"Hatchim!"
Lisa memejamkan matanya mencoba sabar.
Sekarang dia benar-benar kesal setengah mati dengan manusia tampan yang sedang tiduran itu.
Doyoung. Iya, Doyoung suaminya. Bukan Kim Doyoung nct yaa.
"Itu tuh akibatnya nekat nerobos hujan lebat pake motor, jauh lagi. Masih belum kapok, hah? Kenapa kemaren gak sekalian berdiam diri di tengah jalan biar demamnya sampe 180° celcius aja sekalian? Cih," cibir Lisa menatap suaminya yang memejamkan matanya itu sinis.
Pasalnya, tadi malam sekitar jam delapan Doyoung pergi ke rumah temannya dan pulang sekitar jam sebelas yang saat itu kondisinya hujan, tahu sendiri kan hujan malam memang bisa membuat orang seketika demam. Mana hujannya benar-benar lebat dan Doyoung nekat nerobos pake motor, plus katanya rumah Kak Yuta-- temennya Doyoung itu jauh, sekitar setengah jam dari apartemen mereka.
Ya gimana Lisa gak kesuh coba?
"Kan gue gak mau lo khawatir," lirih Doyoung. Matanya masih tertutup.
Lisa memejamkan matanya sebentar.
"Kak, pliss.. Sekarang zaman udah canggih! Handphone, laptop, data, Wi-Fi, kenapa gak chat aja sihh?!" Sungguh, Lisa benar-benar kesal.
"Kalaupun gak bisa chat lo bisa nginep aja kan di sana? Trus pulang pagi-pagi, gue gak akan secemas ini lho ya kalo lo pulang pagi terus bilang kalo gak bisa pulang karena hujan. Daripada lo demam gini? Untung gue gak sekolah, Kak.." misuh Lisa.
Doyoung hanya diam. Memejamkan matanya sambil mendengarkan semua ocehan perempuan yang lahir bulan Maret itu.
Doyoung membuka matanya perlahan. Menatap Lisa yang juga menatapnya tajam, sedangkan dirinya menatap sayu.
"Maaf, gue gak sampe kepikiran ke situ. HP gue ngedrop, mau ngecharge tapi casan Yuta gak cocok sama handphone gue,"
"Jadi gue nekat lah nerobos ujan."
"Tolol."
Doyoung merengut. Bibirnya sedikit melengkung ke bawah, tatapannya berbeda dari biasanya. Yaa-- kan biasanya tatapan julid, tapi sekarang tatapan sayu bin memelas yang bikin Lisa gak tega jadinya.
Gadis itu menghela nafasnya pelan. "Mau makan apa? Biar gue bikinin,"
Mata Doyoung berbinar. Salah satu list nya-- ingin memakan masakan buatan Lisa, hehee. Walaupun saat itu Lisa pernah membuat sarapan untuknya. Tapi kan itu hanya roti panggang selai blueberry, jadi berbeda.
"Mau sambel jengkol."
"Serius? Ntar perut lo sakit, lho?"
Doyoung menggeleng lalu kembali menatap Lisa dengan ekspresi nya beberapa detik yang lalu.
"Mau sambel jengkol yaa?? Buatan lo.. Gue mau icip masakan lo," pinta Doyoung.
Lisa hanya mampu menghela nafas pasrah. "Oke, gue masakin. Tapi jengkolnya abis, lo yakin mau nunggu gue beli jengkol di pasar?" tanya Lisa. Alis kirinya terangkat.
Doyoung mengangguk antusias. "Iya mau ko! Mau ikutt,"
Lisa dengan cepat menggeleng. "No, lo istirahat aja diem gue gak akan terlalu lama, oke? Gak usah macem-macem lo." Lalu dia beranjak dari duduknya di bibir kasur Doyoung.
"Tapi, gue mau ikutt!" rengek Doyoung. Lisa bergidik geli, tak terbiasa dengan perubahan sikap Doyoung yang jauh berubah dari biasanya.
"Kak, jangan kek gitu deh. Gue geli anjj-- maap."
Lalu dengan secepat kilat ia berlari keluar kamar Doyoung menuju kamarnya, berganti baju dan pergi ke pasar. Untuk membeli jengkol dan beberapa bahan masakan lainnya.
Doyoung menatap pintu yang masih terbuka itu lalu terkekeh gemas.
"Ahahaa, diliat-liat imut juga ya? Jadi pengen ngen-- astagfirullah,"
"Eh tapi boleh kan ya? Kan udah sah."
☘☘☘
UDA IYAAA
NANTI LAGIIABANG DOY UDAH MULAI EKHEM SM MBAK LISA NII? ATAU MASIH SAMA JULIDNYA.
GUE GAK MAU NGASIH BADAI DEHH, TAPI MAUU. GIMANA YAA?? MENURUT KALIAN?
VOTE NYA MANAA?? AYYO SPAM KOMEN! LOVE U SEMUAAA! 😈💕.
—araa ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Julid ; Lalisa × Kim Doyoung ✔
Fanfiction- s e l e s a i - Sehari aja tanpa kejulidan? Ooh, tak bisa, bung. Raden Mas Doyoung Alvaro, dan Radinna Lalisa Maratha Alsena. Dua pasutri muda hasil perjodohan keluarga Alvaro dan Alsena ini. Mereka memang sebelumnya tidak setuju atas ini semua...