Aman?

104 11 5
                                    

Camera Roll and ACTION!

Camera Roll and ACTION!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Panas, pengap, dan sesak tak ubahnya membuat para mahasiswa itu berhenti berlari. Menyelamatkan diri dari kejaran petugas suruhan negara. Barang siapa terlibat walau hanya seujung kuku jari, maka mereka berhak ditangkap. Aksi para mahasiswa itu menggangu rakyat lain, katanya. Menyebabkan banyak ketakutan, katanya. Memancing ketidakamanan, katanya. Ketakutan siapa? Keamanan siapa? Rakyat? Atau mereka yang di dalam sana melihat dengan hati gembira para pendemo yang dipukul mundur secara paksa. Para mahasiswa gusar dengan apa yang terjadi selanjutnya, begitu pun kelima lelaki itu.

"Jivan! Ini kita mau kemana?" ucap Naresh setengah berteriak

"Lari dulu, Resh. Ikutin gue aja."

"Mending kita ke kampus aja, Ji. Lebih aman!!" tambah Rajen

"Gak usah ngerepotin kampus lu. Udah ikutin aja, aman pokoknya," Jivan meyakinkan keempatnya

"G-gue mau lari ke kampus aja, Ji," ucap Yoga yang memberhentikan dirinya

"Buru Yoga! Gak usah drama!" bentak Ehan yang diikuti lengosan dari lelaki lainnya

"Daripada gue ketangkep mending gue ke kampus," ucapnya lagi tegas dan dihadiahi delikan tajam Jivan "Cupu lu! Gak bisa tanggung jawab sama apa yang lu lakuin. Laki bukan sih lu?" sarkas Jivan

"Ayo, Yo! Makin lama lu diem, makin dekat tuh polisi," ucap Ehan lagi gusar

"BURU ANJIR! LAMA!" teriak Naresh yang dengan cepat menghentakkan tangan Yoga

"Yo, percaya sama gue yaaa," ucap Jivan mencoba lebih lembut

Yang ditatap hanya diam dan akhirnya menganggukkan kepalanya. Kesadarannya mulai muncul karena ucapan Jivan tadi. Dan, mereka pun terus mengikuti lelaki itu untuk mencari tempat persembunyian.

Jalanan semakin ricuh. Beberapa mahasiswa pendemo tidak sedikit yang dibawa oleh petugas keamanan yang ada. Untuk dimintai keterangan, katanya. Yang lain, tetap berlari, bersembunyi sampai mencoba berkamuflase di tempat-tempat yang mereka anggap aman. Nama kampus mereka ada ditangan mereka. Jika ditangkap, sama saja menangkap citra baik dari kampusnya, pikir mereka.

"Sini guys!" titah Jivan

"Buru-buru!"

"Sabar Ellaaah."

"Bu, maaf yaa jadi kayak tempat penampungan gini. Teman saya banyak soalnya," ucap Jivan mencoba ramah

"Gak papa, dek. Masuk lagi aja takut kelihatan. Polisinya garang," ucap ibu yang usianya terlihat memasuki kepala lima itu

"Iyaaa bu bener. Buset dah, dikejarin semua kita bu," respon Ehan heboh membenarkan perkataan si ibu tadi

"Bener kan, dek? Mereka-mereka tuh sering makan di warung ibu. Tapi pada gak tau diri. Nyuruh orang makan cepet, tapi merekanya malah makannya lelet," ujar ibu pemilik warung yang sekarang sudah berkamuflase menjadi sohib Ehan

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang