Aneh

34 7 0
                                    

Cameraa, Roll, and ACTION!

Cameraa, Roll, and ACTION!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjelang malam hari, tidak ada sesuatu yang mengganggu kelima pemuda itu. Tentu saja mereka bisa bernafas lega. Yoga yang sebelumnya demam pun sudah lebih baik dan kini sedang ditemani oleh Naresh, oh! Jangan lupakan Naresh yang kehilangan kunci kamarnya yang membuat dirinya menumpang di kamar Yoga saat ini. Ehan pun sudah terlelap sekarang, lebih cepat dari biasanya. Rajen dan Jivan yang awalnya sedang berada di kamar Yoga pun sudah kembali ke kamarnya masing-masing dengan Rajen yang masih harus mengerjakan tugas-tugasnya. Sedangkan, Jivan memilih untuk langsung tidur.

Jivan memiliki kamar yang terletak paling ujung, dekat dengan gudang pemiliki kos, disampingnya ada kamar Naresh, Yoga, Ehan dan diikuti Juna yang paling dekat dengan ruang terbuka. Nasib penghuni pertama yang membuat lelaki berwajah tegas itu akhirnya mendapatkan kamar pojok kos. Jivan merasa lelah, bukan karena aktifitas yang dilakukannya, toh dirinya tidak melakukan apa-apa hari ini. Tapi, karena perasaannya yang tidak menentu dan sedikit gelisah. Lebih baik dirinya cepat tidur dan memanfaatkan waktu liburnya hingga besok itu. Oh ya! Setelah demo besar-besaran, ternyata mahasiswa-mahasiswa diberikan waktu rehat hingga esok hari.


Kreteeeeeekkk

Kreteeeekkkkk

Duuuuugggg Duggggggg

Braaaaaakkkk


Jivan mendapatkan kesadarannya kembali. Dia hampir saja menyelam ke alam mimpinya kalau saja suara-suara itu tidak mengganggunya.


Kreteeeeeekk

Kreteeeekkk

Braaaaaakk


Apa itu? Apa ada orang di gudang sekarang? Mana mungkin! Ini sudah hampir tengah malam.


Dug Dug Dug Dug


Hah? Naresh sudah kembali ke kamarnya? Apa dia sudah mendapatkan kuncinya? Kenapa kamarnya berisik sekali?

Jivan mulai merasa resah sekarang. Suara-suara itu membuatnya menjadi sedikit takut, dan menolak untuk kembali tidur. Hawa yang dirinya rasakan mulai terasa lebih dingin, sungguh dirinya mulai merasa tidak enak untuk sekedar berdiri dan mengecek ada apa diluar sana. Suara-suara itu masih terdengar bising. Namun, tiba-tiba sunyi datang dan membuatnya lebih waspada lagi. Kantuk yang sedari tadi Jivan rasakan sudah benar-benar hilang sekarang.


Tok Tok Tok


Apa-apaan itu? Siapa yang mengetuk pintunya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang