N

64 10 0
                                    

-

-

-

-

Pagi itu cuaca sejuk menyeruak masuk ke dalam kamar megah itu. Tubuh seputih susu yang masih tertidur dan tertutup selimut hingga leher itu bergerak sedikit dan perlahan membuka matanya. Senyum senang mengembang di wajahnya.

" Semalam mimpi yang indah" gumamnya sembari duduk dan meregangkan kedua lengannya

" Kau sudah bangun uhm??"

" Belum"

" Aish........ Oya, hari ini aku ada janji dengan teman lama. Istirahatlah, nanti mama kesini. Dia mengajak kita tinggal di rumah utama di Thailand"

" hmm.......... Kita pulang kampung?"

" Iya sayang" Mew mengecup lengan Gulf dan memeluk pinggang nya sedikit erat.

" Aduh... Sudah siang! Okelah nasib ku memang, pagi-pagi tidak mendapat morning kiss" Mew duduk di pinggir ranjang dan tak lama dua lengan sudah melingkar di pinggangnya. Senyum hangat terlukis di wajahnya.

" Sayang...?"

" Ehmm............ Love you dad." Gulf melepas pelukannya dan duduk bersandar di kepala ranjang sambil mengelus sayang perutnya yang membuncit.

" Hei........ mana ciumannya?"

" Semalam kan sudah"

Mew menatap Gulf dan merangkak pelan mendekati Gulf dan mencium perut buncit itu pelan.

" love you..." setelah mengucapkan itu, Mew berjalan ke kamar mandi dan Gulf kembali tidur tapi tidak benar-benar tidur melainkan memainkan ponsel nya.

" hahh......... sudah 4 bulan. Berarti 5 bulan lagi"

-

-

-

Tepat jam 10 siang. Mew sudah duduk dengan nyamannya di sebuah restoran mewah. Tidak hanya ada dia namun juga ada 4 orang laki-laki yang mengenakan pakaian formal.

" Jadi bagaimana? Apa yang harus saya lakukan tuan?" Tanya seorang pria

" Cukup tanda tangan saja, dan semua hutang anda saya anggap lunas" jawab Mew santai sambil menatap ponselnya sambil tersenyum

" Berarti dengan kata lain saya mengundurkan diri?"

" Anda cerdas juga, kalau sudah tahu lalu apa?"

" Tapi tuan, bagaimana nasib keluarga saya? Bagaimana dengan pendidikan anak-anak saya?"

" Itu urusan anda, bukan urusan saya!" Mew masih menatap ponselnya dan tersenyum senang, terang saja dia tersenyum, ponsel itu menampilkan wajah Gulf yang sedang tertidur pagi tadi. Tenang dan sejuk untuk di pandang.

" KAU BENAR-BENAR TIDAK MEMILIKI HATI! SUNGGUH KEJAM SEKALI ANDA TUAN!" pekik laki-laki yang semenjak tadi pembicraannya tidak di perhatikan

" jangan meneriakiku. Disini tempat umum. Jangan mempermalukan dirimu sendiri tuan"

" PERSETAN!!" laki-laki itu menyiram wajah Mew dengan anggur yang tersedia di depannya. Mew menahan nafasnya sebentar lalu mengusap pelan wajahnya. Beberapa anak buah Mew yang berdiri tak jauh dari mereka memasang sikap siaga. Penasehat Mew yaitu Pluem langsung memberikan sapu tangannya.

" kau memang tidak bisa di ajak bicara baik-baik ya, baik.... Tanpa kau tanda tangani surat ini. Aku memecatmu dengan tidak terhormat!!" detik itu juga Mew keluar dari restoran itu dengan penuh amarah. Rasanya ingin dia menghajar pria tua itu namun akal sehat nya masih bekerja. Menghajarnya sama saja merusak nama baiknya.

Black ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang