Atas Nama Serra🐶

723 64 6
                                    

Setelah pertemuan 1 minggu yang lalu Kevin dan Serra menjadi dekat dan sering chattingan, walaupun tidak intens karena pekerjaan mereka berdua. Kevin jadi sering berbicara tentang kehidupannya di pelatnas, cerita tentang teman-temannya. Begitupun Serra yang bercerita semangat pasien-pasiennya untuk tetap hidup ke Kevin. Dimana Serra selalu berkata hidup ini harus di syukuri segala halnya mau itu menyenangkan atau tidak. Gagal tidak harus selalu di sesali bukan?

Saat sedang memikirkan hari-hari Kevin dengan Serra tiba-tiba handphonenya berbunyi menandakan ada telpon masuk tertera dari "Kser". Dengan cepat Kevin mengangkat telponnya daripada yang di sebrang keburu memarahinya.

"Ya hallo, kenapaa Serra ku."

"Vinn pliss gak suka gue denger lo ngomong gitu, makanan yang tadi gue kirim udah lo makan belum? Awas aja lo gak di makan, cape tu gue bikin sebelum berangkat ke Rumah Sakit."

"Udah-udah dimakan ini kan udah di pelatnas baru sampe, baru make sepatu, ada di lapangan."

"Ohh oke, semangat buat latihannya. Gue mau ke Ruang PICU liat pasien."

"Iya lo, juga harus semangat ya. Kalau lo sedih nanti yang semangatin gue siapa."

"Hmm.Dah ya gue tutup."

Kemudian sambungan telpon terputus.
Kevin melanjutkan untuk berlatih dan Serra mengunjungi pasiennya.

🍂🍂🍂

Hari ini Serra berniat untuk membeli raket yang sudah dia janjikan kepada Kevin. Sebagai hadiah atau lebih tepatnya seperti tukar kado karena sebelumnya Serra juga mendapatkan sebuah tas yang dia impikan. Serra pun bingung kenapa Kevin bisa tahu dan bisa dapat secepat itu saat ditanyakan kepada Kevin. Dia malah mengatakan "udah si ambil aja, gak usah tanya-tanya." ngeselin banget emang.

Mobil Serra berhenti di tempat membeli raket yang Serra tahu dari teman satu Rumah Sakitnya kalau mau beli yang berhubungan dengan badminton tempatnya disana. Serra keluar dari mobil sedan hitam miliknya. Kemudian bergegas masuk, sebenarnya Serra sudah mengatakan bahwa Kevin beli saja sendiri dia transfer uangnya tapi Kevin kekeh nggak mau. Kevin ingin Serra yang membeli dan memberikan langsung raket itu ke Kevin. Mau tidak mau akhirnya Serra ada di tempat ini dengan bermacam peralatan bermain badminton. Yang Serra tidak paham yang lainnya dia hanya tahu raket dan shuttlecock.

"Mau cari apa kak, bisa saya bantu?" tanya salah satu pelayan disana.

"Oh iyaa ini mas saya mau cari raket?" tanya Serra yang langsung di beri tunjuk kebagian tempat berjejer banyak sekali raket tergantung.

"Ini kak, mungkin bisa lihat-lihat dulu." kata mas-mas tersebut.

Lalu membiarkan Serra sendiri karena ada orang lagi masuk ke tempat ini. Serra bingung Kevin suka yang kayak gimana. Sudah sekitar 10 menit Serra memilih-milih akhirnya dia mendapatkan pilihannya. Selanjutnya Serra langsung meminta untuk dipakai senar dan grip sesuai apa yang dipesan oleh Kevin.

Setelah membayar Serra langsung keluar dan berniat untuk membeli camilan karena dia lapar setelah dari Rumah Sakit dia belum makan lagi. Sebelumnya Serra meletakkan terlebih dahulu raket untuk Kevin di mobilnya. Kemudian Serra berjalan ke arah cafe bar  yang menjual camilan dan minuman yang hits di kalangan remaja.

Saat Serra masuk tempatnya sepi karena ini bukan jam makan siang, Serra memesan makanan serta minuman kemudian menunggu pesanannya di meja yang tersedia disana. Tidak lama ada bunyi pintu terbuka yang menampilkan 2 orang yang terkenal di dunia per atletan badminton masa kini Jojo dan Rian masuk dan menuju kasir untuk memesan. Serra yang melihat hanya biasa saja tidak panik atau apa karena pasti mereka tidak mengenali Serra.

Serra kembali sibuk dengan handphone nya berjaga jika ada keadaan darurat yang mengharuskan dia datang ke Rumah Sakit. Serra berniat untuk memberikan raketnya kepada Kevin esok hari. Serra asik dengan mescroll handphonenya menjelajahi aplikasi chat dan sosial media.

Tidak Serra sadari ternyata dua orang atlet disebrangnya sedang memperhatikan Serra karena memang tempat ini pengunjungnya hanya ada 2 orang atlet itu dan Serra.

"Kayak pernah liat ya Jom." ucap Jojo

"Di Cafe pas itu kan? Yang lari-lari." kata Rian karena Rian ingat betul kejadian itu ada Rara juga.

"Oh iyaa, bener. Kayak jodoh gak si ketemu lagi sama dia."

"Maksudnya gimana nih Jo. Perempuan itu mau lo kemanain." kata Rian dengan tatapan dinginnya dan Jojo hanya terkekeh.

"Gak gitu Jom, siapa tau jodoh lo, Fajar, bisa jadi Kevin. Jugaa kan." kata Jojo karena Jojo tidak mengetahui jika Rian memiliki pacar.

"Gakk usah aneh-aneh." ucap Rian yang kemudian dilanjutkan oleh pelayan disana yang memanggil pesanan.

"Atas nama Serra." kata mba-mba yang menyajikan pesanan Serra. Serra pun berdiri untuk mengambil pesanan tersebut dan membayar.

"Serra namanya." ucap Jojo kepada Rian  yang membuat Rian berpikir seperti pernah ada yang menceritakan dengan nama Serra dimana tapi.

Ketika akan berjalan keluar pintu cafe tersebut terdorong lagi dan menampilkan Kevin, Fajar, dan Ginting di depan hadapan Serra.

Serra yang kaget begitupun Kevin yang tidak kalah terkejut karena melihat Serra. Tapi Serra segera menetralkan wajahnya dan memilih untuk tak peduli keluar saja dari cafe berbeda dengan Kevin yang masih tertegun melihat Serra dengan kacamata nya dan rambut di kuncir asal serta baju rapih ala Serra yang tidak pernah ketinggalan.

Hal tersebut disadari oleh teman-temannya yang dimana Fajar langsung berniat memanggil Serra dan mengajak untuk berkenalan dengan Kevin. Belum Fajar memanggil ternyata yang terlihat oleh mata Fajar malah Serra sedang berbicara dengan seorang lelaki.

🍂🍂🍂

Note: PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit untuk anak dengan gangguan kesehatan serius.


Haiii,
Selamat pagi, siang, sore, dan malam saat kalian membaca part ini. Aku mungkin disini mau berbagi cerita gimana perasaan aku pas tadi pagi lebih tepatnya, Indonesia belum bisa lanjut ke Semi Final. Sedih udah pasti, aku nonton dari awal pertandingan sampai tadi pagi benar-benar deg-degan, sakit kepala, seneng semuanya aku rasain seminggu ini nonton mereka.
Pertama pasti aku mau ucapin terima kasih ke semua atlet yang sudah berjuang sampai sejauh ini, hasil yang ada memang belum rezeki nya. Jangan salahin siapa-siapa ya teman-teman. Mereka sudah memberikan yang terbaik untuk Indonesia kita harus terus mendukung mereka untuk pertandingan selanjutnya. Terus berikan semangat dan kata-kata yang positif untuk mereka.
Pertandingan selanjutnya Thomas dan Uber 😉.

Terima kasih untuk semuaa pembaca yang masih menunggu cerita ini update kembali. Selamat datang yang baru membaca cerita ini, ini cerita pertama aku.

Terima kasih untuk yang sudah vote dan komen dalam cerita ini. Tolong jika kalian suka dengan cerita ini untuk di vote dan komen sebagai bentuk support untuk aku melanjutkan cerita ini.

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan atau pemaknaan suatu istilah.

Jagaa kesehatan semuanya, sampai ketemu di partt selanjutnya yaa 🤗

Titik Koma I Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang