Doyoung-- lelaki itu menatap ketiga orang yang berada di sekeliling istrinya dengan pandangan tak suka.
Iya, Doyoung yang ngikutin mereka sampe sini. Emang dasar lakik posesip kok.
Doyoung menangkap semua pergerakan Lisa dan teman-temannya. Ooh, sekarang mereka sedang makan.
Melihatnya, Doyoung jadi ikutan lapar. Jadi ia memanggil barista yang berada di meja sebelah untuk memesan.
"Iya, pak. Mau pesan apa?" tanya barista itu.
Doyoung menatap menu-menu di mejanya. Bingung ingin pesan apa, karena semua menu di sini sudah pernah ia coba.
"Saya pesan churros, dan milkshake vanilla untuk mbak-mbak di meja sana," Doyoung menunjuk meja yang ditempati istri dan teman sekelas Lisa.
Barista itu mengangguk, "Mbak-mbak berponi itu, pak?" Doyoung misuh-misuh dalem hati, apa-apaan dia masih muda gini dipanggil pak?!
"Iya,"
"Tapi jangan bilang kalo saya yang pesanin ke dia. Kasih aja pesanannya bilang gini, 'Pesanan dari laki-laki penting di hidupmu'." kata Doyoung dengan pede. Jujur, barista di depannya pengen muntah.
Dengan senyum kikuk sang barista mengangguk. "Baiklah, churros dan milkshake vanilla satu. Ada tambahan?"
"Hm.. Saya mau coffe latte dan frappuccino satu, oh ya satu lagi! Cheese cake juga. Antar ke meja ini nanti."
"Baik, pak."
Pak, pak, palak kao!
••
"Mbak, ini pesanannya."
Lisa, Jeffrey, Gheo, dan Eno kompak menoleh. Lisa mengernyitkan dahinya bingung, "Lho? Saya gak mesen ini kok, mas."
Barista tadi melirik Doyoung yang juga menatapnya. Lalu ia kembali berucap, "Ini pesanan dari laki-laki penting di hidup mbak," jawabnya mantap membuat Doyoung yang mendengar tersenyum di balik masker hitamnya.
Pengunjung cafe lain yang mendengar auto gondok.
Lisa tersenyum kikuk. Senyumnya sama kayak sang barista yang disuruh Doyoung ngomong ini pesanan dari laki-laki berharga di hidupnya.
"Ehee.. Maaf mas, bilangin saya udah ada pawang, hehe.." si mas-mas barista membelak. Pelanggannya ini memalukan dirinya, benar-benar :) .
Doyoung yang mendengarnya mengernyitkan dahinya lalu tersenyum senang. Diakuin nih?
"Lho? Bukannya yang mesen ini suami mbak?" tanya barista. Lisa membola, Doyoung kah?
Tidak! Jeffrey, Gheo, dan Eno tak boleh tahu kalau dia sudah menikah!
"Lha? Lo udah nikah, Lis?" Gheo mendelik. Begitupula yang ditanya juga Jeffrey dan Eno.
Doyoung ingin berteriak saja rasanya. IYA! LISA UDAH NIKAH! SAMA GUE!
"E-enggak! Belum lah! Yakali anjirr, gue nikah sama siapa coba?!" ujar Lisa.
Jeffrey mengangguk mengiyakan, "Bener tuh! Lisa nikah sama siapa coba? Masih kelas 12 SMA juga," sambung Jeffrey.
Si barista meletakkan nampannya di meja Lisa dkk. "Maaf mbak, tolong jangan di tolak, ya? Kalau begitu saya permisi." barista mengundurkan diri dan cepat-cepat ke dapur.
Kapok dia, pelanggan nya ini penuh drama dan membuatnya ikut serta dan malu sendiri karena pelanggannya itu.
Ingatkan barista itu untuk tak menerima pelanggan seperti Doyoung.
"Gila-gila, it's so crazy! Like, akhh, gabisa diutarakan." celetuk Gheo membuat Eno di sampingnya tertawa.
"Mungkin penggemarmu, Lis." ujar Eno. Doyoung bisa mendengarnya. Hell, apa-apaan menurunkan derajat suami menjadi penggemar?! Sungguh, bukan level Doyoung.
Lisa mengendikkan bahunya. "Maybe?"
Tapi.. Kok gue ngerasa ini dari bapak-bapak julid bin ganteng itu yaa?? Akhh.. Ga mungkin, masa dia ngikutin sampe sini anjirr?!
️☘☘☘
HAHAHAA, GA TAU NGETIK APAAN. TAPI MOGA-MOGA SUKA WALAUPUN GAJEE, HEHEE 🤣🙏🏿
DOY JADI KAYA SASAENG PLSS 😅, TAPI YA NO WHT" LAGIAN UDH SAH?? WKWKKWKW. APA LH AING NIEE.
VOTE NYA MANA NIEE? KOMEN NYAA? AYYO SALURKAN SUKA KALIAN KE BUKU INI DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN! GAK SUKA? SKIP AE ELAH.
—love, araa ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Julid ; Lalisa × Kim Doyoung ✔
Fanfic- s e l e s a i - Sehari aja tanpa kejulidan? Ooh, tak bisa, bung. Raden Mas Doyoung Alvaro, dan Radinna Lalisa Maratha Alsena. Dua pasutri muda hasil perjodohan keluarga Alvaro dan Alsena ini. Mereka memang sebelumnya tidak setuju atas ini semua...