Lari

77 9 0
                                    

Camera Roll and ACTION!

Camera Roll and ACTION!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gak jadi deh," sangkal Jivan, membuat semua melengos kembali karena keterkejutannya tadi

Benar saja. Langit telah merubah warnanya saat mereka berjalan menyusuri perumahan tua itu bermaksud ingin kembali pulang. Tak ada yang memulai percakapan. Hanya semilir angin yang menemani mereka. Aneh, suara pun tak terdengar sedikit pun. Sungguh seperti tempat yang sudah ditinggalkan. Ayolah! Mereka berharap mendenger sedikit suara saja dari setidaknya satu rumah yang ada disini. Namun, nihil. Mereka tidak mendengar apa-apa. Takut, sudah pasti. Tapi, keluar dari sini adalah yang terpenting karena mereka sudah masuk terlalu jauh dari jalan utama.

Kelima lelaki muda itu lebih terlihat seperti kuli bangunan yang baru saja selesai merenovasi rumah. Ehan yang menyampirkan jasnya di pundak. Jivan dan Yoga yang menenteng jas mereka. Serta Rajen dan Naresh yang masih setia memakai atribut lengkap. Namun, tetap saja mereka berpenampilan sama kacaunya. Peluh menghiasi wajah dan tubuh mereka. Berjalan layaknya orang yang baru saja melakukan kerja rodi dengan Ehan yang dengan dramatisnya menyeret satu kakinya. Mereka hanya ingin merebahkan diri di kasur kesayangan saat ini.

Krieeeetttttt

"Anjir!" ucap Ehan tiba-tiba karena terkejut

"Lebay lu!" Jivan yang kesal dengan aksi Ehan melayangkan pukulan ringannya ke arah kepala pemuda tersebut

"Creepy banget nih tempat kek kuburan," ucan Naresh melirik ke segala arah

"Hush! Kalau ngomong tuh saring dulu," peringat Rajen dengan tegas

Bughhhh

Hanya ranting jatuh. Hanya!

"Gila aje nih yaa, gue kayak di film-film horhmpptttt."

"Dibilang kalau ngomong dijaga. Pikir dulu kalau ngomong kenapa sihh," ucap Yoga membekap mulut cerewet Ehan

"Heran gue, suka banget lu nutup mulut gue, fetish lu ya?" tatap Ehan jahil ke arah Rajen

"HEH!" yang lain mendelik ke arah Ehan, terkejut dengan ucapan ngawurnya

"Santuy gengs, gue becanda. Jangan kaku-kaku amat lah," ucapnya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan

"Tapi btw, ini tempat emang tertutup banget yaa?" ucap Rajen tiba-tiba

"Katanya nih yaa. Ini tuh tempat orang-orang yang kaya bangeet gitu," jawab Naresh

"Yang gue dengar, ini ladang saham gitu. Jadi mereka nabungnya pake rumah. Dan, hampir semua rumah disini itu yaa saham mereka. Makanya, gak ditempatin," jelas Jivan panjang

"Wihhh! Keren amat!" pekik Ehan histeris

"Ssstttt! Bisa gak sih gak rame sehari aja, Han?" ujar Yoga yang dihadiahi delikan Ehan. Benar-benar lelah dengan sikap pemuda satu ini

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang