Jaehyun hampir aja kalah ngeliat ekspresi imut yang dibuat – buat sama Renjun. Tapi akhirnya Renjun narik paksa tangan Renjun buat duduk di kursi depan. Renjun berusaha banget buat ngelepasin genggaman Jaehyun, tapi gabisa. Jaehyun kuat banget bang.
Jaehyun juga masuk ke dalam mobil, memegang kendali stir dan mulai melajukan mobilnya menuju rumah Renjun sesuai arahan peta digital.🔞 ADA ADEGAN KISSING 🔞
Mereka sudah sampai di depan pekarangan rumah Renjun. Jaehyun menghentikan mobilnya dan memasang rem tangan karena jalanan disana sedikit menanjak. Jaehyun menoleh ke arah orang di sebelahnya yang sedang tertidur pulas.
Jaehyun menatap wajah Renjun dalam diam. Senyum tulus tak dirasa mulai terukir apik pada wajah Jaehyun. Cantik, batin Jaehyun. Ia memberanikan dirinya untuk menyingkirkan poni Renjun agar tidak menganggu mata sang empunya.
Benarkah ini Renjun? Pria imut yang ia sukai? Yang tadi berkencan dengannya? Sungguh, sewaktu di café, Jaehyun tidak terlalu berani menatap wajah Renjun. Tapi di sini, bahkan wajahnya saja sudah hampir menempel.
Jaehyun sepertinya adalah orang yang pelit. Ia tidak akan pernah sudi membagi Renjun dengan siapapun atau dengan alasan apapun. Pria sesempurna Renjun tidak pantas untuk dibagi – bagi.
Perhatian Jaehyun mulai semakin menurun ke arah bibir ranum yang Renjun punya. Ya, bibir itu tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, sangat pas dengan bibir miliknya. Warna merah itu, sepertinya warna asli dari bibir Renjun. Jaehyun tau itu bukanlah lipstick yang biasa dipakai oleh mantan – mantannya karena warnanya jelas berbeda.
Perhatian Jaehyun kembali teralihkan oleh bagian tulang selangka Renjun yang sedikit terekspos. Baju yang Renjun gunakan sepertinya oversized dan menyebabkan bajunya turun sedikit saat mobil bergerak.
Jaehyun membayangkan ia meletakkan wajahnya disana. Menyesap tulang selangka itu hingga meninggalkan bekas kepemilikan darinya. Ah sial, membayangkannya saja sudah membuat kejantanan Jaehyun menegang.
Jaehyun mulai merasa sesak, sehingga ia mengakhiri kegiatan menatap pacarnya, eh maksudnya calon pacarnya.
Jaehyun mengambil ponselnya, jam menunjukkan pukul 9 malam. Apa orang tua Renjun akan marah jika ia telah membawa Renjun berkencan hingga malam seperti ini? Jaehyun gamau harus kehilangan Renjun gara – gara masalah sepele doang.
Akhirnya, Jaehyun memutuskan untuk turun dari mobil dan berjalan ke pintu mobil tempat Renjun duduk. Membuka perlahan pintu itu supaya tidur Renjun tidak terganggu. Jaehyun hendak menggendong Renjun ke dalam rumah layaknya seorang ayah.
Jaehyun mulai melepaskan seatbelt yang Renjun gunakan. Ah, Jaehyun benci pada matanya. Ia kembali memandang ke arah bibir Renjun. Sungguh, bibir Renjun terbuka sedikit seperti mencari pasokan udara lebih yang sialnya terlihat sangat seksi bagi Jaehyun.
Jaehyun ingin sekali merasakan bibir submissive nya. Tapi di sisi lain juga ia takut Renjun malah menolak dan memutuskan jarak antara mereka.Jaehyun gelisah.
Kegelisahan Jaehyun berakhir saat hormonnya ternyata lebih egois dibanding hatinya. Jaehyun memiringkan wajahnya berlawanan arah dengan Renjun kemudian menempelkan bibirnya disana.
Tidak, Jaehyun tidak bergerak atau melumat. Ia hanya ingin merasakan bibir Renjun sejenak. Jaehyun masih terdiam di posisi yang sama. Berharap yang dicium akan membalas, tapi hasilnya nihil.
Jaehyun melepas ciumannya dari bibir Renjun kemudian tersenyum lebar sambil menggumamkan kata manis. Bibir Renjun seperti narkoba bagi Jaehyun dan sepertinya ia sudah kecanduan akan itu.
Jaehyun menggendong tubuh Renjun ala bridal style. Bersikap kurang ajar karena telah merogoh tas ransel Renjun untuk mencari kunci rumah. Gapapa lah ya, kan lagi urgent.
“Permisi…” Jaehyun menggumam pelan, siapa tau ada orang di dalam.
Mereka mulai masuk ke dalam rumah. Jaehyun menebak – nebak dimana letak kamar Renjun. Jaehyun mengitari pandangannya, rumah ini terlihat seperti tidak ada orang. Apa iya Renjun tinggal sendiri disini? Untuk ukuran tubuh Renjun, rumah ini sangat luas untuk ditinggali seorang diri.
Jaehyun merebahkan tubuh Renjun pada sofa terlebih dahulu. Jaehyun ingin mencari letak kamar Renjun sebelum membawanya kesana. Renjun memang ringan buat Jaehyun, tapi kalo nyari kamarnya sambil ngegendong ya bisa encok nanti.
Sepertinya kamar bukan di lantai satu karena Jaehyun telah mengelilingi seisi lantai. Hanya terdapat dapur, ruang makan, ruang tamu, dan ada satu kamar tapi tidak terlihat seperti kamar pemilik rumah.
Jaehyun menaikki satu – persatu anak tangga menuju lantai dua. Lantai dua lebih sempit dibanding lantai satu.
Disana terlihat jejeran pintu kayu yang lumayan ada banyak. Semua pintunya polos, tidak ada tempelan apapun yang menunjukkan kepemilikkan kamar.
Jaehyun sepertinya harus merelakan lebih tenaganya untuk membuka satu – satu pintu tersebut. Gapapalah Jae, buat tuan putri apa sih yang enggak. Jaehyun mulai bergerak membuka pintu – pintu tersebut, tidak lupa juga ia menutupnya kembali seperti semula.
Ketemu. Ini kamar milik Renjun pastinya. Darimana Jaehyun bisa tau? Tentunya dari pigura foto yang terpajang pada meja belajar Renjun. Ada foto Renjun sewaktu kecil. Imutnya tidak pernah berubah, batin Jaehyun.
Selesai mengagumi cetakkan Renjun kecil, Jaehyun kembali ke lantai satu untuk menggendong Renjun menuju kamar bernuansa biru tersebut. Posisi gendongan masih sama seperti turun dari mobil. Ah, Renjun sangat ringan.Jaehyun gaperlu sampe negasin urat – uratnya buat gendong gebetannya ini.
Sesampainya di depan pintu, Jaehyun kebingungan dengan cara membuka pintu. Aduh, bego banget emang Jepri. Lagian sih pake ditutup rapet lagi, bukannya dibuka sedikit aja yang kamar Renjun.
Untung otaknya ga kecil – kecil amat. Dia berusaha ngeraih gagang pintu itu pake tangan kanannya yang membopong kaki Renjun. Masih bisa sampai, untungnya.
Jaehyun masuk ke kamar dan merebahkan tubuh Renjun pada kasur.Lagi – lagi Jaehyun memperhatikan wajah kecil submissive nya. Senyuman ikhlas milik Jaehyun kembali terukir.
Jaehyun menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi dahi Renjun kemudian mengecupnya. Kecupan turun ke bagian hidung dan semakin turun ke arah bibir ranum milik Renjun.
Ah, kurang. Jaehyun kembali mengecup bibir tersebut. Ciuman tersebut membuat Renjun sedikit sadar dari tidurnya. Baru saja Jaehyun ingin melepasnya, Renjun menahan tengkuk Jaehyun yang membuat bibir mereka masih bersatu.
Renjun memberanikan diri untuk melumat bibir dominannya. Ini pertama kalinya bagi Renjun berciuman seintens ini. Jaehyun merasa sangat senang ciumannya dibalas. Lumatan – lumatan mereka semakin dalam.
Jaehyun yang tanpa sadar tertegun dalam lumatan yang Renjun buat menaikkan badannya ke atas tubuh Renjun. Posisi mereka sangat intim seperti sedang ingin bercinta.
Jaehyun menggigit bibir bawah Renjun dan langsung diberi akses bagi lidahnya untuk masuk menelusuri rongga mulut Renjun. Disentuhnya langit – langit gusi Renjun dengan lidah lihai milik seorang Jung Jaehyun.
Sial, Renjun benar – benar hampir gila hanya dengan sebuah ciuman. Jaehyun terlihat sangat ahli dalam berciuman sedangkan ini adalah kali pertama untuk Renjun.
Renjun yang terlalu asik menikmati lumatan dari Jaehyun tidak sengaja menggigit bibir bawah Renjun dengan kuat hingga menimbulkan darah.
“Akh!”
Renjun yang mendengar geraman itu langsung melepas tautan bibir mereka yang menyisakan benang saliva yang tak kasat mata. Dilihatnya bibir Jaehyun yang berdarah sedikit.
“Maaf, aku payah..” ucap Renjun lirih.
Mendengar ucapan tersebut, Jaehyun langsung menggeleng tanda tak setuju. Jaehyun sangat menyukai cara Renjun membalas setiap lumatannya. Bibir Jaehyun dielus oleh Renjun dan kembali dilumat.
Entah dapat keberanian darimana, Renjun sekarang sedang memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jaehyun. Dapat ia rasakan juga darah segar yang mengalir dari bibir bawah Jaehyun. Berusaha untuk menyatukan salivanya agar luka dapat lebih cepat sembuh.
“OH ASTAGA!”
Sebuah teriakkan menginterupsi kegiatan mereka. Jaehyun dan Renjun bersamaan melepas pagutan mereka dan segera mengalihkan perhatian dari satu sama lain. Itu mamanya Renjun, Wendy.
Jaehyun turun dari kasur milik Renjun, tidak lupa menundukkan kepalanya karena menerka bahwa ia akan dimarahi habis – habisan oleh orang tuanya Renjun karena telah bersikap sangat kurang ajar.
Renjun masih tetap dalam posisinya di kasur dengan membungkam bibirnya sendiri menggunakan punggung tangan. Jangan lupakan soal merah pada kedua pipinya.
“Kalian lain kali kalo mau gitu – gitu, tutup pintu dulu dong astaga. Silahkan lanjutin aja, mama mau nyiapin makan malem dulu,” ucap Wendy yang membuat dua orang tersebut saling pandang satu sama lain.__________________________________________
YA, SEPERTINYA ADEGAN CIUMANNYA TIDAK HOT SAMA SEKALI YA, SAYA MINTA MAAF YG SEBESAR - BESARNYA 🙏🙏
tapi saya tetap pede mempublish chapter ini hehe~
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA GESS!!
KAMU SEDANG MEMBACA
PARFUME | JaeRen ✓
Fanfiction[FINISHED] Ini cerita Jaehyun × Renjun. Bagi yang tidak suka kapalnya dan ingin merusuh dimohon untuk tidak menyampah di lapak saya, karena saya ganteng 🙏🙏 Warn! Bxb Rated, NC 🔞 Non baku dan sedikit pleonasme Dom! Jaehyun Sub! Renjun Diharapkan d...