9. BINAR CINTA DARI MATA

3.4K 205 76
                                    

Hallooo!

Follow, vote dan komentar sebelum baca boleh?

Selamat membaca kisah Angka dan Ayara(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

Btw kalo kalian suka baca AU, '17 Dari Angka' ada versi AU Instagramnya juga, yaa! Bisa kalian baca di akun Instagram @tsaadinda

[Versi AU Instagram chapternya sudah lebih jauh dari pada di Wattpad]

9. BINAR CINTA DARI MATA

—Apapun cuaca dan musimnya, Angka selalu saja membuat bahagia.

Ayara berjalan dengan senyuman di bibirnya. Bagaimana tidak? Saat dirinya berpapasan dengan Angka sebelum menuju ke lapangan tadi, mereka sempat berbicara walaupun tidak begitu banyak.

Yang aneh adalah, mau sedikit atau banyak bicara, cowok itu selalu memberi bahagia pada detik dalam hari yang Ayara lewati.

"Muka orang jatuh cinta memang beda, ya? Kayak ada warna warninya gitu," ledek Pangek pada temannya yang bernama Ayara itu.

"Lo pikir gue pelangi?" balas Ayara tidak terima.

Pangek mengangguk. "Tentu saja! Pelangi di kehidupan Angka. Asik...."

"Mulai nggak waras." Ayara menggeleng tidak habis pikir. Yang namanya Pangek selalu saja mengeluarkan kata-kata yang membuat Ayara merasa geli sendiri.

"Jadi nggak sabar nungguin lo berdua publish hubungan," ucap Pangek. Tentu saja ia berhasil mendapatkan satu injakan kaki dari Ayara.

"Berisik Ngek! Kalo banyak yang pasang telinga gimana?"

"Ya bagus. Tinggal bilang kalo lo lagi deket sama Angka. Apa susahnya?" Pangek malah balik tanya.

"Susah! Lo nggak akan ngerti sama ketakutan gue," ucap Ayara membuat Pangek merasa sedikit bersalah.

"Sorry, Ra... tapi rasa takut nggak akan hilang kalo lo nggak mau melawan. Lagi pula apa yang perlu ditakuti? Angka sayang banget sama lo, Ra." Pangek berbicara sedikit panjang. Sebab ia juga merasa gemas pada hubungan temannya itu. Angka banyak disukai oleh banyak perempuan di sekolah mereka. Tapi Ayara yang sudah jelas-jelas disukai oleh Angka malah diam saja seolah tidak mempunyai kedekatan apapun.

"Memangnya kenapa orang lain harus tau tentang kedekatan gue sama Angka?" tanya Ayara yang berusaha ingin meluruskan isi kepalanya.

"Supaya orang lain sadar, Ra. Kalo lo udah dipilih sama Angka. Dan lo harus buktiin kalo Angka nggak salah udah pilih lo."

Sedikit yang Pangek katakan. Namun berhasil membuka pikiran Ayara lumayan besar.

"Kenapa?" tanya Angka yang baru saja datang.

"Biasa... lagi kasih wejangan untuk orang kepala batu," jawab Pangek sembari tertawa kecil.

"Enak aja!" ujar Ayara yang tidak terima.

"Kenapa, Ay?" tanya Angka dengan suara lembutnya.

"Nggak papa, Angka. Pangek tuh memang reseh. Kalo ngomong sama dia harus pakai emosi." jelas Ayara.

"Bentar gue mau mempertanyakan suatu hal yang besar. Lo panggil Ayara apa? Gue nggak salah dengar kan?" Pangek berkata dengan meminta jawaban segera.

17 Dari AngkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang