× About Time ×

312 66 21
                                    

Terjebak diantara dua sahabatnya bukan keinginan Dahyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terjebak diantara dua sahabatnya bukan keinginan Dahyun. Pun menaruh rasa pada salah satunya juga bukan kehendaknya.

Kalo bisa memilih, ia lebih memilih kembali ke masa kecil mereka. Dimana mereka bertiga bisa bermain dengan bebas. Bahagia bersama, tanpa beban yang menyiksa.

Hari ini, hujan kembali turun. Dahyun terdiam di depan cafe yang berhadapan langsung dengan taman. Di sana, Jimin masih menunggunya. Berdiam diri disebuah ayunan, membiarkan hujan terus menghajar dirinya. Mungkin kalau dulu, Dahyun akan berlari mengahampirinya, memakinya seraya memayungi tubuhnya walaupun sudah terlanjur basah. Tapi sekarang, rasanya seperti ada benteng tinggi yang menghalangi mereka.

Dahyun tidak bisa mendekat, pun Jimin juga memang tidak berharap Dahyun datang. Dia sudah tahu bagaimana akhirnya. Dia sudah tahu, kalau Dahyun tidak akan memilihnya.

Dahyun menoleh saat seseorang menggenggam tangannya. Tersenyum manis saat melihat sang kekasih membawakannya es krim coklat kesukaannya.

"Thanks."

"Sedang apa kau di sini? Ayo kita menunggu di dalam. Di sini dingin." Lelaki itu menarik tangannya tapi Dahyun menggeleng. "Aku ingin di sini sebentar ya? Nanti aku menyusul."

Lelaki berdecak, mengacak rambutnya gemas. "Baiklah, aku akan menunggu."

Dahyun kembali melihat ke arah taman tapi disana sudah tidak ada siapapun. Jimin sudah tidak ada.

Menghela napas. Rasa sesal itu kembali muncul. Entah kenapa, padahal Dahyun yakin kalau pilihannya saat ini benar. Dia tidak mencintai Jimin jadi seharusnya dia tidak menyesal. Atau mungkin, dia menyesal karena telah membuat Jimin menunggu temu yang semu?

Dahyun memutuskan untuk masuk ke dalam cafe. Namun begitu dia berbalik, maniknya bertemu dengan Jungkook. Untuk sesaat, waktu seakan berhenti berputar, hujan seakan berhenti turun, mengunci mereka dalam tatap penuh arti. Yang satu tatapan penuh penyesalan, yang satu tatapan penuh kebencian.

Dahyun tahu itu, dan ia memang pantas dibenci.

Terjebak dalam tatap, hingga melupakan fakta kalau seseorang tengah menunggu mereka. Seseorang yang katanya mereka 'cintai' tengah menunggu. Pun kenyataan seolah menamparnya saat seorang gadis memanggil nama Jungkook. Ya, gadis itu adalah tunangannya, Kim Nara.

Saat melihat Jungkook pergi untuk menghampiri gadisnya. Lagi, Dahyun merasakan sesal itu. Tapi kali ini lebih hebat karena rupanya, ia juga merasakan patah hati. Rupanya, berkencan dengan Taehyung juga belum dapat mendepak kehadiran Jungkook yang pernah menjadi penguasa hatinya.

Ya, kisah cinta rumit di dalam pertemanan itu pada akhirnya hanya akan menjadi kenangan.

Jimin mencintai Dahyun sementara Dahyun mencintai Jungkook. Lalu Jungkook, sejak awal lelaki itu memang telah memiliki kekasih—yang kini sudah menjadi tunangannya.

Memang, seharusnya sejak awal, Dahyun tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Jungkook. Mungkin, jika Dahyun bisa berkorban sedikit lagi, pertemanan mereka akan tetap utuh.

Mereka bertiga tetap bisa bersama walaupun hati saling mengkhianati.

Lantas, yang mana yang lebih baik? Menyembunyikan segalanya untuk tetap bertahan atau justru terus menjalani kehidupan walaupun ditemani rasa sakit dan kenangan yang menyiksa.

Kata orang, waktu akan menyembuhkan segalanya. Tapi Dahyun tidak percaya itu, karena justru, waktu yang membuatnya semakin tersiksa.

Waktu yang telah berlalu, meninggalkan sesak yang abadi. Sementara waktu yang akan datang membuatnya takut—takut mengulangi kesalahan yang sama.

 Sementara waktu yang akan datang membuatnya takut—takut mengulangi kesalahan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sekian lama,
Aku kembali bawa
cerita gaje disini😌

Komen dong kalo mau lanjut,
Kalo engga ya babay,
Pan kapan lagi💜

RANDOM 00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang