Penduduk

48 10 0
                                    

Camera, Roll, and ACTION!

Camera, Roll, and ACTION!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ish! Bajunya gak enak, merosot terus tau."

"Hooh, bahan apa sih nih?!"

"Hush! Kalau ngomong lu berdua gak pernah difilter yaaa? Dikasih hati minta empedu," Rajen sudah jengah mendengar rengekan dari kedua rekan disebelahnya

"Lu sih enak Jen. Dapet baju yang kecil sama kayak orangnya, lah gue kayak lidi, lurus banget," ucap Naresh mendelik

"HEH!"

"Iya! Gue juga merosot terus tau gak," tambah Ehan

"Lu nya yang kecil sih, Han."

"Sini lu berantem sama gue!" ucapan Yoga benar-benar menjadi penghancur mood Ehan di pagi hari kali ini

"Hey, udah! Kita diajak makan sama yang lain diluar," ujar Jivan mendekati keempatnya

Pedesaan ini cantik, hal itulah yang mereka pikirkan setelah menginjakkan kaki keluar dari rumah yang menaungi kelimanya. Pagi ini adalah pagi yang sangat berbeda dari pagi yang sebelumnya mereka jalani. Udara terasa sangat sejuk mendekati dingin, langit cerah walaupun belum terlihat adanya cahaya matahari yang menyoroti, kabut menyelimuti setiap sisi desa hingga ke daerah air terjun, dan ditambah dengan suara burung yang cukup nyaring berasal dari wilayah kebun dan hutam rindang yang melingkupi desa. Pagi yang sempurna. Tidak ada pagi yang begitu indah selain pagi di desa ini, pikir mereka.

"SAPI PANGGANG!"

"Anjir! Gue aja jarang-jarang makan daging, setahun sekali gak sih?" bisik Yoga pada Jivan disampingnya

"Ayo dimakan. Ini hasil ternak dari desa, loh. Pokoknya semua yang ada disini itu hasil kerja penduduk desa. Jadi, selamat makan!" ucap Meera riang

Ah! Mereka baru ingat bahwa perempuan di depan mereka ini adalah ratu yang sebenarnya. Sedikit sungkan rasanya jika mengingat hal itu.

"Selamat makan!"

Mereka tidak ingin munafik! Bagai surga yang menyediakan apa-apa saja yang terbaik. Menu sarapan pagi ini juga adalah yang terbaik yang pernah mereka makan. Ayolah! Mereka hanya anak kos biasa yang tidak pernah membayangkan untuk makan daging, sayur, buah, ditemani susu sapi murni seperti ini di pagi hari. Benar-benar empat sehat lima sempurna yang sebenarnya. Sejenak mereka berpikir, apakah ini negeri dongeng? Apakah keinginan mereka yang lainnya juga bisa diwujudkan disini? Semuanya begitu indah hingga mereka lupa akan pembicaraan yang terjadi pada malam itu. Sekali lagi, ini semua luar biasa dan membuat mereka lupa.

"Hari ini kalian istirahat aja, ya. Boleh jalan-jalan di sekitar sini, jangan dekat-dekat air terjun, kita gak tau mungkin aja kalian tiba-tiba bakal bunuh diri gitu," Lingga berucap tanpa ada beban sama sekali yang membuat kelimanya bergidik ngeri. Semudah itu mengatakan bunuh diri, dasar!

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang