Camera Roll and ACTION!
"Jivan!! Cepetan! Yang lain nunggu di parkiran!"
"Bentar, Han. Gue ambil almet di lab dulu."
"Cepet anjir! Nanti si Rajen marah-marah."
"Iya sabar buset!"
Riuh rendah suara terdengar jelas dari sekumpulan mahasiswa di tanah lapang universitas ternama itu. Warna-warni almamater menghiasi pagi yang sedikit tegang yang pastinya dirasakan oleh mereka. Banyak atribut dan papan bertuliskan banyak kata yang siap mereka bawa. Pagi ini, mereka akan berjuang membela hak rakyat yang dirampas oleh makelar kelas kakap itu. Penghuni gedung ber-AC yang seenaknya menggadaikan hak rakyat yang tak mengerti apa-apa. Menarik diri dari paksaan untuk menjadi tidak waras karena pengesahan hukum yang tak tau dirinya menggerus rakyat.
"Lama amat lu! Dandan dulu, Ji?" tanya lelaki mungil itu
"Yaelah, Jen. Abis boker gue," Sangkalnya
"Apaan! Orang abis mojok sam-hmmptt," ucap lelaki yang langsung dibekap oleh si pelaku pemojokkan
"Bau anjir! Sapu tangan lu bekas ileran," ujarnya tak suka sambil mendelik ke arah pemilik sapu tangan itu yang pastinya sudah memberikan cengiran lebar
"Udah ah, ayo! Ji, Lu kan di garda depan, buruan atuh," ucap lelaki jangkung yang sedari tadi hanya melihat kejadian mengenaskan sebelumnya
"Skuyyyyy!"
Kini, jalanan penuh dengan sorakan dan gema dari banyaknya masa pendemo yang hadir. Varian warna menghiasi jalan raya yang menjadi jalan utama di kota itu. Semua mahasiswa beriringan menuju kantor perwakilan dari rakyat yang haknya dirampas. Masing-masing dari mereka mengedarkan pandangan ke seluruh sisi jalan untuk memastikan keamanan satu sama lainnya. Teriakan yang dihasilkan megafon membuat semangat para mahasiswa itu menyatu. Tak gentar untuk melawan yang salah. Mereka diketuai oleh masing-masing pemimpin mahasiswa di universitas mereka. Yang lebih berpengalaman di depan, perempuan dan lainnya aman terjaga di bagian belakang.
"GA!! YOGA! NARESH MANA?" ucap lelaki bernama Ehan setengah berteriak ke lelaki lain disampingnya
"GAK TAU!"
"HAH?!"
"GAK TAU!!"
"HAH?! APA?!" tanyanya lebih keras
"GAK TAU ANJIR!" ucap Yoga setengah kesal karena teling Ehan yang sedikit 'tuli' itu
"RAJEN! NAR-"
"LAGI PRAKTEK!" ujar Rajen yang memotong ucapan lelaki di sampingnya. Ehan tentu saja merasa kesal karena ucapannya dipotong seperti. Sekali lagi, menatap wajah Rajen kesal
"GUE TAU SEBELUM LU NGOMONG LAGI," ucap Rajen final dan memfokuskan diri kembali pada demo yang tengah berlangsung
Matahari sudah menempatkan dirinya di ujung kepala para mahasiswa. Panasnya menyengat dan membuat mereka mau tidak mau menunda acara besar yang mereka lakukan. Semua mencari tempat berteduh untuk beristirahat sejenak, tak terkecuali keempat lelaki yang sedari tadi selalu berdampingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen
Teen Fiction5 laki-laki muda yang menghilang diujung pengejaran saat demo tengah berlangsung. Berusaha menghindari petugas keamanan dengan berlari menjauh, sangat jauh. Hingga menghilang dari dunia yang seharusnya mereka tinggali. The chosen. Semesta memilih m...