2. KONON KATANYA...

7.5K 347 57
                                    

2. KONON KATANYA...

— Konon katanya, jangan sampai tidak jatuh cinta di masa ini. Masa putih abu-abu dengan segala asmara yang menggebu.

Ayara menghentikan langkahnya di depan pintu kelas. Telinganya mendengar suara petikan gitar dan suara nyanyian dari dalam sana. Tebakan Ayara benar kali ini, suara itu berasal dari Angka dan Pangek yang sedang duduk di kursi paling depan pada kelas X MIPA 5.

"Selamat pagi, Ayara!" sapa Pangek dengan senyuman termanisnya.

Ayara membalas seadanya. "Pagi...."

"Sendirian lo?" tanya Pangek.

"Berdua," jawab Ayara. "Berdua sama bayangan." Ayara meletakkan tasnya di atas meja kemudian mencari sesuatu di dalamnya.

"Ye bocah!" ujar Pangek sedikit sebal dengan temannya itu.

Ayara membuka buku absen yang mulai hari ini sudah resmi berada di dalam tasnya setiap hari. Tangannya mulai menandai beberapa nama yang pagi ini sudah ia lihat hadir di dalam kelas. Meski terbilang baru hitungan hari berkenalan, Ayara sudah lumayan mengingat beberapa nama yang memang dari awal mudah mengakrabkan diri kepadanya.

"Gue hadir," ucap Pangek ketika melihat Ayara sedang sibuk dengan buku absensi.

"Hm," balas Ayara malas. Entah mengapa ia selalu saja hilang nafsu untuk berbicara jika Pangek berada di sekitarnya.

Ayara memperhatikan nama pada daftar absen lagi dan lagi. Ia tidak menemukan nama seseorang di sana. Meski terbilang cukup aneh jika ia berharap, tapi mengapa nama yang ia cari harus tidak ada?

Pandangannya menatap jauh ke arah pintu kelas yang terbuka. Matanya membulat ketika melihat seseorang yang melewati pintu kelas X MIPA 5 itu.

Ayara bermonolog. "Kenapa harus beda sih kelasnya?"

"Selamat pagi Ibu sekretaris, Clarissa hadir ya, Buk. Mohon kerjasamanya," ucap Clarissa yang baru saja hadir dan langsung duduk di samping Ayara.

"Siap laksanakan, Nak Clarissa." Sebuah tawa mengikuti percakapan dua orang yang sedang bersama ini.

"Coba lihat," pinta Clarissa. "Siapa aja yang di pindah kelasnya? Tadi gue udah baca sekilas di mading, cuma nggak terlalu perhatiin. Yang penting ada daftar nama gue aja, langsung buru-buru ke kelas deh!"

"Nih... Dua cowok yang dari kelas kita di pindah ke kelas lain. Terus diganti sama tiga cewek yang masuk ke kelas ini," jelas Ayara sambil menunjukkan daftarnya.

Clarissa membuang napas panjang. "Padahal kelas kita bakal lebih seru kalo banyak cowok, jadi semisal ada lomba futsal lagi, kan banyak cadangan. Kenapa harus di pindah?" ujarnya bertanya-tanya.

Ayara tidak menjawab. Ia hanya terdiam lalu berpikir.

Kenapa harus dia yang di pindah? Ini bukan suka, bukan soal perasaan pokoknya! Tapi... batin Ayara.

"Lo suka sama seseorang gitu nggak sih, Ra?"

Tiba-tiba saja pertanyaan Clarissa membuat Ayara terkejut. Di saat ia sedang memikirkan seseorang, mengapa pertanyaan Clarissa harus mengarah ke sana pula?

17 Dari AngkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang