayang kalau gue pake nanti baret-baret." kata Kevin yang membuat Serra menampilkan wajah jengahnya.
"Vin kalau tau gitu, gue beliin pajangan aja gak usah raketnya. Nih yaa kalau SAYANG TU PACARIN BUKAN MALAH DIJADIIN PAJANGAN." kata Serra agak ngegasss.
"Kan yang ngasihnya udah official, kalau ini raket gue jadiin pacar juga. Nanti cemburu lagi yang ngasih ini." kata Kevin sambil menaikkan raketnya ke hadapan Serra.
"Lahh pede banget gue cemburu." kata Serra yang malah dibalas usapan lembut Kevin pada pipi Serra. Yang membuat punya pipi kaget ini kenapa Kevin jadi gini.
"Di sini baik-baik jangan nakal. Abis praktek atau operasi langsung pulang ya. Gue balik dulu" kata Kevin sambil berjalan keluar kearah pintu.
Serra segera tersadar kemudian langsung mengucapkan "Hati-hati Vin kalau udah sampai kasih tau gue. Jangan ngebut jalanan ramai." kata Serra yang membuat Kevin terkekeh.
"Iya Serra, namanya juga jalanan pasti ramelah. Tidur jangan mimpiin gue nanti kangen, masih lama lagi gue nemuin lo." kalimat terakhir Kevin sebelum benar-benar pergi untuk kembali ke pelatnas. Sebelum Kevin pergi Serra tidak lupa memberikan senyuman kepada Kevin. Serra tidak tau kenapa dia melakukan hal tersebut. Serra ada di posisi bingung harus bagaimana, jika yang merasakan ini hanya Serra bukankah tidak adil?
🍂🍂🍂
Kevin berada di mobilnya sendirian berkutat dengan pemikirannya sendiri bagaimana dia harus menjalani hubungan dengan Serra. Serra sudah menaruh hati ke Kevin saja Kevin tidak mengetahui. Tapi Kevin juga takut jika Serra muncul bersama Kevin kehidupannya pasti akan berbeda, Kevin takut Serra tidak nyaman. Tapi Kevin juga tidak ingin seperti ini terus, dia sudah memutuskan untuk melanjutkan hubungan dengan Serra itu artinya dia harus serius dengan Serra. Saat itu juga Kevin tersadar saat melihat bahwa botol minum atau tumbler milik Serra tertinggal di mobilnya. Tumbler nya bertuliskan "Be kind". Tak sadar juga Kevin tersenyum hanya dengan barang milik Serra.
Suara radio di dalam mobil Kevin menemani setiap jalanan yang dia lewati sampai suara dari penyiar radio menyatakan akan memutarkan lagu yang bisa dibilang sangat sama dengan yang sedang Kevin rasakan.
'Yaa teman-teman yang ada dimanapun kalian berada, aku mau muterin lagu yang banyak banget request, lagu yang menceritakan pertemuan dengan seseorang yang buat kita langsung terpikat pada pandangan pertama. Udah gampang bangett ni aku kasih clue nya, siapa yang gak tau lagu ini. Yaa "Terlukis Indah by Rizky Febian dan Ziva Magnolya". Selamat mendengarkan'
Semenjak pertama ku jumpa dengannya
Ada rasa yang berbeda
Kutatap wajahmu tanpa ragu-ragu
Ku mulai tersipu,Oh, inilah
Cinta pertama bagi diri ini,
Takkan ada yang bisa mengganti
Semua rasa ini padamuKu mulai merasakan rasa cinta
Cinta yang tumbuh di setiap saat
Kulukis sebuah kisah yang nyata
Agar semua tak berakhirSetiap liriknya menyatakan apa yang Kevin rasakan kepada Serra bagaimana seorang Serra yang sangat berbeda dari perempuan lain yang sudah Kevin temukan. Kevin sedang berusaha menjalani hubungan dengan seorang yang sama-sama gengsi untuk menyatakan cinta, sayang, dan kangen.
🍂🍂🍂
Hallo semuanya, semoga kalian dalam keadaan baik baik saja. Balik lagi ini aku update part baru dari "Titik Koma".
Semoga kalian suka yaa dengan part ini. Terima kasih kepada yang sudah menunggu setiap part dari cerita ini. Terima kasih kepada yang sudah vote dan komen di cerita ini. Tak lupa selamat datang kepada yang baru baca cerita ini, ini adalah cerita pertama aku yang aku upload.
Mohon maaf untuk kata-kata yang kurang berkenan atau salah ketik dari cerita ini mohon koreksinya. Jangan lupa untuk vote dan komennya sebagai bentuk support aku menulis lanjutan cerita ini.
Selalu berikan kata-kata yang positif untuk atlet Indonesia dan dukung terus yaa😉.
Sampai ketemu di part selanjutnya 🤗🤗🤗
Note: Maaf publish ulang yaa🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koma I Kevin Sanjaya
Fiksi PenggemarBerganti judul dari Rahasya > Titik Koma Tiba-tiba punya hubungan spesial dengan si tangan petir siapa lagi, yaa dia yang selalu memakai jersey dengan nama punggung K S Sukamuljo. Hidup Serra 180 derajat berbeda, kerjanya bukan hanya menjadi dokter...