Malam Penentu

40 5 0
                                    

Camera, Roll, and ACTION!

Camera, Roll, and ACTION!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gimana hari ini?"

"Baik banget, Ra," ucap Jivan ditengah fokusnya pada makan malamnya

Meera mengangguk

"Rajen gimana?"

"H-hah? Kalau ak-"

"Senenglah! Kan jalan-jalannya bareng Ehan yang paling tampaaan!!" Rajen memasang wajah masamnya, Ehan benar-benar ingin membunuh mood-nya hari ini

"Hahaha! Kalian lucu banget, sih," ucap Meera tersenyum. Dirinya jarang sekali merasakan perasaan hangat seperti ini, ah! Mungkin memang tidak pernah setelah ayahnya tiada

"Ekhem! Meera,"

"Iya?"

"Boleh kita tanya?" ucap Naresh enggan

"Oh iyaa, gimana?"

"Kamu... ehm, ratu? Ah maksudnya yang punya negeri ini?" senggolan Yoga membuatnya lebih berhati-hati dalam memilih diksi kalimat tadi, sungguh Naresh merasa tidak enak setelah menanyakan hal itu

Hening mulai menyapa orang-orang di meja makan yang berhadapan langsung dengan indahnya langit diatasnya. Setelah pertanyaan yang dilontarkan oleh Naresh, keadaan benar-benar sunyi tanpa suara. Meera terlihat memfokuskan dirinya pada makan malam di hadapannya, mungkin tak berniat untuk menjawab. Kelima lelaki muda di sekitarnya juga diam tak ingin berkomentar apapun. Merasa bersalah karena sudah melampaui batas yang harusnya tidak mereka tanyakan.

"Ehm, gini."

Kelima pemuda lelaki itu memfokuskan kedua telinga mereka masing-masing. Menunggu jawaban apa yang keluar dari perempuan muda di depannya.

"Ceritanya panjang, aku mulai dari sini aja ....

Negeri ini adalah negeri yang luar biasa indah dan memiliki banyak kekayaan alam entah itu di darat atau di perairannya. Raja terdahulunya adalah raja yang benar-benar mementingkan seluruh rakyat. Semua tampak indah, namun tidak di dalam keluarga pendirinya. Raja memiliki dua anak, sulung perempuan dan bungsu lelaki. Pada awalnya, semua berjalan baik baik saja hingga si anak lelaki berambisi memiliki tahta.

Tidak ada aturan untuk menjadi penguasa kecuali dirinya adalah anak sulung dari raja sebelumnya. Meera adalah calon ratu yang diagung-agungkan oleh banyak kalangan penduduk, namun tentu dibalik itu semua tetap ada orang-orang yang tidak menyukainya. Hingga raja terdahulu wafat, terjadilah perebutan tahta antara Meera dan adiknya. Meera tau, adik lelakinya ini adalah sosok yang pintar, ah tidak, cerdik tepatnya.

Tahta pun digulingkan dan dimenangkan oleh yang bukan pemilik sesungguhnya. Meera kalut dengan apa yang terjadi setelahnya. Saat dirinya bersembunyi di desa yang jauh dari pusat kota, menikmati kehidupannya tanpa terganggu hal-hal mengenai kerajaan dan melupakan semua yang pernah dirinya rasakan. Bagaikan disambar petir di siang bolong, Meera menerima informasi yang begitu pahit. Pusat kota menjadi sarang penjahat, perempuan direndahkan, hak penduduk setempat dirampas, orang-orang miskin diperbudak, dan semuanya benar-benar berubah menjadi tak indah.

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang